Diana merasa cemas memikirkan suaminya, ia takut jika Rahman masih mencoba mencari tahu tentang Santi. Tanpa pikir panjang, Diana segera menelepon Rahman dan tak lama kemudian terdengar suara Rahman dengan nada sedikit cemas.
"Halo, Diana. Ada apa?" ujar Rahman.
"Kamu di mana, mas?"
"Aku di rumah sakit"
Diana membelalakan matanya. "Apa? Rumah sakit? Kamu kenapa? Rumah sakit mana? Aku susul kamu kesana ya"
"Gak usah Diana, tadi aku cuma ngantar Santi dan sekarang aku mau balik ke toko. Udah dulu ya, aku mau nyetir dulu" ujar Rahman yang langsung mematikan teleponnya.
"Tut.. Tut.. Tut.."
Rahman memutus sambungan teleponnya begitu saja, Diana tidak menyangka jika saat ini justru suaminya sedang bersama Santi. Diana langsung terisak dan tak mampu lagi menahan air matanya, dadanya sesak serasa ada beban yang mengikat. Ia merasa lemah dan tak berdaya, bagaimana bisa ia menerima kenyataan jika suaminya masih mengharapkan kekasihnya kembali dengannya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com