webnovel

# 2 First Meet

Hari ini aku bersiap untuk meninggalkan Negara Indonesia. Negara yang membuatku melupakan semua kenangan indah yang kutinggalkan di Korea.

Aku memasukkan baju-baju dan dokumen penting kedalam 2 koper besar dan 1 tas ransel. Tidak lupa juga aku memasukkan album foto masa kecilku. Rumah sebesar ini akan kutinggalkan untuk pergi menyembuhkan memori ingatanku di Korea.

Aku melihat lagi lukisan sungai Han yang masih berada di tembok kamarku.

"Aku akan datang kesana melihatnya secara langsung. Aku yakin dahulu sudah pernah mengunjunginya namun karena amnesia aku menjadi lupa segalanya"

"Haru-ya...Sudah siap?"

Appa memanggilku di depan pintu kamarku.

"Sudah Appa"

Aku meninggalkan lukisan dan rumah besar ini. Aku sengaja meninggalkannya agar orang yang menghuni rumah ini melihat bahwa sungai Han mempunyai banyak kenangan indah dengan bunga sakuranya yang Indah.

Mobil berjalan meninggalkan rumah. Di perjalanan ke bandara aku melihat gedung-gedung megah. 'Good Bye Indonesia' gumamku dalam hati.

***

Bandar Udara Internasional Incheon.

Akhirnya aku sampai juga di Negara Korea. Selamat datang Korea. Negara tempatku untuk mengingat semua masa laluku. Entah aku bisa mengingatnya atau tidak aku yakin aku lebih nyaman berada di Negara ini.

Sopir yang berada di korea sudah siap menjemput kami untuk menuju rumah kami yang berada dikorea. Sebelum pulang kerumah aku memutuskan ingin pergi melihat sungai Han secara langsung.

"Appa...seperti rencana awal aku ingin melihat sungai Han dulu ya?"

"Silahkan nak. Kita bersama-sama ke Sungai Han. Biar Bi Ijah tahu tempat bagus di Korea"

"Walah Pak Bagus..Terimakasih banyak. Mari den kita berangkat"

Bi Ijah terlihat antusias. Ini pertama kali untuknya pergi keluar Negeri. Bi Ijah tetap bekerja sebagai ART di keluarga kami walaupun sudah berbeda Negara.

***

Disepanjang sungai Han bunga sakura bermekaran tanda musim semi. Aku sangat kagum melihatnya. Ini seperti pertama kalinya aku melihat bunga sakura walaupun dimasa lalu aku sudah melihatnya. Aku merasa lahir kembali disini. Terlihat sangat nyaman untukku menyusuri sekitar sungai Han.

"Appa...Aku turun disini saja ya?"

Ketika aku melihat jembatan dan dikelilingi bunga sakura.

"Baiklah. Appa dan Bi Ijah akan menunggumu di taman. Appa harap kamu tidak lupa dengan jalan menuju arah sini"

"Tidak Appa. Aku hanya disana. Appa dan Bi Ijah kelihatan kok dari sana"

Aku berjalan mendekat sungai han dan kulihat jembatan di sungai han sangat indah. Dibawah pohon sakura yang bermekaran aku mencoba mengingat sesuatu.

'kkok mareul haeya anayo

nae mameul geudaen wae ajik moreuneunji

nal arajwoyo na jeongmal geudael saranghaeyo (Apakah aku harus mengatakannya agar kamu tahu

Aku tidak yakin mengapa, kamu masih tidak tahu perasaanku, tolong ketahuilah

Aku begitu mencintaimu)

Dengan desiran angin tiba-tiba aku mengingat nada ini. Kenapa tiba-tiba aku mempunyai nada seperti ini. Apakah ini lagu? dimana aku mendengarkannya? Aku termenung sambil mengingatnya.

***

Di desa kecil dekat sungai Han tinggallah seorang gadis bersama neneknya menjual sayuran. Ara. Begitulah nenek memanggilnya. Ara, gadis rajin yang bersuara merdu siswi Sakura High School yang mendapatkan beasiswa karena nilainya yang tergolong diatas rata-rata.

Ara yang ingin masuk kelas extra musik namun karena nilainya yang bagus dan beasiswa dia terpaksa masuk di kelas extra studi. Dikelas dia sering sekali bermain musik dan bernyanyi dengan teman-temannya dan membuat gaduh seluruh kelas hingga wali kelas lelah akan sikapnya.

Di halaman rumah, Ara sedang bernyanyi bersama anak-anak kampung.

"Ara...Nenek minta tolong dong anterin sayur...!!!

teriak nenek pada Ara yang berisik di halaman rumah.

"Arrraaaaaaaaaa..."

