webnovel

Laki laki dan perempuan

SMA Global, sekolah ini memang lumayan elit diantara sekolah swasta lain yang ada didaerah Jakarta, tapi sekolah ini tak lebih hebat dibanding sekolah taraf internasional macam SMAN 5 yang pendaftarnya saja mencapai ribuan.

''Namanya shafiyya khansa, panggil aja sapi atau banteng, kebo ,badak.'' Ledek fairial

Aku langsung menginjak kakinya dan berpura-pura baik didepan kelima temannya. Kenapa mayoritas perempuan semua ?

Lelaki ini menyesatkan. Ia memang selalu populer dikalangan siapa pun. Kukira ia hanya berkawan baik dengan teman se klub basketnya saja. Ternyata tidak.

''Sapi ? berarti kamu sering makanin rumput dong ..'' Seloroh salah satu gadis , yang nyengir duluan dengan sembulan behel jutaannya.

Aku tersenyum.

''Maksud lo Xavi ? nama pemain bola yang terkenal itu ? ''

Aku bengong sesaat ... aku tahu dia sedang bercanda. Tapi aku tidak tahu siapa maksudnya. Aku hanya cengengesan sambil mengatakan ''iya iya itu."

Mereka semua tertawa renyah dihadapan fairial, dihadapan meja bulat yang terhidang beberapa makanan dan minuman.

''Okay, shafiyya. Fiya aja yah''

Oke...Itu cukup keren, dibanding sapi ?

Aku hanya mengangguk malu-malu. Tersenyum Bisu. Pasrah.

Rial kemana ?! Kenapa tiba tiba dia menghilang?

Rata-rata kelima perempuan ini saling tersenyum menyambutku. Dan ada juga yang menyelidikku dengan tatapan malas. Dan asing.

Satu persatu saling menyalami tanganku dan memperkenalkan sederetan namanya '' elvina , elsa, riana , cleo , dan clarissa . ''

Benar-benar menyesatkan fairial itu, tiap hari dia harus berkutat dengan gadis-gadis cantik berpakaian ngepas dan ngatung ini.

Aku berpikir , itu agak berbeda dengan fairial yang selama ini kukenal. Bermuka polos dan paling baik diantara semua. Dan apakah dia playboy?!

Tapi atas dasar apa ia mengenalkanku dengan mereka. Mungkin karna menurut fairial aku itu orangnya terlalu tomboy ?

Jadi ia berusaha mendekatkan aku dengan anak-anak perempuan lain seusiaku, agar aku mempunyai teman? dan jadilah aku berubah seperti halnya seorang anak perempuan...? Berdandan , menghias diri, dan paling anti naik pohon.

Ahh orang ini terlalu ikut campur ...

Diawal-awal perkenalan tadi aku sempat mengira, mungkin agak susah bagiku untuk tiba tiba masuk ke dalam lingkaran pertemanan itu. Beradaptasi dengan mereka. Tapi nyatanya, mereka terlalu loyal dan konyol, jauh berbeda dari pandangan yang asing tadi .

Aku tak kuat menahan tawa ketika berdiri ditengah-tengah lingkaran itu, mereka asyik dan gak jelas. Makan saja masih sempatnya dandan. Ada yang celemotan dengan bedaknya,lipstick bahkan mascara.

Lucunya disaat itu elsa menyembunyikan kaca yang sedang mereka pakai. Alhasil semua pun panik. Aku geli melihat elsa berekspresi begitu. Seolah gak punya dosa dengan muka temboknya.

Mungkin bagi sebagian orang ini adalah hari dandan internasional padahal ini hanya berlaku ketika ada kumpulan cowok-cowok genteng eh ganteng dibelakang sana.

Lucunya disana ada fairial juga. Ada apa dengannya yang selalu melihatku tanpa henti.

Tatapan itu malah persis seperti ibu yang khawatir dengan anaknya.

Terlalu banyak canda tawa yang terluapkan hari ini hingga aku dilupakan oleh suatu hal... sesuatu yang tiba tiba mengganjal pikiranku dan menghadang laju keceriaanku. Pesan ustadzah illa bernyanyi.

Ahh... apanya yang aku lupakan ... aku hanya harus berkerudung dan berpakaian seperti ini sampai akhir . tak ada yang perlu ku khawatirkan.... sergahku dalam hati.

Tibalah kami jalan beriringan dilorong sekolah, melepas tawa, bercanda,bergaul seperti halnya anak sekarang.

