webnovel

03 REGRESI

"sial, ini benar-benar terjadi. pangeran brengsek. bedebah! bajingan! sampah! bodoh!"

seperti yang aku khawatirkan. aku dapat mengingatnya juga.

beberapa waktu lalu, aku masih asik menikmati waktu liburku bersama kairos dan kaluna di tengah kota. mengagumi segala keimutan mereka yang tiada usainya.

lalu, tiba-tiba saja cahaya seolah menghilang dari penglihatanku dan aku kembali ke tempat ini. tempat pertama kali aku menyadari bahwa aku telah berada di dunia lain. rasa terkejutku masih sama begitu pula ketakutanku.

akan tetapi, kali ini aku tidak seceroboh saat pertama kali tiba di tempat ini. aku hafal jalan menuju sungai. tempat bertemunya aku dengan kairos dan kaluna.

meski begitu, mau dipikirkan sampai rambutku rontok semua pun aku masih merasa sangat kesal. keseharianku bersama kairos dan kaluna yang indah, waktu yang kami habiskan bersama, hilang begitu saja. tak berarti apa-apa.

aku takkan semarah ini apabila tak dapat mengingat putaran waktu yang dilalui orang lain. dengan mengingatnya, itu berarti aku harus mengulang lagi kan kejadian yang pernah ku lalui saat itu.

"semoga aku bertemu kairos dan kaluna lagi. dengan begitu aku masih dapat menerima kehidupan regresi ini."

"kira-kira, kairos dan kaluna sekarang ada di mana ya? mereka pasti akan menemukanku lagi kan?" duh, bagaimana jika kairos dan kaluna tidak menemukanku?

saat ku coba bangkit dari jatuhku, seluruh rasa sakit yang sama seperti waktu itu kembali menyapaku. aku ingat betul rasa sakit ini. masih sama ternyata rasanya.

dengan bermodal potongan kayu yang kuambil secara asal, aku berjalan tertatih menuju sungai.

"belum sampai sungainya sih? tidak. jangan-jangan aku tersesat?" mampus aku jika benar-benar tersesat. tidsk-tidak! jangan panik. tenanglah diriku.

sambil berjalan, mari mengingat lagi saat pertama kali tiba di tempat ini. waktu itu aku sangat panik dan ketakutan sampai-sampai aku berlari tanpa arah membabi-buta sampai seluruh tubuhku terluka. kakiku sampai patah waktu itu.

sekarang pun tubuhku sakitnya masih sama dengan yang waktu itu tetapi aku tidak lagi merasa panik meski aku masih ketakutan.

kali ini aku akan pastikan menemui pangeran brengsek itu dan menghajarnya sampai hampir mati.

pasti ini sudah melewati regresinya yang ke tujuh sehingga pangeran itu sudah menjadi gila dan berkali-kali mencoba bunuh diri.

waktu itu, aku dapat menemukan sungai dengan cepat karena aku berlari kepanikan. kali ini, dengan berjalan, waktu rasanya lebih lambat berlalu. kakiku dari tadi sudah meronta ingin di istirahatkan tapi, egoku menolak. semakin lama aku tiba, mungkin saja, aku malah melewatkan pertemuanku dengan kairos dan kaluna.

"aku tidak mau berpisah dari mereka," demi keimutan. aku rela menyebrangi rasa sakit ini demi bertemu mereka lagi.

setelah bertemu mereka, aku akan membuat rencana untuk menghajar pangeran bedebah itu.

suara gemericik air? pasti sungainya sudah dekat kan? ayo bergegas! jangan sampai melewatkan keimutan ka dan ku. aku harus bertemu mereka.

untung saja, yang kutemukan benar-benar sungai yang waktu itu. kuputuskan beristirahat di tepiannya. membasuh seluruh tubuhku dengan dinginnya air di malam hari. bayanganku terpantul.

rambutku masih berwarna perak ternyata.

sekarang pertanyaannya adalah, dimana kairos dan kaluna menemukanku yang pingsan saat itu?

saat itu, aku mengikuti kemana aliran sungai ini mengalir. sungai selalu menuju pedesaan kan?

"ugh, tapi aku lelah sekali. meski tubuhku bersih, bajuku kotornya bukan main. jika mencucinya aku tidak punya apa-apa lagi untuk menghangatkan diri."

"kai, luna, cepat temukan aku," tanpa sadar aku menangis.

langkahku tidak berhenti, sakitku tidak mereda, hawa dingin tidak segera menghangat, jauh di ujung cakrawala, dapat kulihat semburat cahaya.

kenapa aku tidak juga menemukan kairos dan kaluna? hatiku jadi resah begini jadinya.

hingga cahaya itu benar-benar muncul sepenuhnya, kairos dan kaluna tak kunjung menemukanku. ku putuskan untuk beristirahat.

cuaca terik. sesuatu yang ku tahu namanya matahari sudah tepat di atas langit. bayanganku tepat dibawahku. kenapa kairos dan kaluna masih belum menemukanku?

sebenarnya papan kairos dan kaluna akan menemukanku yang sekarat saat itu? atau jangan-jangan, aku sudah melewatkan saat aku bertemu kairos dan kaluna? haruskah aku pergi dari tempat ini? tetapi bagaimana jika kairos dan kaluna memang masih belum tiba di tempat ini?

haaruskah aku mernunggunya sedikit lebih lama lagi?

yah, benar. ayo, tunggu mereka sedikit lebih lama lagi.