Ara tidak mendengar suara nenek hingga neneknya berteriak lagi. Akhirnya Ara mendengar suara neneknya sedang berteriak dari dalam rumah.

"Yaaaa.... nek"

"Ara-ya...Bisa nenek minta tolong antar sayuran ini?"

"Bisa Nek. Ara mengambil sepeda dulu ya?"

Ara segera mengambil sepedahnya dan memasukkan sayuran kedalam keranjang sepeda.

"Nenek? ini mau diantar kemana?"

"Ke rumah Ahjuma Remi. Kamu tahu rumahnya kan?"

"Lewat jembatan sungai han kan nek?"

"Iya. Hati-hati ya. Disana rame hari minggu"

"Iya Nek...Aku berangkat"

"Maafkan nenek ya Ra, Nenek belum bisa membelikanmu motor untuk mengantar sayuran!"

Nenek mengelus pundak Ara dengan raut wajah yang terlihat sedih.

"Nek...Ara tidak butuh motor. Ara punya sepedah saja sudah bersyukur bisa membantu nenek"

Ara menaiki sepedanya dan tersenyum pada nenek.

Ara mengayuh sepeda dengan santai. Setiap orang yang ditemuinya dia sapa dan tersenyum manis.

Ara mengayuh sepedanya di pinggir sungai Han dengan membawa sayur di keranjang sepedanya. sambil menikmati desiran sungai Han dia bersenandung sambil mengayuh sepeda.

Sementara Haru masih mengingat nada yang tiba-tiba muncul di pikirannya.

Ara melewati Haru yang sedang termenung dibawah pohon sakura. Sambil mengayuh sepeda Ara melihat Haru seperti mengingat seseorang. Ara tanpa ragu menghentikan sepedahnya dan menatap Haru.

***

Disaat aku mempunyai sepenggal ingatan nada yang tak jelas difikiranku, Aku ingin merekam nada yang keluar dari pikiran alam bawah sadarku namun kulihat baterei ponselku habis. Aku melihat gadis bersepeda berhenti di depanku. Tanpa berfikir panjang aku langsung mengambil ponsel dari sakunya dan kusenandungkan nada yang keluar dari ingatanku.

selesai kusenandungkan sepenggal nada, lalu aku mengirimkan email dari ponsel gadis tersebut.

"Gomawo"

Tanpa lupa aku berterima kasih dan mengembalikan ponselnya. Aku teringat Appa dan bi Ijah yang sedang menungguku. Aku segera menghampirinya dan pulang kerumah sebelum waktu malam.

***

Ara sempat melongo sebentar melihat Haru namun akhirnya dia tersadar ketika Haru pergi dan berlari dari hadapan Ara. Ara mengejarnya dengan sepeda namun jalanan terlalu ramai untuk berteriak dan mengejarnya.

"Hey....Tunggu...."

Ara terjatuh dari sepeda hingga ponselnya pun ikut terjatuh. Ara mengambil ponselnya namun ponselnya mati, untung saja sayuran yang berada dikeranjangnya tidak rusak akibat terjatuh.

Ara melanjutkan lagi perjalanan menuju rumah nenek Remi untuk mengantar sayuran. Dia mencoba mengingat siapakah pria yang ditemuinya tadi. Wajahnya terasa tidak asing bagi Ara.

- Flasback -

5 Tahun yang lalu.

Disebuah komplek perumahan Hanok Bukchon Seoul, Haru dan Ara tinggal disana. Mereka selalu bersama kemanapun mereka pergi. Jarak usia yang terpaut 3 tahun tidak menjadikan mereka saling membedakan.

Haru, di usia yang sangat muda. Diumur 13 Tahun harus menerima kenyataan pahit didalam keluarganya. Eomma dan Appanya bercerai karena terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing hingga melalaikan Haru.

Ketika gugatan perceraian sudah dinyatakan diterima oleh pengadilan dan hak asuh Haru berada di tangan Appa Haru, Appa Haru pun mengajak Haru pindah ke Indonesia. Tempat asal Appa Haru dilahirkan.

"Ara-ya...kita harus bagaimana? Aku harus pergi dari Korea!"

"Oppa harus pergi sekarang?"

"Mianhe (Maaf), Aku akan menemuimu lain kali"

"Sungguh, Kamu akan menemuiku lain kali?"

"Iya"

"Berjanjilah padaku kamu akan kembali lagi dan menikahiku"

"Tidak...!!"

"Kenapa?"

"Karena kita akan menikahi orang yang kita cintai saat dewasa nanti"

"Kalau begitu cintai saja aku saat dewasa nanti"

"Baiklah. Boleh saja"

"Berjanjilah?"

"Aku akan menemuimu lagi"

Mereka mengaitkan jari kelingking tanda perjanjian dimulai sejak kecil.