webnovel

Introvert vs Ekstrovert

Dia introvet bukan cool. he's not ice Prince. Apa jadi nya jika si introvet yang selalu menjaga jarak dari orang justru suatu ketika ia ditarik paksa dari dunia nya oleh sebuah tawa dan senyuman. saat ia tau semua nya apa kah ia harus berhenti? ia di hadapkan 2 pilihan berjuang atau tidak sama sekali. tapi apa iya mampu? mundur atau maju keduanya sama berat nya. lalu ia harus apa? *** "senyum dong" suara itu terdengar mengintrupsi bersama an dengan jari yang menarik bibir pria itu hingga terbentuk lengkungan di wajah nya. "kan makin ganteng, makin sayang deh!" "kenapa masih suka?" "pengen aja!" jawab ia gamlang. lalu ia mendekat ketelinga nya dan mulai mengeja kata hingga sebuah kalimat meluncur. "nan-ti,...ka-lo.....u-dah ca-pek!" tubuh itu menegak dan hilang di balik pintu. *** Rasa percaya dan Rasa cinta adalah satu kesatuan. biar rasa percaya yang melahirkan cinta... tanpa campur tangan rasa tak suka.. karna ini bukan novel romansa mula benci jadi cinta. {my introvet boy} berhenti lah pura pura bahagia, bahagialah dengan sesungguhnya bersama ku. {my ekstrovert girl}

Desember_01 · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
273 Chs

bagian 19 mengemaskan

Selamat membaca

.

.

'Gocha... I got you'- sarah membatin dalam hatinya saat mendapatkan apa yang sesuai ke inginan nya, ini lah yang sebenarnya yang ia rencanakan terhadap Akira, karena jujur saja ia sangat penasaran dengan apa yang membuat Akira bersemu merah.

Sarah menoleh kepada Akira dengan gaya malas. Ya, bermain tarik ulur memang menenangkan, meski Sarah sangat tertarik sekali pun, ia tetap akan bermain tarik ulur, karena tidak ada yang lebih menyenangkan selain mempermainkan lawan bicara, seolah merekalah yang ingin menjelaskan atau mencari tahu, meski pada kenyataannya adalah sebaliknya. Hal itu juga berlaku untuk Akira, dan lihatlah, betapa mengemaskan nya wajah Akira yang bersemu malu saat menahan tangannya agar tidak masuk kelas. Sayangnya, Akira hanya memegang tangannya sebentar, begitu ua berbalik, tangannya yang tadinya menahan lengan sarah juga ikut terlelapas.

"Ada apa Akira?" Tanya sarah dengan nada seolah dirinya lah yang menjadi korban, padahal sebaliknya. Gambaran seorang pembuly yang ulung, namun halus, bisa di gambakan dalam sosok sarah. Terlihat menyenangkan, dengan nada suara yang santai namun jika membully ia tidak suka membully secara fisik. Siapapun yang mengalami bully-an dari Sarah pasti yang harus di perhatikan adalah mental, karena di rusak secara mental itu tidak terlihat namun nyata. Hanya saja, Sarah tidak pernah membully seperti yang ada di tempat lain atau justru teman teman nya yang lain yang suka membeda bedakan kasta. Ia justru sebaliknya, ia membully si pembuly.

Saat orang tua dan guru dari teman temanya tidak bisa mengajari etika menghargai, dan tidak bisa menghormati kaum lemah terutama ekonomi menengah kebawah yang di perlakukan seenaknya, ada yang di lukai fisiknya, ada juga yang menjadikan mereka sebagai budak atau pembantu yang di suruh suruh kesana kemari. korban itu sebagian nya adalah ekonomi menengah kebawah, di tambah tidak memiliki kelebihan apa apa, terutama yang terlihat culun dan bullyable. Dan pelaku Pembullyan itu biasanya adalah anak anak yang orang tua nya berpengaruh, sepertinya pejabat negara, pengusaha, dokter dan lain sebagainya.

Di saat ia melihat atau mendengar ada yang di bully, sarah tidak akan bertindak gegabah, ia tipe orang yang bermain dalam diam. Saat ia ada kesempatan untuk mengerjai si pembuly bersama ke 2 konco nya, maka selesai satu permasalahan pembullyan di sekolah itu. Ya, sarah terlihat jahat dan nakal di mata beberpa orang, tapi di mata yang lainnya sarah adalah pahlawan, dimata yang lainya lagi sarah adalah sosok humoris yang sempurna. Ya terlalu banyak hal yang akan tersebut jika membahas tentang sarah di mata orang orang.

