Kau hanya milik mu!

"Aku seperti tidak mempunyai keberanian untuk bertemu dengan Jodi lagi," ujar Sabrina lagi.

"Ya ampun..." Una tampak meringis menatapku yang tergugu tanpa kata sejak tadi. Hanya Una yang bereaksi berlebihan sejak tadi.

Sekujur tubuhku terasa bergetar, jari jemariku pun terasa kaku hingga telapak tanganku mulai basah keringat dingin.

"Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Sabrina sembari menoleh ke arahku juga Una bergantian.

"E-eh... Kalau menurutku sih..."

"Kamu berani mencium bibir seorang lelaki yang baru kamu kenal, Sab? Ini bukan di luar negeri. Apa tidak bisa pakai cara lain?" tanyaku sedikit bernada galak. Una sempat terbelalak saat aku menyela bicaranya.

"Eeh... Making love?"

"Gila, otak mesum lu ya!" Una menggebrak meja di depannya.

"Maksudku, dia adalah lelaki tampan yang seksi. Tentu dia menyukai hal-hal erotis."

"Jika begitu, kau coba saja ajak dia tidur!" cetusku seraya meraih tas gandengku hendak keluar dari kelas.