"Papa, bisakah Papa tidak pergi? Aku tidak ingin sendirian, dan mama pasti tidak mau Papa pergi."
Pei Ge memeluk ayahnya dengan erat, bahkan tidak berani bernapas.
Mimpi ini sangat realistis sehingga Pei Ge berpikir selama dia memeluk ayahnya dengan erat, dia bisa membawa ayahnya kembali ke sisinya. Namun, sosok halus itu tetap pergi.
"Ge Ge, Papa sudah keluar cukup lama, Papa harus pergi sekarang."
Mata ayahnya bergerak sedikit. Melihat air mata kesedihan di mata Pei Ge, hati ayahnya sakit. Wajah tulus ayahnya tidak menunjukkan emosi lain tetapi rasa bersalah di mata itu membuat Pei Ge memahaminya dengan jelas.
"Papa, jangan pergi. Aku mohon, jangan pergi."
Pei Ge menundukkan kepalanya. Kekuatannya, yang ada di pinggang ayahnya, tiba-tiba meningkat dengan jumlah yang menakutkan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com