Tiga hari kemudian.
Seorang pemuda sedang memegang pedang dengan erat di tangannya ketika berdiri di panggung turnamen Orde Rahasia. Matanya penuh dengan penghinaan saat memandang Gu Ruoyun yang perlahan berjalan ke arahnya. Lalu dia mengangkat sudut bibir dan berkata dengan mengejek, "Gu Ruoyun, aku kira kamu akan mundur pada menit-menit terakhir. Aku tak menyangka kamu akan memiliki keberanian untuk menantangku! Jika begitu kasusnya, aku akan membuatmu memahami harga akan sikap egoismu itu!"
Gu Ruoyun melangkah ke panggung turnamen di tengah cibiran penuh hinaan Yun Yan. Jubah hijaunya berkibar pelan bersama angin, membuat dirinya menyerupai pohon bambu yang agung dan tinggi. Jarak antara keningnya dipenuhi aura yang dingin dan segar.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com