webnovel

Keluar dari Gua

"Lilya! Aku memiliki tugas penting untukmu ... ". Wiliam berbicara melalui pikirannya dan menjelaskan situasinya kepada Lilya yang juga merupakan salah satu anggota pengawalnya putri Lucia.

Beberapa menit kemudian Wiliam mulai membuka mata, "Sudah selesai, saat ini salah satu pengawal nona Lucia sedang dalam perjalanan menuju planet bumi. Dia akan merawat nenek anda seperti yang perintahkan". Tutur Wiliam dengan cepat.

"Apa kau yakin? kau tidak sedang berusaha membodohi ku?". Mata Kenzo sedikit mengerucut. Menyelidik dengan tajam.

"Saya tidak akan berani melakukan itu, satu hal yang anda harus ketahui, sebagai seorang pengawal khusus nona Lucia, kami tidak akan pernah bisa berbohong, karena kami telah terikat oleh kontrak tertentu". Wiliam segera menjelaskan semuanya untuk menghilangkan kecurigaan Kenzo.

Namun Kenzo tidak menanggapi, raut wajahnya masih terlihat datar, "Huh, sepertinya anda masih belum mengerti". Wiliam menutup mata, mengambil napas dalam.

"Nona Lucia! Saya sangat membenci anda, setiap kali melihat wajah menjijikkan anda, saya ingin muntah hingga hampir mati!". Teriaknya tiba-tiba mengutuk putri Lucia dengan suara lantang.

"Weeeeng".

Sesaat kemudian, wajah Wiliam tiba-tiba memerah seperti arang, lalu darah segar mulai mengalir di ujung bibirnya, dia terlihat menahan sakit dari dalam tubuhnya.

Tidak bertahan lama, tubuhnya langsung ambruk, dia terbaring meringkuk sambil menekan dadanya dengan keras.

"Hey, apa yang terjadi? kenapa tiba-tiba seperti ini?". Dengan wajah panik, Kenzo segera meraih tubuh Wiliam, berusaha untuk membantu sebisanya. Dia jelas terkejut melihat keadaan yang tiba-tiba seperti itu.

Secara tidak sengaja dia menyentuh api yang berkobar di dada Wiliam, dan hal itu pun langsung membuat Wiliam lemas dan tenang. Dia tidak lagi meringis kesakitan, dan perlahan berusaha duduk. Mengatur napas untuk mendapatkan ketenangannya kembali.

Raut wajah Kenzo sendiri masih terlihat sangat kebingungan, dia tidak tahu apa yang telah terjadi.

"Terima kasih tuan, anda baru saja menyelamatkan saya, harusnya itu sudah bisa membuktikan semuanya sekarang". Ucap Wiliam dengan napas yang masih belum stabil.

"Apa maksudmu? Aku tidak melakukan apa pun". Kenzo mengerutkan keningnya semakin kebingungan.

Wiliam segera menggelengkan kepalanya, "Itu tidak benar Tuan, anda baru saja menyelamatkan saya, Satu-satunya alasan saya mengalami kejadian barusan adalah karena berbohong kepada nona Lucia tentang penilai saya terhadapnya". Wiliam coba menjelaskan kembali.

Mendengar hal itu, Kenzo sedikit menganggukkan kepala, dia ingat dengan ucapan Wiliam yang mengutuk putri Lucia, padahal dia sangat menghormatinya.

Setidaknya dia bisa memahami bagian tersebut, namun masih belum mengerti apa hubungan kejadian itu dengan dirinya.

"Lalu kenapa aku bisa menjadi penyelamatmu? Bukankah itu tidak ada hubungannya?". Kenzo masih ingin mendapatkan penjelasan yang lebih rinci agar tidak salah paham.

"Itu sangat sederhana, seperti yang saya katakan sebelumnya, anda telah menyatu dengan nona Lucia, itu artinya jika saya berbohong kepada anda itu sama saja saya berbohong kepada nona Lucia". Jawab Wiliam dengan penuh sopan. Berharap Kenzo mengerti dengan maksudnya.

Kenzo menelan ludahnya, dia benar-benar paham sekarang, namun itu juga membuatnya lega dan mulai percaya kepada Wiliam.

