webnovel

IPA vs IPS (kelas satu)

Sofia adalah seorang siswi IPS di salah satu SMA swasta di Jakarta. Sedangkan Atlas seorang siswa berjurusan IPA di sekolah yang sama. Tidak pernah ada yang mengira bahwa kedua jurusan ini adalah kombinasi yang berbahaya. Sofia yang dikenal sebagai pembuat keonaran harus bekerja sama bersama Atlas yang di kenal sebagai siswa termanis dan serba A+ dalam segala hal untuk menyatukan kedua jurusan.

Anotherclub · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
9 Chs

Chp. 5

Atlas sedang membaca buku di perpustakaan sekolah. Mungkin perpustakaan adalah tempat kesukaan nya karena disana dia tidak akan terganggu dengan suara-suara siswi yang sedang bergosip atau harus menolak ajakan Noel untuk kabur dari lingkungan sekolah. Atlas hampir tidak dapat mendengar apapun di sana sesampai seseorang duduk di hadapan nya.

"udah ku duga kamu ada di sini... Pacar." ucap Sofia

Atlas menghelakan nafas nya "gak ada siapa-siapa di sini, kamu gak harus memainkan peran mu sebagai 'pacar palsu' ku"

Sofia melihat sekeliling nya lalu kembali pada laki-laki di hadapan nya "ada ibu-ibu itu" tunjuk nya kearah wanita tua di dekat pintu perpustakaan

"dia penjaga perpustakaan, dia gak tau tentang proyek kelas kita" balas Atlas "apa yang kamu ingin kan?"

Sofia bersikap tersinggung akan perkataan Atlas "kok tau kalau aku sedang menginginkan sesuatu?"

Atlas menahan senyuman nya "kamu gadis yang gampang di tebak"

"itu gak benar" jawab Sofia. Atlas melipat tangan nya dan Sofia pun mengakui tujuan nya. Sofia menghelakan nafas "okay fine... Aku butuh bantuan mu." berat bagi Sofia mengatakan itu, sehingga suara nya penuh beban dan malu

Atlas menyengir "aw... Susah kah mengakui nya?" Sofia memutar matanya mendengar Atlas yang mengambil keuntungan dari situasi ini "ada apa? Princess Sofia abis nginjek permen karet? mau di bersih in sepatu nya?" tanya Atlas dengan nada yang biasa di gunakan untuk berbicara dengan anak kecil

"kamu tau? untuk ukuran laki-laki, kamu cukup cerewet." balas Sofia

Atlas tersenyum "dan untuk ukuran perempuan, kamu cukup kuat mukul wajah Markus... Ngomong-ngomong menurut aku itu keren" puji Atlas sehingga Sofia tak bisa menahan senyuman nya. Atlas menahan tawa nya dan berusaha untuk serius dengan wanita di hadapan nya "okay, ada apa?"

Sofia mengecek kembali sekeliling nya seakan dia akan mengatakan sebuah rahasia "kamu ingat buku jurnal yang Lola temukan?"

"ya..." jawab Atlas

"kayak nya Lola dan aku tahu siapa pemilik buku itu"

"siapa?" tanya Atlas sambil menutup buku nya

"ini dia orang nya" suara Lola terdengar, Sofia dan Atlas melihat gadis itu duduk bergabung bersama mereka "kenapa kamu gak chat aku kalau kamu udah nemu Atlas?" tanya Lola pada Sofia

"Sofia pengen sendirian dengan ku" Atlas membantu menjawab nya dengan kebohongan nya

Sofia tetap melihat Atlas dengan jijik walaupun dia tidak mengoreksi pernyataan Atlas.

"kamu udah ngasih tau Atlas kenapa kita mencari nya?" tanya Lola lagi pada sahabat nya

Sofia mengangguk dan Atlas pun bertanya lagi "siapa yang kalian kira?"

