webnovel

Bab 15 : Lukamu menjadi lukaku

Dermaga kota

Liu Qiang baru saja tiba di tempat tersebut dan menyaksikan kericuhan yang terjadi antara polisi dan anggota nya yang kebetulan membawa minuman keras.

"Tuan... mereka masih tidak mau mengijinkan barang-barang itu masuk."

Liu Qiang dengan tegas melangkah menghampiri para polisi yang menjadi penghalang dalam bisnisnya.

Semua orang langsung menatap serius kearah pemuda berparas tampan namun kejam itu.

"Apa yang membuat kalian tidak mengijinkan semua barangku masuk ke kawasan ini?"

"Bukan begitu Tuan... kami hanya menjalankan tugas kami sebagai aparat kepolisian. Mengingat barang yang tuan bawa adalah barang ilegal di negara ini!"

"Legal dan tidak legal semua hanya aku yang bisa menentukannya, jadi sekarang juga biarkan mereka masuk dengan barang itu."

"Tapi Tuan Liu! apa aku harus menelpon Ketua komisaris polisi untuk membuat kalian di hukum karena sudah menggalangi anak buah ku?"

Liu langsung menelpon komisaris Tuan Wang Lee.

"Halo Tuan Liu... apa kabar? mengapa menelpon di waktu seperti ini. Oh ya soal hadiah yang kau kirimkan ke kediaman ku, aku sangat berterima kasih dan tidak pernah menyangka akan dikirimi barang berharga seperti itu." ucap Wang Lee dengan nada cengengesan.

"Bukankah aku sudah memberikan kau segalanya, lantas mengapa kini bawahan mu masih berani menghalangi anak buah ku untuk membawa barang melewati perbatasan?" Kata Liu Qiang.

"A.. apa- siapa yang berani menghalangi Tuan Liu Qiang yang terhormat. Aku akan menghukum dia untuk Tuan."

"Silahkan bicara dengan Bawahan mu!" kata Liu menyerahkan ponselnya ke salah satu aparat kepolisian.

Mereka langsung menunduk malu dan merasa tak kuasa berbuat apa-apa saat Wang Lee sudah memarahi seluruh anggotanya tanpa jeda. Suara Wang menggema layaknya speaker keras yang menderu di telinga masing-masing anggotanya. Setelah menerima perintah dari Wang Lee akhirnya para polisi tersebut mundur dan memberikan jalan untuk anggota Liu memasuki tempat tersebut sembari membawa barang milik Liu Qiang.

"Tuan... saya menerima laporan dari salah satu anggota Naga hitam bahwa ada seorang wanita yang membawa kamera ke kawasan mereka dan merekam seluruh aktivitas di sana. Dan saat ini wanita itu sedang di beri pelajaran oleh pemimpin Naga hitam.

"Wanita...?"

Saat mendengar kata wanita, Liu langsung bisa menebak bahwa wanita yang di maksud oleh salah satu anggotanya adalah Jia Li.

Segera tanpa ragu Liu menarik kunci mobil yang ada di tangan supirnya. "Ikuti aku, kita menuju tempat Pemimpin naga hitam." Kata Liu memberi perintah kepada orang-orangnya.

Liu menyetir mobil dan melaju dengan kecepatan tinggi untuk memastikan bahwa apa yang ada di pikirannya jauh dengan apa yang akan dia dapati nantinya, karena jika sampai apa yang ia takutkan terjadi maka, Liu pasti akan menghukum Pemimpin naga hitam.

*************************

"Hahaha... kau hanya berani melawan seorang wanita, dasar brengsek! Cuih...!" Kata Jia Li meludah kearah Pemimpin naga hitam.

Saat itu pelipis Jia Li mengeluarkan darah yang cukup banyak.

Di luar Gudang.

Sudah empat puluh lima menit Lay menunggu Jia Li, dan kini ia semakin merasa gusar akan keberadaan kakaknya di dalam sana.

"Apa aku haru menelpon polisi?"

Lay terlihat mondar-mandir di pojok gedung sambil menggoyangkan ponsel yang ada di tangannya.

"Aku harus menelpon polisi, aku sudah tidak bisa menunggu lagi!" batin Lay.

Lay langsung menghubungi pihak kepolisian dan meminta bantuan sesegera mungkin.

"Halo... pak nama saya Lay. Ada situasi yang sangat gawat darurat disini pak, kakak saya dan saudara laki-laki saya di sekap oleh segerombolan preman di sebuah gudang. Saya tidak tau bagaimana kondisi mereka saat ini tapi bisakah kalian segera datang dan membebaskan kakak saya yang ada di dalam sana?"

"Kami sudah mencatat Laporan tuan, bisakah kami dapatkan alamat anda saat ini tuan. Agar kami bisa segera menuju tempat yang anda maksudkan."

"Saya akan membagikan lokasi saya pak. Saya mohon segera datang dan secepatnya bebaskan kakak saya pak, saya takut terjadi hal yang tidak-tidak dengannya." Kata Lay panik.

Setelah memutuskan panggilan Lay langsung berdecak kesal. "Semua ini gara-gara kebodohan Wang... lihat saja, jika terjadi sesuatu kepada Kak Jia... maka aku tidak akan pernah memaafkan Wang."

Selang beberapa menit dari tempat ia berdiri, Lay melihat mobil mewah berwarna hitam diikuti beberapa mobil lainnya, berhenti di pekarangan gudang tersebut yang di penuhi semak belukar hingga sedikit menutupi pandangan Lay.

"Mobil siapa itu?" batin Lay bertanya-tanya.

Liu Qiang berjalan dengan langkah tegas memasuki gudang kosong tersebut di temani beberapa anggotanya.

Di sana ia menyaksikan pemandangan yang amat menguras emosinya. Kemarahannya memuncak bahkan kemarahan itu terlihat di wajah Liu Qiang yang memerah seperti kerang rebus.

Bayangan Liu Qiang menutupi cahaya yang sempat membuat Jia yang tergeletak di lantai memejamkan matanya.

Perlahan Jia membuka matanya dan menatap Liu Qiang yang memandangnya.

"CK... bajingan sesungguhnya sudah datang, dia pasti sangat bahagia melihat aku dalam kondisi seperti ini." Batin Jia.

"APA YANG KAU LAKUKAN!" bentak Liu.

Dengan tatapan yang tajam, si rahang tegas mengeluarkan aura kemarahan yang amat menakutkan. Jia menatap samar-samar wajah pria yang saat ini tengah mengangkat tubuhnya, mendekapnya dengan erat.

Darah mengalir dari pelipis mata Jia dan saat itu bahkan Jia merasa sedikit pusing namun masih tidak kehilangan kesadarannya.

"T.. tuan... Liu!" ucap pria berbadan besar yang sempat memukul Jia.