webnovel

Hijrah

"Akhir-akhir ini dia jadi jarang makan, kamu tau gak dia kenapa al?''

Kedua orang ini saling mengintip gadis berkaus biru panjang itu dari celah pintu, aisyah dan fairial.

''Nggak tan...udah dari kapan dia begini ? ''

Shafiyya tak sadar disana ada mereka. Ia sedang termenung diatas jendela. Menikmati tiap-tiap detik awan itu diarak dan si biru mulai terlihat lagi. Kakinya melipat dan posisi duduknya miring, sejak tadi tangannya sibuk menempelkan telpon genggam ke telinga. Ia sedang menelfon seseorang.

''Setahu ibu, abis pulang dari rumah temennya deh ...pas malem-malem itu ...kirain ibu dia mau nginep ...tau-taunya malah pulang lagi...sambil nangis .. ''

Fairial tersentak, ia tak pernah tahu hal ini dari shafiyya. tapi ia mulai mengendus ini ulah siapa ...

''Sehabis itu, dia lebih senang menyendiri didalam kamar tertutup, gak ada satupun orang yang tau didalam dia lagi ngapain... tapi esok harinya ibu mengerti . ternyata anak ibu seperti kedatangan hidayah."

''Hidayah?''

''Iya...Sekarang dia suka dengerin murrotal di headphone, sholat tahajjud dan ngaji . ihh getol banget rial ! Entah kenapa dia jadi super banget sama ibadahnya, hehe ngalahin ibunya ... Alhamdulillah al, yah meskipun dipesantrennya cuma enam bulanan ...''

Fairial tersenyum lirih , sepertinya ia cukup tahu bagaimana merespon wanita yang selalu membalut tubuhnya dengan pakaian panjang dan syar'I ini.

Fairial kembali memusatkan perhatiannya pada shafiyya. Sesosok gadis yang seluruh pendengarannya terpaku pada sebuah suara dibalik telpon genggam.

Aisyah bersegera memberikan nampan berisi makanan kepada fairial.

''Ini... tolong kasih dia ya ... barangkali dia mau makan ... jangan nunggu sore ... nanti perutnya sakit ..dia kan punya magh takutnya kena tipes lagi kayak dulu... ''

''iya tan''

Fairial menerimanya dan melenggang masuk ke dalam kamar.

Langkah demi langkah.Pergerakan kakinya lantas terdengar olehnya. Shafiyya sadar sedang diburu oleh mata fairial. Ia langsung menutup telepon. Dan melengos.

''Aku lagi gak mau makan ...''

Ia menghindari matanya.

''Mau disuapin ? '' Goda fairial sambil nyengir

''Apaan sih ''

Fairial meletakkan makanannya keatas meja , ia duduk dikasur. Entah kenapa tiap kali ditatapnya wajah murung itu, ia enggan menatapnya balik.

''Nanti aku makan ... ''

Shafiyya mengerti dengan perasaan fairial. Tapi ia berharap Fairial cepat-cepat pergi dan membiarkannya kembali terbenam dengan kesibukannya sendiri.

Fairial hanya melihatnya untuk beberapa saat saja dan setelahnya ia kembali keluar kamar.

''Oh iya rial ...'' Katanya dengan kalimat menggantung.

Fairial menghenti didepan pintu, secercah cahaya hadir kembali didalam hatinya, mungkin kiranya shafiyya mau mengatakan sesuatu tentang kemurungannya itu .

Ia menoleh cepat.

''Kalo mau masuk tolong liat bacaan itu , makasih.''

Ia tersenyum seusai mengatakannya.

Fairial membaca kertas yang menempel didinding pintu. Dan ia agak tersentak setelahnya.

Tulisannya berisi : " Ikhwan gak boleh masuk , kalau ada perlu ketuk tiga kali ya dan ucapkan salam. Terimakasih - shafiyya -''

Ini semua demi kebaikanku ....

Ia harus mengerti ...

Fairial tersenyum. Dan pergi

Ia tak mengerti .

###

hey ... kau kenapa akhir-akhir ini ? ''

Terlalu banyak yang tidak dimengerti oleh fairial , ia salah selama ini tentang pendapatnya yang mengira bahwa ia tahu banyak hal tentang gadis itu, hari ini dan ke depan. Ia mungkin bukanlah orang yang bisa bersanding lagi dengan shafiyya. Berdiri disampingnya tersenyum jahil. Bukan lagi orang yang akan menuntun kemana langkah kakinya menuju.