Kini kekhawatirannya pun telah mereda, dia melangkah pelan, kemudian bersandar di dinding gua untuk menenangkan diri. Wiliam yang melihat itu pun tersenyum tipis lalu ikut bersandar di dekat Kenzo.

Wiliam merasa sangat lega, Kenzo akhirnya menerima kenyataan tersebut, dia awalnya sempat khawatir akan terus mendapatkan pemberontakan.

"Aku Kenzo Reygan, kau bisa memanggilku Kenzo!". Gumamnya sambil mendongak ke langit-langit gua, dia mencoba untuk menerima kenyataan yang sedang terjadi kepada dirinya saat ini.

"Mmm, itu nama yang bagus tuan". Wiliam merasa senang karena Kenzo mulai terbuka diri terhadap dirinya.

"Aku benar-benar tidak menyangka akan terjebak dalam kondisi yang sangat membingungkan ini, aku berharap semuanya akan baik-baik saja". Kenzo sedikit bergumam sambil menoleh ke beberapa arah ketika dia menyadari sesuatu.

"Tuan apa ada masalah? Sepertinya anda sedang mencari sesuatu?". Tanya Wiliam sambil memerhatikan wajah Kenzo yang terlihat kebingungan.

"Di mana peri kecil? Aku ingin melihatnya lebih jelas". Jawab Kenzo dengan sangat polos, dia benar-benar belum menyadarinya.

"Apakah maksud anda nona Lucia?". Tegas Wiliam, dia tidak mengenal istilah peri yang di tanyakan Kenzo, tapi dia sangat yakin yang dimaksudnya adalah putri Lucia.

"Putri Lucia? Peri kecil itu adalah putri Lucia?". Kenzo langsung tersentak karena terkejut, dia pikir sosok putri yang sangat di hormati Wiliam adalah sosok yang lebih mirip dengan karakter gadis Harem penuh godaan seperti yang ada di komik atau pun serial anime favoritnya.

"Mmm, itu benar. Beliau adalah anak ke 3 kerajaan Lone, beliau adalah putri Lucia Lone, lalu wujud yang anda lihat sebelumnya adalah wujud rohnya, dan saat ini beliau telah kembali bergabung dengan tubuh anda.

Tapi sayangnya karena memaksa keluar dari tubuh anda beliau harus mengalami tidur cukup panjang, meski begitu, anda tetap masih bisa menggunakan kekuatannya". Wiliam memberitahukan keberadaan putri Lucia.

Mendengar jawaban itu, Kenzo langsung memeriksa tubuhnya, dia terdiam sesaat dan entah bagaimana dia bisa merasakan kehadiran putri Lucia di dalam dirinya.

"Jadi itu sebabnya dia bisa berbicara dengan leluasa di dalam pikiranku sebelumnya". Kenzo kini menyadari sepenuhnya asal dari suara gadis yang sangat dingin dan kasar.

"Apakah dia benar-benar seorang putri, sangat meragukan, bagaimana mungkin ada seorang putri yang kasar dan tidak ramah seperti itu?". Gumamnya dengan suara yang cukup rendah.

"Apa anda mengatakan sesuatu?". Wiliam mendengar ucapan Kenzo yang samar, dia hanya bisa menafsirkan sebagai sebuah keluhan.

"Ah ... Tidak! Bukan apa-apa, jadi lupakan saja". Kenzo jelas tidak ingin menyinggung Wiliam, dia tahu seberapa setia dan hormatnya bocah kecil di dekatnya tersebut kepada putri Lucia.

"Baiklah! Jadi apa yang harus kita lakukan selanjutnya?". Kenzo coba menanyakan rencana Wiliam berikutnya, dia sudah mulai menerima keadaan tersebut sepenuhnya.

"Rencana kita satu-satunya adalah menjadi lebih kuat, tapi sebelum itu saya ingin sedikit menjelaskan tentang planet ini, anda akan sangat membutuhkan pengetahuan tersebut". Ujarnya dengan cepat sambil melompat dan langsung berdiri.

"Silahkan ikut dengan saya". Pintanya sambil sedikit menoleh ke arah Kenzo, lalu segera melangkah pelan keluar dari gua.