''Hahah diem-diem dia parah juga ya, masih suka manjat pohon di era millennium kayak gini ..''

''eh udah-udah ... pacarnya udah dateng tuh ...''

Inikah jalan yang dia tempuh... ?

''Fairial ?''

Fairial tersenyum menyapa kelima gadis itu

''Yuk pulang, nih tasnya '' Ucap fairial, memberi tas biru itu kepadaku

''ciye ciye segala dibawain'' Clarissa menggoda.

''Ah kalian ini, bukannya cepetan pada ngambil tas... mau dipiketin tuh '' Fairial menghela.

Mereka pun pergi dengan nada pamit yang masih terkesan menggodaku. Sementara sesudahnya aku dan fairial saling melihat. Dan berakhir muntah-muntah.

''Dih amit amit ..."

"Uwekk, baksonya keluar lagi dah"

###

Ponsel itu kuselipkan kedalam lipatan kerudung. aku sedang menelpon seseorang sembari duduk diatas jendela. Rumah fairial terlihat jelas dari sini. Iseng-iseng aku memandang kea rah rumahnya dan kupikir dia sedang tidak ada dirumah. Pintu dan jendelanya tertutup. Mungkin sedang bermain di kamar kak rizky.

''Oh Alhamdulillah deh kalo kamu disana sudah punya teman." Suara familiar dari ujung telpon adalah ustadzah illa.

Aku cengengesan .

"Ustadzah tau gak, mereka masa hobinya aneh-aneh deh ...aku selalu dibuat ketawa ketika berada diantara mereka ustadzah, mereka juga selalu care sama temennya yang lagi susah, dan gak pernah sekalipun membuat temannya itu ngerasa down. Mereka selalu ceria dan tertawa. Aku suka dengan mereka ...''

''Oh bagus itu, ustadzah mau kenal sama mereka, tapi ingat... pesan ustadzah yah ''

''Iya iya inget kok."

''Memangnya kamu awalnya gimana bisa kenal mereka?''

''Gini, kan aku punya tetangga dan aku selalu dekat dengan dia, namanya fairial ...''

''Tunggu, dia ikhwan yang waktu itu kamu ceritain ? ''

''Na'am ustadzah''

''Dia saudara angkatku, dia ngenalin aku sama teman-teman ceweknya..."

''Sampai sekarang kamu masih tinggal dengan dia ? ''

''Eh siapa? fairial? kadang-kadang sih dulu tiap hari ...''

''Dia ikhwan lho... ?''

''I,iya sih tapi aku udah anggep dia sebagai keluargaku sendiri malah aku sering becanda sama dia bersama kak rizky dikamar, kita sering rebahan bareng."

''Tapi kan gak mesti gitu juga, sampe tiduran bareng."

''Hm... ''

''Laki-laki dan perempuan itu tidak boleh bersentuhan kalau bukan mahram...''

''Tapi kan disana ada mahram ustadzah, dia juga anak yang baik ''

''Ustadzah tau, tapi kalau kakakmu lagi keluar gimana ?''

''hm ...''

''Mungkin iya kamu merasa dekat dengannya tapi usahakan jangan terlalu berlebihan secara adab juga kan itu gak baik. Mulai dari sekarang deh, dia juga bakalan ngerti kok, kalo kamu memulai hijrah mu setengah-setengah gini gimana mau sempurna hasilnya. Layaknya tuan putri. Kita memiliki adab dan peraturan dalam hidup, mungkin iya ada banyak hal yang kelihatannya indah sekali diluar dan terlihat biasa saja hingga kita terlena, padahal nyatanya ketika disentuh ia berduri. Wanita dalam islam itu penjagaannya super banget lho, dibentengi segala macem ya kan?karna itu bukti kasih sayang Allah kepada kita. Allah mengharapkan apasih dari kita. Allah cuma ingin kita selamat. Allah maha mengetahui, Dia lebih tahu wanita akan jadi seperti apa kalo nggak dijaga pake benteng-benteng itu. Ya seperti jaman sekarang ini, dimana perzinahan merajalela, derajat wanita direndahkan karna aurat, banyak lelaki hidung belang, eksistensi wanita terancam dari segala arah"

Sekilas dadaku tertohok. Aku sedang disudutkan oleh perasaan benar dan salah, yang sampai detik ini aku masih belum bisa menerima isi perkataan yang meluncur kuat dari telfon genggam itu. Padahal suara ustadzah illa masih terdengar jelas tapi aku malah sengaja menjauhkan telfon itu dari telinga