webnovel

IN DISTANCE 10.000 KM

Masalah jodoh itu tidak ada habisnya. Jodoh memang selalu dinantikan kehadirannya. Tapi, bagaimana jadinya jika tuhan mengirim seseorang sebagai jawaban setiap Do'a mu dari kejauhan 10.000 Km? Pertanyaan ini sangat tepat menggambarkan kisah cinta Hafshah Anatya dan Fatih Doğan.

Deaarvn · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
9 Chs

Delapan

"Udah lanjutin obrolan lu tadi.." Gina meraih selembar tisu di meja Hafshah, membersihkan ponselnya yang kotor.

"Nanti deh gue harus mikir keras lagi mau jual apa, lagi ngga karuan pikiran gue.." Hela nafas Hafshah murung.

"Jangan sedih dulu, Ca. Ntar juga lu bisa dapetin ide nya. Semangat Acaa!" Ucap Gina memberi dukungan untuk sahabatnya itu.

"Eh, btw udah jam 10 malem nih, gue pulang dulu ya," Gina melihat jam di pergelangan tangan kanannya dan meraih tas beserta totebag nya.

"Oke deh, lu pulang sendiri, Gin?" Tanya Hafshah.

"Iya, biasa lah pake ojek online.. "

"Yaudah, gue pamit ya.. Ntar kita chattingan aja kayak biasa,"

Pamit Gina menggandeng tas nya dan berjalan keluar kamar Hafshah, diantar sampai depan rumah oleh Hafshah.

"Gue tungguin disini sampe ojek nya dateng," Hafshah berdiri di samping Gina yang sedang menunggu driver nya datang.

"Terimakacii!"

5 menit, driver Gina sudah datang dan Gina pun pulang ke rumah diantar oleh ojek online.

Hafshah berlari masuk ke dalam rumah karna diluar sangat sepi dan cukup menyeramkan bagi Hafshah. Berlari lagi hingga sampai di kamarnya.

Hafshah melakukan rutinitas nya sebelum tidur, memberi perawatan pada wajah serta badannya.

Mulai dari mencuci muka, hingga memakai berbagai produk kesehatan kulit.

Menutup gorden balkon dan membiarkan lampu kamarnya menyala karna Hafshah tidak bisa tidur sendirian dalam keadaan gelap.

Mulai berbaring di ranjangnya dan menarik selimut, sebelum tidur, Hafshah selalu membuka Sosial Media nya untuk beberapa menit.

Setelah 15 menit bermain Sosial media, Hafshah mengantuk dan tertidur.

*****

-3 Bulan kemudian-

Terik matahari tak membuat perayaan menjadi tidak menyenangkan, Malah rasa senang kian membara.

Hari ini, perayaan kelulusan Hafshah dan teman-temannya di sekolahnya, waktunya mengakhiri masa-masa bersekolah yang penuh suka dan duka..

Hafshah, di genggamannya terdapat sebuah piala yang menjadi kebanggaan sekaligus kenangan terakhir di masa terakhir nya sebagai seorang siswi, piala kejuaraan.

Orang tua Hafshah turut bahagia dengan kelulusan Hafshah yang membuahkan kejuaraan.

"Alam memang memberi motivasi, layaknya pelangi yang hadir setelah hujan dan badai petir, keindahan dan kebahagiaan akan hadir setelah berbagai masalah yang dihadapi."

-Hafshah Anatya.

Seseorang berlari ke arah Hafshah, itu Tian.

Tampak raut bahagia di wajahnya.

"Ca! Kita lulus!" Ucap Tian sedikit lantang dan tak henti tersenyum lebar.

"Alhamdulillah! Akhirnya kita lulus jugaa!" Jawab Hafshah tak kalah bahagia.

"Gue pengen rayain kelulusan, Ca. Lo mau nanti jalan-jalan sama gue?" Ajak Tian pada Hafshah.

"Boleh boleh,"

*****

Hafshah sudah pulang, masih dengan perasaan bahagianya, entah kenapa dia merasa sangat bahagia.

Pikiran positif selalu terlintas, Hafshah ingin memulai bisnisnya dan tentunya berkunjung ke Turki!

Di lisannya, tak berhenti untuk terus mengucapkan Alhamdulillah dan bersyukur.

Ketika sedang lompat-lompat bahagia, Bu Rini membuka pintu kamar dan melihat anaknya itu sedang melompat-lompat kegirangan. Hafshah langsung salah tingkah

*****