"Fray" ucap Lola

"siapa Fray?" tanya Atlas

"kamu gak kenal Fray? dia anak laki-laki, sekelas dengan kita dan dia milih IPA saat bu Grace ngajar" ucap Lola lagi tetapi nama itu masih belum tergambarkan di kepala Atlas "yang suka make topi golf dan duduk nya kayak ratu England"

"ah, si homo?" tanya Atlas

"jangan panggil dia homo" tegur Sofia

"tunggu, homo bukan nama nya?" Atlas terlihat sangat bingung di hadapan mereka saat ini "aku kira itu nama nya karena Markus dan yang lain nya manggil anak itu homo" gumam Atlas yang kini merasa bersalah

Sofia cemberut "Markus jahat banget..."

"aku gak tau kalau buku ini benar-benar milik nya, tapi kemungkinan iya nya ada... Dia hampir gak berbicara sama sekali, dan dia di buli. Kita harus membuat yang lain berhenti bersikap jahat pada nya." ucap Lola

Sofia tersenyum melihat sahabat nya "Lola benar, kita harus melakukan ini. Atlas bertugas di bagian laki-laki, aku dan Sofia di bagian perempuan."

Atlas terdiam di hadapan mereka sambil mendengar Lola dan Sofia merencanakan apa yang harus mereka lakukan. Atlas tidak tahu jika dia bisa membantu mereka dalam hal ini karena membantu seorang laki-laki yang kemungkinan menyukai sesama jenis akan menghancurkan reputasi nya.

-

Di kafetaria, Lola dan Sofia sedang makan siang bersama teman-teman nya. Mereka melihat Fray yang sedang makan sendirian di salah satu meja makan. Tempat nya di ujung belakang. Fray menyibukan diri nya dengan makanan vegetarian di hadapan nya. Dengan headset yang terpasangkan di kedua telinga, Fray menutup dunia dari hadapan nya. Ash melihat kearah Lola dan Sofia menatap, dan ketika Ash melihat Fray, Ash pun melempar sebiji anggur ke arah wajah nya "woy Fray!"

Lola terkejut, mata nya terbuka lebar melihat perbuatan Ash, sedangkan Sofia menjadi sangat marah sebelum Ash mendapatkan kesempatan untuk mengatakan maksud nya. Sofia meluncur kearah nya dan menyerang Ash. Kedua gadis itu tergeletak di lantai dan Sofia mulai berkali-kali menampar wajah Ash. Kakak-kakak kelas yang dari jurusan IPS mulai mendukung jagoan mereka masing-masing di saat Ash kesusahan mendorong Sofia dari tubuh nya. Dan kakak-kakak kelas yang dari jurusan IPA hanya menonton dari tempat makan mereka.

Lola berusaha menjauhkan Sofia dari Ash tetapi sayang nya gagal. Teman-teman kelas mereka hanya menertawakan mereka "bantu aku menghentikan mereka!" perintah Lola pada teman-teman nya yang lebih tertarik melihat Sofia dan Ash bergulat

"berhenti? Pemandangan ini merangsang ku." jawab Noel sebelum dia berdiri di atas meja untuk mengumpulkan uang taruhan nya

Ash akhirnya berhasil menahan kedua tangan Sofia sehingga dia mendapatkan kesempatan untuk mengatakan maksud nya "aku sedang mengajak nya gabung ke meja kita bodoh!"

Mendengar itu Sofia menghentikan diri nya "oh ya? lain kali pakai cara yang benar, jangan melempar sesuatu ke wajah nya" ucap nya sebelum dia berdiri dari tubuh Ash

Lola membantu Ash berdiri "kamu gapapa?" tanya nya sebelum dia memberikan Sofia tatapan kecewa nya "Sofia..." tegur nya sehingga Sofia menjadi merasa bersalah. Ash dan Lola menatapi Sofia, menunggu Sofia untuk meminta maaf. Seisi menjadi sangat kecewa akan berakhir nya perkelahian mereka.