#####

"tidak. harusnya tidak begini kan? kenapa mereka tidak datang juga? apa yang terjadi dengan mereka?"

tidak dapat lagi kutahan semua kecemasanku. aku menangis. aku kuat tapi aku takut kehilangan mereka. mereka kan masih anak-anak, bagaimana jika sesuatu terjadi pada mereka? bukankah menurut cerita mereka lari dari kejaran orang jahat? bagaimna jika mereka tertangkap oleh orang-orang jahat itu?

aku ingin menemukan dan menyelamatkan mereka lagi tetapi aku sendiri tidak tahu ada dimana mereka. kepada siapapun... bantu aku menemukan jawaban.

kreskkkreskk

siapa? apakah kairos dan kaluna? atau sesuatu yang lain?

langkahku kembali bergerak. suara itu aku mencarinya.

grggrrrhhh...

tunggu dulu, suara itu mirip monster. itu bukan ka dan ku?

perasaan kecewa tiba-tiba menyergapku.

saat langkahku hendak berbalik saat itulah harapanku kembali. sosok dua anak kecil berlari tergesa-gesa menuju sungai dari kejaran seekor mactíre, monster mirip serigala namun memiliki duri di sepanjang tulang punggungnya. mereka menceburkan diri ke dalam sungai itu. sungguh, mereka tahu kelemahan monster itu adalah air.

secepat kilat langkahku bergerak maju. kayu ditanganku menjadi senjata pamungkasku. melalui teknik langkah senyap dan cepat kucongkel kedua matanya. darah menciprat, mactire meraung-raung. dengan sisa darahnya di tongkat kayuku, ku seret dua anak itu dari sungai dan berlari sejauh mungkin sambil menyebar kan darah mactire di berbagai tempat.

"hosh, hosh, hosh, hosh... siapa kau?"

kami berhenti setelah berlari sejauh mungkin. "bukankah kau harus berterima kasih dulu padaku?"

senyumku merekah, mereka benar-benar kai dan luna. bahkan sifat kai pun tidak berubah sama sekali. saking senangnya aku memeluk erat mereka berdua tanpa sadar.

"woy, lepaskan pelukanmu orang asing!" kai berteriak, meronta minta di lepaskan dari pelukanku.

"siapa kamu? terima kasih sebelumnya,." seperti luna yang kukenal. dia lebih kalem dan beradab dari kakaknya.

"hehe, kukira aku tidak akan bisa bertemu kalian lagi karena pangeran brengsek itu tetapi, syukurlah kita bertemu lagi."

"siapa maksudmu? dan apa yang kau bicarakan? kau pasti komplotan yang ingin menangkap kami kan?"

hah? "aku? tidak, tentu saja aku bukan bagian dari orang yang kau bicarakan, aku cuma orang biasa yang tersasar di tempat ini."

"bohong! tidak ada orang biasa yang dapat hidup di hutan bayangan ini!"

"memangnya kenapa?" jujur, aku baru tahu tempat ini di sebut hutan bayangan. eh?

hutan bayangan? dalam novel itu, bukankah hutan bayangan adalah tempat terlarang yang bahkan tidak ada seorang pun yang dapat hidup didalamnya? di novel tidak ada informasi yang mengatakan bahwa tiga orang anak berhasil bertahan hidup di hutan bayangan. itu berarti keberadaan ku, kairos dan kaluna tidak pernah tercatat sama sekali dalam novel itu kan?

haruskah aku menyebut ini keuntungan?

"hei, kau bodoh ya? cepat mengaku saja, siapa kau sebenarnya?"

"ekhem, begini... jika aku tidak mau mengaku apa yang akan kalian lakukan padaku?"

lihat ekspresi kebingungan mereka yang berusaha mereka tutupi dengan ekspresi sok berani. lucunya.

"entahlah, kami punya kekuatan untuk menyerangmu," kairos, bocah itu menatapku remeh.

"tapi kalian lari dari monsster selemah itu tadi, tuh!" kubalas ku dengan ejekan membuat ekspersinya makin menggemaskan.

"diamlah. dan katakan saja siapa kau dan apa tujuanmu menyelamatkan kami?"

"fufufu. baiklah jika kalian begitu ingin tahu siapa aku!" aku tersenyum, "namaku kaviar, dan tujuanku menyelamatkan kalian adalah...

"bekerja lah denganku sebagai asisten pemburu." sekarang aku tidak akan membawa kalian ke kota, melainkan sebuah perjalanan pengembaraan. memikirkannya saja sudah membuatku sangat bersemangat.

"hah? apa maksudmu?"

"begini, sudah kubilang kan aku tersesat. nyatanya aku memang tersesat, lalu kalian bilang tidak ada orang yang dapat bertahan hidup di hutan bayangan tetapi meski tahu itu kalian tetap melewati hutan ini seolah yakin bahwa kalian akan selamat."

"tentu saja, karena kami hanya melewati pinggirannya saja bukan benar-benar memasukinya."

"oh benarkah? ku kira aku masih di dalam hutannya."

"kau memang tidak tahu apa-apa ya?"

"karena itu aku berniat merekrut kalian sebagai patnerku yang banyak tahu."