Hera pun segera masuk ke rumahnya. Ada satpam yang membukakan pagar.
Sementara itu, Arsya menghubungi Radit kalau dirinya tidak akan pulang ke rumah.
Suara Radit terdengar sangat nyaring di ujung panggilan telepon.
"Lo mau ke mana, Kak?" tanya Radit.
Sepertinya Radit berpikir yang aneh-aneh. Arsya bisa merasakannya dari pertanyaan yang sudah Radit layangkan pada Arsya barusan.
Nada suara Radit terdengar curiga.
Arsya pun tertawa. "Lo kira gue mau ke mana emang? Gue mau nginep di pabrik. Di gedung Training Center. Cape. Ke rumah jauh. Besok, lo bawain pakean gue yang komplit ya. Inget! Awas jangan sampai lupa. Kalau lupa, habis lo, Dit." Arsya mengancam sang adik.
Radit tersenyum di ujung sana. Tepatnya di kamarnya.
"Iya, gue bawain. Komplit sama sarapan pagi."
"Ah, gak usah. Sarapan bisa beli di sini. Oke kalau gituh, gue tutup. Inget lo, awas kalau lupa ya."
KLIK!
Arsya mematikan panggilannya sepihak. Baginya, sudah cukup untuk menyampaikan perintah pada sang adik.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com