Sofia menghelakan nafas dan tetap menjaga harga diri nya dengan tidak meminta maaf pada Ash. Lalu Sofia menghampiri Fray yang kini tersadar akan kedatangan nya.

"hey" Sapa Sofia yang berusaha bersikap ramah pada nya

Fray tidak melihat keramahan itu, bagi nya Sofia adalah wanita yang sudah gila. "kenapa kamu ngomong dengan ku? kamu mau mukul wajah ku ya?" tanya nya penuh curiga

"ha? enggak, nama ku Sofia" Sofia memperkenalkan diri nya

"aku tau siapa kamu, kamu yang akan memainkan peran Juliet di kelas ku" ucap Fray

"Iya benar, kita sekelas. Aku kesini karena aku mau ngajak kamu makan bareng sama yang lain" ucap Sofia dengan lembut nya

Fray melihat kearah meja makan Sofia dan teman-teman nya dan ketika dia melihat Markus dan juga anak laki-laki lainnya, Fray merasa cemas "kayak nya aku makan disini aja, makasi udah ngundang" ucap nya dengan senyuman miris

Sofia merasa sangat gagal, biasanya dia akan memaksa, tetapi Sofia mengerti jika Fray merasa tidak nyaman di dekat mereka. Lalu dia pun kembali ke meja nya dengan cemberut di wajah nya.

"apa kata nya?" tanya Lola pada Sofia

"dia takut padaku..." gumam Sofia dan Ash pun tertawa. Lola tidak bisa menahan diri nya sehingga dia ikut tertawa "gak lucu tau... Kadang menjadi menakutkan di mata cowok-cowok membuat ku insecure. Kadang aku pengen bersikap manis supaya ada yang mendekati ku"

Lola berhenti tertawa dan merangkul sahabat nya. Ash tersenyum padanya "jangan pernah mengecilkan mahkota mu hanya karena kamu takut membuat seseorang merasa terintimidasi"

Sofia tersenyum "bisa berkata manis juga kamu" puji nya

Ash terdiam sesaat lalu Lola pun mengganti topik pembicaraan "ngomong-ngomong, kamu udah punya rencana buat bikin Atlas pengen putus?" tanya Lola pada sahabat nya

Ash mendengus "rencana? Sofia gak butuh rencana untuk membuat Atlas gak nyaman pada nya."

Sofia hanya bisa memaksa diri nya untuk terbiasa akan kata-kata pedas Ash "apa yang harus aku lakukan? aku juga gak mau kesempatan ku untuk berpacaran dengan kakak kelas ganteng seperti kak Nathan ilang kalau status aku masih di bilang 'berpacaran dengan Atlas'"

Lola tersenyum "Sof, kamu tau kan kalau kak Nathan itu pacar nya kak Atlanta"

"mereka sepupuan" koreksi Ash

"bagaimana kamu tau?" tanya Lola

"aku nanya, dan dia menjawab ku" jawab Ash

Sofia tersenyum genit dan melihat kearah Nathan yang sedang berbicara dengan teman-teman nya. Di kepala Sofia, Nathan sedang berjalan kearah nya. Tersenyum pada Sofia dengan sekotak pizza di tangan nya. Angin meniup wajah Sofia, memberikan efek tarian pada rambut nya yang bergelombang melewati bahu nya. Tatapan Nathan terfokuskan hanya untuk Sofia, dan hal itu membuat semua gadis di kafetaria menjadi envy pada nya. Bahkan Ash yang lebih cantik dari nya.

"Sofia" ucap Nathan dengan suara yang begitu maskulin "aku tau kamu udah diet selama seminggu, ini pizza untuk hadiah nya"

"oh kak Nathan..." ucap Sofia dengan lembut nya "bagaimana dengan gadis-gadis yang lainnya?... hati ku begitu lembut, aku gak mau membuat mereka iri pada ku..." ucap Sofia, walaupun asli nya dia tidak akan sungkan-sungkan untuk memamerkan adegan romantis itu di wajah mereka semua.