Dia sudah dewasa, sudah bisa membedakan mana yang benar dan yang salah, sudah bisa berjalan seorang diri tanpa ada satupun pemandu arah. Dia tak selamanya pikun. Ia semakin terbiasa. Dan .... ia bisa berjalan sesuai keinginan hatinya. Ia telah berubah dari yang biasa fairial melihatnya dulu.

Tapi sekarang, akan kemana langkah kaki itu menuju ? Apa jalan yang ia pilih ?

Mereka saling jalan bersisian kembali, dijalan menuju sekolah. Mereka resmi kelas dua SMA sekarang. Dan mereka sekelas.

Suasana kala itu diam, hening dan canggung. Seraya saling membawa tas masing-masing. Mereka saling melengoskan pandangan.

Mereka jalan berjauhan meski sejajar. Shafiyya sengaja memisahkan diri. Ia berjalan disebelah ujung kanan bahu jalanan dan fairial sebaliknya, ia berada di kiri bahu jalanan . Seakan ada yang membentang diantara mereka kini.

Terlalu banyak yang berubah dari diri shafiyya akhir-akhir ini, apa karna daren ? Ibunya bilang malam itu ? Bukankah ia sedang menginap dirumah daren. Apa sebenarnya yang terjadi malam itu?

Gadis itu masih membungkam diri dengan sebuah tanda tanya. Fairial tak yakin kalau ia bisa mendapatkan jawaban itu langsung dari mulutnya. Gadis itu semakin membuatnya merasa canggung ketika dihadapi.

Tiba tiba suasana pecah , gadis itu berbicara.

''Pelajaran kedua bahasa inggris kan ya ?''

''Iya ...''

Hening setelahnya . Mereka saling berdiam kembali, dengan posisi wajah yang sama, membuang muka.Suasana ini seperti bukan mereka asli. Jauh dilubuk hati , ini adalah yang shafiyya inginkan. Ia ingin berubah menjadi sesosok perempuan yang selalu terhindar dari fitnah dan selalu dekat denganNya. Terlindungi dan terjaga.

Mulai dari hari ini shafiyya mulai menyempurnakan hijrahnya, memulai semuanya termasuk dari cara penampilannya. Fairial agak aneh ketika melihat gadis ini mengenakan kerudung panjang katun yang panjangnya bahkan melebihi dada.

Lebih anggun dan tertutup. Apalagi bagi seorang gadis SMA. Meski nyatanya Fairial sempat terkejut ketika diawal. Rasanya ia semakin tak melihat diri shafiyya didalam penampilan itu. Asing. Tapi itu jalan hidupnya.

Sebaik apa jalan yang ia lihat sekarang ? Apa dengan begitu ia merasa sangat nyaman ?...

Ketika berjalan, dua orang yang saling memendam perasaan ini tak sadar didepannya ada tiang listrik. Mereka terlalu sibuk dengan pemikiran masing-masing sampai tubuh mereka menjengkang ketika masing-masing kepala terbentur tiang listrik.

''Aduuh'' Desah mereka bersamaan. Tangannya saling mengusap-usap daerah kepala yang sama.

Mereka bertatapan sebentar. Lalu tertawa membahak

***

Matanya sejak tadi menempel pada layar android miliknya . gadis ini sedang serius berkelana dunia cyber untuk kesekian kalinya. bukan facebook. Atau line . atau bbm. Atau yang sedang gandrungnya anak anak jaman sekarang.

Akhir akhir ini ia serius menekuni aktivitas nya membaca artikel islami menyangkut kisah para nabi dan rasul, tentang sahabat dizamannya tentang sains islam dan masih banyak lagi. Shafiyya kadang suka merenung sendiri ketika membacanya, malah sering ia menangis karna kelemahan imannya .

Tapi bedanya mungkin untuk kali ini ia tak bisa menangis, ya setidaknya jangan didepan mereka. Elsa dan keempat temannya yang sedang seru menggosip ria, yang tak lain tentang cowok-cowok ganteng yang bertebaran didepan sana.

Mereka sedang berada dikantin. Termasuk juga fairial, yang duduk lumayan jauh dari kita. Ia selalu bergabung dengan lingkaran itu, teman-teman seklub basket nya , ia kelihatan berteman baik dengan daren.