Kenzo yang melihat itu segera mengikutinya dari belakang, dia sedikit menelan ludah sangat penasaran dengan keadaan planet yang ditinggalinya saat ini.

Wiliam keluar melalui samping air terjun dan langsung melompat menuju atas tebing, hanya dengan 2 pijakan dia sudah berhasil naik di ketinggian belasan meter dari mulut gua.

Kenzo yang mengikuti Wiliam dari belakang hanya bisa mengerutkan kening, dia sudah sangat sering memanjat tebing, tapi baru pertama kali melihat seseorang menaiki tebing dengan cara melompat, terlebih itu dilakukan dengan sangat mudah dan cepat.

Tidak ingin ketinggalan dia segera memanjat tebing, mengandalkan pengalamannya, "Ini benar-benar licin, setidaknya aku butuh alat bantu untuk bisa menaikinya dengan selamat". Kenzo yang hanya naik beberapa meter merasa sangat kesusahan.

Wiliam yang melihat itu mengangkat alisnya, dia hampir lupa jika Kenzo belum mempelajari apa pun, tanpa pikir panjang dia langsung melompat turun, lalu dengan cepat merangkul tubuh Kenzo dan membawanya naik ke atas tebing.

Kenzo yang mendapat perlakuan tersebut merasa sedikit malu, namun apa daya, dia benar-benar kesulitan dan secara tidak langsung sangat membutuhkan bantuan Wiliam.

Saat ini tubuh Wiliam sendiri seperti anak kecil, tapi dia bisa mengangkut tubuh Kenzo yang lebih besar darinya tanpa terlihat kesusahan sedikit pun.

"Terima kasih".

Kenzo hanya bisa mengucapkan kata tersebut dan juga sangat terkesan dengan kekuatan Wiliam yang membantunya menaiki tebing yang tingginya mencapai ratusan meter.

"Itu bukan apa-apa tuan, saya hanya ingin anda bisa melihat semuanya lebih jelas dari tempat ini, anda bisa menilainya sekarang, tapi yang lebih penting dari pemandangan ini adalah penghuni dan keadaan sebenarnya dari planet ini".

Wiliam tersenyum tipis, mempersilahkan Kenzo untuk menikmati pemandangan dari planet Ars.

"Ini ... Inikah planet Ars? Benar-benar sebuah keajaiban!". Mata Kenzo melebar dengan wajah terbengong, dia tidak pernah menyangka ada planet dengan pemandangan yang begitu menakjubkan.

Ribuan gelembung raksasa bercahaya melayang di langit dengan ketinggian yang beragam, mulai dari ribuan meter hingga ratusan ribu meter,

Lalu triliunan bintang bisa terlihat dengan jelas, bahkan beberapa planet terdekat pun menunjukkan keindahannya, jaraknya cukup dekat layaknya bulan di planet bumi.

Sementara pemandangan di daratan tidak kalah dari planet bumi. Pohon-pohon raksasa dengan ketinggian ribuan meter menjulang hingga menembus awan, gunung berapi dengan lahar yang terus menyembur, hutan dan sungai terlihat memiliki berbagai macam warna dan sangat luas.

Pada dasarnya semuanya tidak jauh berbeda dari planet bumi namun sebagian besar mulai dari ukuran, bentuk dan beberapa hal lainnya memiliki perbedaan.

Bahkan beberapa hewan malam terbang di langit dengan sayap yang bercahaya.

Seluruh pemandangan tersebut benar-benar membuat Kenzo tidak bisa berkata-kata, itu adalah pemandangan terbaik dan tergila yang pernah dia lihat seumur hidupnya.

Kini perhatiannya kembali tertuju ke arah ribuan gelembung raksasa yang bercahaya, setiap gelembung memiliki luas yang berbeda-beda, mulai dari ratusan meter hingga ratusan kilometer.

"Wiliam benda apa sebenarnya yang melayang di udara tersebut?". Penuh penasaran Kenzo langsung bertanya dengan wajah yang masih tercengang.

"Kami menyebutnya sebagai dungeon terbang, tempat tersebut juga merupakan salah satu tujuan kita, itu adalah tempat terbaik untuk menaikkan level, khususnya untuk anda". Wiliam mengungkapkan dengan ringan agar Kenzo bisa memahaminya dengan mudah.