Lalu wajah Nathan mulai terpudarkan dan wajah itu berubah menjadi wajah orang lain, wajah Atlas. "ada apa dengan mu?" tanya Atlas yang telah berhasil membangunkan Sofia dari mimpi siang nya.

"ngapain kamu kesini?" tanya Sofia dengan jutek nya

Atlas tersenyum dengan manis nya sambil memberikan sesuatu pada Sofia, kotak makan berwarna merah muda "untuk makan siang pacar ku"

"tapi aku udah makan" ucap Sofia yang bingung karena nya

"kamu gak bisa menolak pemberian nya" ucap Nana. Mereka semua melihat kearah Nana dan dia pun kembali menjelaskan "karena kalau kamu menolak gestur baik Romeo, kamu akan membuat nya marah dan sedih dan kalau hubungan kalian berakhir, semua itu akan menjadi salah mu, salah anak IPS"

Semua orang di meja itu melihat kearah Sofia yang tidak mempunyai pilihan lain selain menerima makanan itu. Sofia membuka kotak makan itu dan diri nya pun terbingung "apa ini?" tanya nya

"ew... pare..." ucap Lola yang kini merasa kasihan pada sahabat nya "Sofia, pare itu sangat pahit, kamu gak akan suka" Sofia menutup kembali kotak makan nya dan memberikan nya pada Atlas

Senyuman Atlas melebar "oh manis nya... Juliet mau aku suapin?" tanya nya sambil menodongkan sepotong pare ke mulut Sofia

Sofia berusaha tersenyum dan menahan diri untuk tidak menampar laki-laki di hadapan nya "aku makan nya nanti aja ya di rumah"

"oh ayolah, aku udah capek loh bikin nya" Atlas memerintah "makan sekarang."

Ash berbisik pada Lola "sepuluh detik dari sekarang Sofia akan menyerang Atlas"

"kayak nya dua puluh detik" ucap Lola

"oh mau taruhan?" tanya Ash dan mereka pun mulai berhitung

"makan, Sof. Buka mulut mu." perintah Atlas lagi

Sofia tersenyum dan bergumam, berharap hanya Atlas yang dapat mendengar kan nya "Atlas, aku gak suka di suruh-suruh. Jauhkan tangan mu dari wajah ku" ucap nya masih tersenyum pada para saksi

Atlas tidak menuruti nya, dia bahkan berani memainkan pare itu sebagai pesawat yang akan melandas di mulut Sofia "ngeeeengg..."

-

"apa yang sebenar nya terjadi?" tanya ibu Grace pada kedua murid di hadapan nya. Yang satu masih berada di dalam proses menenangkan diri nya, dan yang satu sedang kedinginan akan cairan milkshake strawberry yang tertumpahkan di sekujur tubuh nya.

Sambil memeluk tubuh nya sendiri, Atlas berusaha menjelaskan "Sofia berubah menjadi Hulk, dan menyiramku dengan milkshake strawberry nya..."

"dia memaksa ku makan pare!" bela Sofia

"tapi aku sedang berbuat baik pada nya, dia pacar ku dan aku mau dia makan makanan yang sehat..." tambah Atlas yang berusaha mencarisimpati dari ibu Grace

"dia berusaha membuat ku kesal supaya hal ini terjadi" ucap Sofia yang ingin menangis

Ibu Grace tahu hal ini akan terjadi, tetapi dia terlalu berharap lebih pada mereka. Grace menghelakan nafas dan berbicara "kalian seharus nya menjadi inspirasi untuk teman-teman kalian... Kalian harus bisa membuktikan pada mereka kalau IPA dan IPS bukan musuh..."

Mendengar itu Sofia pergi dari ruang konsultasi tanpa meminta izin sama sekali. Grace tidak melarang nya, dia mengerti perasaan Sofia. Atlas hanya tersenyum merayakan kemenangan nya. Mengucapkan selamat siang nya pada Grace, Atlas keluar dari ruang konsultasi.