Meski sejak tadi ia tidak kelihatan berbicara dengannya. Fairial seakan membeku disana. Dingin dan paling menyendiri. Seakan ada tebing-tebing berundak yang melindunginya.

Juga, ada yang salah ketika shafiyya bertatap mata dengan daren, ia cepat-cepat menghindar, ia langsung menggidik ketakutan dan panas dingin. Bahkan seperti halnya bertemu mata dengan setan.

Tiba tiba ada yang nyeletuk, sambil memusatkan perhatian kepada shafiyya ''Eh eh . shafiyya lu kok akhir-akhir ini sering diem terus sih, maen hape terus, ahh gua tau lo udah punya pacar ya ?'' Ucap riana dengan nada menggoda.

Lima temannya menatap shafiyya sekilas, apalagi elsa. Ia jadi yang paling penasaran melihat shafiyya.

Shafiyya mengernyitkan alis ''Nggak...aku lagi baca artikel, tuh liat ceritanya inspratif banget.''

''Artikel apaan shaf?''

''Artikel islami, kisah-kisah nabi, para sahabat, alim ulama pokoknya banyak deh juga aku paling suka bagian sains nya, Nih kalian juga baca deh seru lho ! ''

''O,oh ..'' Ucap Riana, semuanya saling memandang.

''Mau ikutan baca gak?''

''Eh nggak ah ...hehe''

''Eh kenapa ? kalian ?'' Shafiyya menawarkan yang lain

Semua menggeleng dan lebih memilih meninggalkan percakapan tentang itu .

Itu.... adalah yang ketiga kalinya mereka ucapkan. Padahal ceritanya tentang para nabi dan rasul yang dulu selalu didongengkan oleh guru-guru ngaji waktu kecil. Apa mereka tidak ingat? Atau kah mereka hanya menjadikan itu semua sebagai dongeng penghantar tidur ?

Apa mereka mereka terlalu merasa bosan dengan ini semua? hanya karna disana tak ada nyanyian, music dan pacar ?

Hey , mengapa kalian menjadikan kisah ini terlupakan ? ...

Sampai elsa dan keempat antek-anteknya selesai makan, shafiyya tetap duduk sendirian disana. Berkutat hanya dengan ponsel bermerk chinanya. Ia seolah berada didunia lain, teman-temannya pun sering merasa seperti itu, roh dan pikirannya tak ada disana.

Ia terlalu fokus dengan artikel islami itu. Sampai-sampai semua yang disekitarnya ia lewati begitu saja, termasuk tatapan fairial yang selalu membuntuti kemana arah ia pergi .

''Eh lo nggak ngerasa ada yang aneh sama shafiyya ?''

''Iya eh ... semenjak ngajarin ngaji si daren kok makin aneh ya ''

''Dia makin gak asyik ..''

''Tapi padahal mah si daren biasa-biasa aja, kok malah si shafiyya yang kedapetan hidayahnya ya ?''

Clarissa dan ketiga temannya saling berbincang didepan kaca, membenarkan semua yang ada diwajah, rambut dan penampilan mereka. Bahkan ada yang sedang memolesi wajahnya dengan bedak.

''Ceritanya juga udah ngawur ... sok alim kata gua mah ...lu liat aja dari kerudungnya.. ''

''Heh, iya kayak bu haji ''

''Pfft lagi kesurupan kali dia ''

''Kesurupan ibu haji maksud lu ? ''

''Pfft... ''

''Mhahahaha ''

Diantara gelakan tawa yang hampir sukses memecahkan kaca didepan mereka ,elsa hanya diam. Ia tak benar-benar memperdulikannya. Ia lebih memilih berdandan menceritakan dunianya sendiri dengan bayangan dikaca. Ia pakai lipgloss berwarna merah muda itu secara perlahan.

Tiba tiba semua tersentak oleh suara gaduh seorang gadis didepan pintu.

''GAWAT ! Daren sama fairial berantem !''

''Hah serius lo ?!'' Semua terlonjak

''Kok bisa?''

''Makanya gue juga gak tau masalahnya apa ! ayo cepetan !''

Lima orang ini pun mulai berguguran keluar dari kamar mandi , termasuk elsa yang lebih sangat ekspresif dengan ini semua.