webnovel

SATU~AWAL KBM DI SMA

"Sama Putra ya berangkatnya" Ayah muncul dari balik pintu. Inje hanya menghela nafas pelan dan melanjutkan menali sepatunya. Putra tetangganya itu pasti berangkat mepet jam masuk yang ada mereka akan terlambat.

"Ayah lihat dia tadi dah siap kok" seakan Ayah bisa membaca pikirannya

Inje hanya menggumam dan mencium tangan ayahnya. Tidak ada yang bisa menjamin Putra akan berangkat pagi, meskipun dia sudah siap.

"Inje berangkat dulu", pamitnya dan berjalan ke rumah Putra yang berada tepat didepan rumahnya dan hanya dibatasi oleh jalan.

Putra adalah teman sekaligus tetangganya dari kecil. Dimana ada Inje pasti ada Putra tapi tidak dengan Putra, meskipun ada Putra belum tentu ada Inje. Mereka sudah bersama bahkan dari keduanya lahir di dunia meskipun lebih tua Putra tiga bulan dan sampai sekarang SMA.

Entah keajaiban atau takdir yang bagaimana mereka selalu saja sekelas. Bosan sebenarnya tapi mau bagaimana lagi. Kalau Ayah tidak bisa mengantar ke sekolah pasti ujung-ujungnya dia harus berangkat dengan Putra meskipun dengan kemungkinan telat.

Inje mendorong pagar rumah Putra yang menjulang tinggi hampir menutupi atap. "Gimana sih ini" gumamnya karena pagarnya benar-benar berat dan susah untuk didorong. "TUNGGU AJA DILUAR KALO GA BISA BUKA" terdengar teriakan Putra dari dalam rumahnya.

"CEPETAN!" sahut Inje

"Iya ini lagi make sepatu"

Inje melihat Putra dari sela pagar sedang menali sepatunya. Tumben udah siap beneran, batinnya. Apa karena ini pertama masuk KBM ya?. Tapi Inje sangat tau tipikal Putra bukan yang seperti itu. Dia itu seenaknya sendiri dan sedikit urakan.

Berbeda dengan Inje yang benar-benar tidak mau mencari masalah dan lebih memilih mencari aman sebelum terkena masalah. Masalahnya sudah benar-benar banyak selama dia masih berteman dengan Putra.

Tak lama Putra keluar dengan sepeda motor kesayangnya Rx King 2001 dan memanasinya.

"Tumben berangkat pagi"

"Hari ini guru piketnya Pak Jodi". Inje mengernyit bingung "Pak Jodi tu guru waka kesiswaan yang kejam, kamu ga tau?". Inje hanya menggeleng pelan

Kalau dilihat dari tasnya yang terlihat penuh dia pasti sedang mebawa sesuatu. "Kamu pasti bawa komik lagi" Inje yakin tebakannya benar karena kalau bukan karena itu tidak akan mungkin seorang Putra akan buang-buang waktu dan lebih memilih membaca komiknya dulu. Karena kalau mereka sampai telat, katanya sih- tas juga akan ikut di geledah.

Putra hanya meringis seakan membenarkan tebakan Inje. Inje menggeplak pelan bahunya tidak habis pikir dengan kelakuannya. Padahal ini hari pertama mereka KBM setelah seminggu MOS, sudah berani saja mencari perkara. Apalagi membawa komik yang Inje tau komiknya itu komik-komik vulgar.

Seperti saat itu, waktu Inje main kerumahnya Putra sedang sibuk membaca komik. Karena penasaran Inje iseng mengambil satu komik di sebelah Putra dan saat membukanya secara acak dia melihat gambar tidak senonoh seperti pasangan yang sedang melakukan adegan ranjang. Mana tulisannya juga "ah.. ah.." Inje yang terkejut saat menemukan itu langsung menutup komik dan Putra yang sadar langsung merebutnya dari tangan Inje.

"KAMU BACA KAYA GINIAN?" padahal mereka baru kelas tiga SMP saat itu. Putra yang mendengar itu langsung membungkam mulut Inje "Jangan keras-keras bodoh" bisiknya kala itu padahal saat itu hanya Inje dan Putra saja yang dirumah. Inje melepas bungkamannya "Pliss jangan bilang Ibu, nanti aku beliin jajan deh ya? pliss Nje" Putra sampai menangkupkan kedua tangannya.

Inje saat itu nurut-nurut saja karena dia akan dibelikan jajan. Jadi aib itu tidak pernah sampai ke Ibu atau Bapaknya Putra. Ya, Inje cukup pintar untuk menjaga rahasia.

"Heh, malah ngalamun. Ayo berangkat" Putra menepuk lengannya

Inje yang tersadar menggelengkan kepalanya pelan memutus kenangan yang sempat mampir dan segera naik ke boncengan.

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Laela_Zahracreators' thoughts