"Kok malah diem sih?..." Tanya sarah mulai jengah setelah beberpa saat menunggu Akira membuka suaranya. Akira akhirnya mengangkat Kepala nya, menatap sarah sekilas sebelum ia mengalihkan pandangan nya dari kontak mata sarah. Akira tidak mau terjebak dengan tetapan sarah yang sangat mengintimidasi. "Hey... Yasudah kalau masih mau diam, aku masuk dulu ya," Kata Sarah pura pura cuek, lalu berbalik hendak meninggalkan Akira. Sekali lagi permainan tarik ulur di lakukan Sarah.

Belum ia melangkah, ia mendengar suara dari arah belakang nya. "Itu.. Emm..." Akira masih nampak ragu untuk mengungkapkan apa yang ada di kepalanya. "Itu apa?" Tanya Sarah berbalik laly memutar matanya pura pura kesal dan marah. "Itu, kancing bajumu terlepas, a-aku tidak melihat nya kok!" Kata Akira dengan kepala menoleh kesamping dan mata tertutup rapat.

Sarah yang mendengar seruan gugup Akira seketika menoleh ke arah badannya, melihat kancing apa yang di maksud oleh Akira. Begitu ia mengetahui bahwa apa yang di maksud oleh Akira, mata sarah menyipit, 'ini kan cuma kancing ke 2, kecuali kancing ke 3 baru deh panik, tapi apa-apaan dia, eh.. Ngomong ngomong lucu juga nih'- sarah tersnyum licik melihat Akira yang masih bersemu malu.

"Akhh... Akira mesum ih..." Seru sarah dengan suara agak pelan sambil memeluk dadanya, ia tidak mau memancing anak anak keluar dari kelas dan menganggu kesenangan nya. "Engga kok, kamu apa apaaan sih," Seru Akira kesal di katai mesum oleh Sarah. "Hahaha... Engga kok, Akira nya Sarah gak mesum, makasih ya," Kata Sarah tertawa kecil mengakhiri kejahilan nya sebelum ada yang keluar mencarinya dan malah mendengar pembahasan mereka. Bukan ia yang malu, tapi Akira yang akan malu, untuk ukuran orang seperti diri nya yang memiliki kepercayaan diri berlebih seperti ini, di goda teman teman sudah menjadi hal biasa baginya.

"Yasudah, kalau begitu aku pergi dulu," Kata Akira lalu berbalik hendak meninggalkan sarah, namun belum beberapa langkah ia kembali berbalik. Dan mendapti Sarah masih di tempat. "ada apa?" tanya sarah langsung, tepat di saat Akira berbalik.

"kamu tau kalau nama kamu masuk dalam olimpiade ekonomi?"  tanya Akira pada Sarah, entah kenapa ia bertanya namun ia penasaran kenapa Sarah tidak hadir di rapat pertama, Pasalnya ia juga ikut tapi di bagian ostronomi, saat melihat list nama peserta ia menemukan nama Sarah.

"masuk lagi ya? Buk patma itu ngak kapok apa?!" gerutu Sarah.

"kenapa?" tanya Akira heran, Tak biasa nya ada siswa yang marah saat nama nya terdaftar menjadi anggota olimpiade untuk mewakili sekolah, malahan di kelasnya banyak yang berlomba lomba agar bisa mengikuti Olimpiade, Tapi  Sarah? Gadis ini selalu punya kejutan.

"kamu ngak akan ngerti!" kesal Sarah tanpa sadar membuat Akira tersinggung.

" oh!, maaf saya pergi!" Akira mengangguk dengan wajah datar terkesan marah dan belalu pergi meninggalkan Sarah.

"kok saya? Kan udah ganti aku, kenapa masih pake kata saya sih, oi! Gue belum selesai ngomong!"  Sarah memanggil namun urung mendapat balasan.

Sarah membuka pintu kelas nya bergegas mencari ketua kelas."nih tugas...!" Seru Sarah pada Ketua kelas.

"lo mau kemana?" Tanya nya panik saat melihat kertas tugas dari Sarah.

"mau ngejar masa depan!" balas nya berlari menuju arah yang di lewati Akira tadi. 'Sejak kapan Sarah mikirin masa depan?' gumam orang orang yang mendengar ucapan Sarah barusan.

Sarah bergegas menyusul Akira, namun sayang, secepat apa pun ia berlari ia tak menemukan Akira, hingga ia berhenti di depan kelas ipa 4. Sarah mengintip dari luar jendela. Di depan kelas ada buk wati selaku walikelas sekaligus guru bahasa inggris sedang mengajar. Pandangan sarah memindai seisi ruangan namun tak menemukan 'masa depan' nya.

"kamu ngapain di sini?" Sebuah suara mengaget kan Sarah hingga gadis berambut coklat itu menghambur melompat mengambil jarak.

"ha?!"

.

.

Tbc

Siapa hayo yang ngaetin sarah??

A.merlin

B.akira

C.guru bk