Santi masih termenung di kamarnya, ingatannya terus memutar saat Rahman membentak dirinya. Santi tidak menyangka jika Rahman akan melakukan hal itu. Bahkan Rahman sampai memberikan Tania pada Zahra, bukan padanya. Tak lama kemudian, Tania masuk ke kamarnya bersama Zahra. Mereka berdua langsung menghampiri nya dan menenangkannya.
"Mama Santi" ujar Tania.
"Iya sayang, ada apa?"
"Mama jangan sedih ya, kalau mama sedih nanti aku juga ikut sedih" seru Tania lirih.
"Mama gak sedih kok, mama cuma duh cape banget pegel. Tante Ara minta tolong pijitin dong, ini pundak mama pegel banget" seru Santi, sementara Zahra segera mengikuti instruksi Santi.
Tak lama kemudian terdengar suara sang eyang yang memberitahu jika bus jemputan Tania sudah datang.
"Tania, bus sekolahnya sudah datang. Ayo kita berangkat" seru sang eyang.
"Nggak mau eyang, aku mau di sini aja jagain Mama Santi"
"Tania, mama kan gak apa-apa. Mama cuma lelah aja, kamu hari ini di temani sama Tante Ara dulu ya"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com