webnovel

impossible power

Pada tahun 9990, zaman dimana ilmu sains telah sangat berkembang, sebuah fenomena aneh terjadi di Jepang. Fenomena tersebut berasal dari sebuah perusahaan ilegal yang melakukan percobaan pembuatan virus yang dapat merevolusi perubahan kekutan psikologi maupun kekuatan fisik manusia. Adapun bahan percobaan mereka ialah anak-anak terlantar yang tidak memiliki orang tua serta tempat tinggal dengan kisaran usia 10-15 tahun yang telah dicuci otak mereka. Dalam percobaan tersebut terdapat lebih dari 500 anak yang mereka kumpulkan dari tempat-tempat terlantar seperti tanah kumuh, panti asuhan, serta adapula yang mereka culik dengan cara membunuh semua anggota keluarga sang anak. Rieka Kaneko adalah salah satu anak yang keluarganya dimusnahkan dan diculik dari sebuah desa terpencil yang berada di prefektur Yamaguchi. Sebagai anak-anak yang diculik, jelaslah mereka mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan mereka yang dikumpulkan dari tempat-tempat terlantar dan panti asuhan. Adapun Rieka sendiri memiliki bakat dan iq-diatas rata-rata sehingga walaupun telah dicuci otak ia masih dapat berpikir logis namun sisi kemanusiaannya juga menipis berbeda dengan anak-anak lainnya yang telah seperti kehilangan jiwa dan sisi kemanusiaan mereka. Dalam percobaan ini terjadi sesuatu yang berada diluar antisipasi para petinggi perusahaan, yaitu hilangnya kesadaran anak-anak yang telah diberikan virus dan melakukan pemberontakan. Pemberontakan tesebut menyebabkan rusaknya fasilitas serta gedung laboratorium yang digunakan untuk uji coba dari kekuatan yang diperoleh anak-anak tersebut dan mengakibatkan menyebarnya virus yang telah mereka buat ke seluruh penjuru secara perlahan. Seiring berjalannya waktu virus yang trsebar akhirnya menyebar semakin luas dan membuat orang-orang yang terkena virus juga mengalami hal yang sama dengan anak-anak tersebut dan juga melakukan pemberontakan di sekitar mereka. Namun ada juga orang-orang yang tidak kehilangan kesadaran mereka setelah terkena virus seperti Rieka, yang hanya melakukan upayah pembelaan diri dari pemberontakan yang dilakukan orang-orang yang kehilangan kesadaran disekitar mereka. Dalam upayah membela diri meskipun dapat berpikir logis, Rieka yang masih berusia 10 tahun serta efek cuci otak yang ia alami tidak sedikitpun ragu membunuh anak-anak lain yang mencoba menyerangnya menggunakan kekuatan yang ia peroleh dan mencoba mencari jalan keluar dari kekacauan yang sedang terjadi. Setelah kurang lebih 1 jam berjuang keluar dari kekacauan, tanpa sadar Rieka telah berada diluar area perusahaan yang sekarang bangunan-bangunan didalamnya hampir hancur total akibat pemberontakan anak-anak serta para petinggi perusahaan yang mengamuk karena terkena virus. Namun apa yang ia temukan diluar tidak jauh berbeda dengan yang ia alami didalam perusahaan dan membuat ia hanya bisa melakukan pembelaan diri sambil bergegas menjauh sejauh mungkin dari kekacauan. Setelah berjuang untuk bertahan hidup selama kurang lebih semalam penuh tanpa tahu lokasi keberadaannya sekarang, akhirnya Rieka tiba didepan sebuah rumah yang sangat besar dan tidak ada sedikitpun tanda-tanda pemberontakan yang terjadi di lokasi sekitar rumah tersebut. Setelah memastikan lingkungannya benar-benar aman, karena kelelahan dan kelaparan akhirnya Rieka jatuh pingsan didepan gerbang rumah tersebut dalam keadaan cukup banyak darah berceceran di pakaian dan tubuhnya. Disisi lain, pemerintah Jepang dalam menghadapi krisis yang sedang terjadi menggerakkan seluruh pasukan militer negara serta ilmuan terpercaya mereka untuk meredakan serta mencari tahu penyebab kekacauan tersebut.

Rifan_4705 · Urbain
Pas assez d’évaluations
5 Chs

REKAN BARU

Pada pukul 16.45 am sore hari, di ruang pertemuan SMA Ichiban Gakkuen, setelah mengalami peristiwa tak terduga yang disebabkan oleh Rieka rapat kembali dilanjutkan.

Adapun Namaiki setelah mendapat kejutan yang mengerikan, ia tidak lagi berani menentang keputusan yang dibuat oleh Rieka.

Begitu pula anggota divisi eksekutif lainnya mereka hanya bisa menerima nasib mereka yaitu jabatan mereka sebagai anggota OSIS telah dicabut.

Namun mereka sama sekali tidak berani menyimpan dendam terhadap Rieka dikarenakan ketakutan mereka terhadap peristiwa yang baru saja ia sebabkan serta peringatan yang ia katakan.

Meskipun kejadian tersebut telah berlalu 5 menit yang lalu kejadian itu masih saja terbayang dipikiran mereka yang mencoba menganalisis bagaimana cara Rieka menjatuhkan Namaiki dalam waktu 1/sekian detik dari jarak kurang lebih 6 meter.

Bukan hanya mereka, peserta rapat lainnya juga memikirkan hal yang sama dan semakin mereka memikirkannya hanya ketakutan yang semakin besar yang mereka rasakan terhadap Rieka.

Sehingga suasana rapat yang tengah berlangsung mengalami keheningan karena peserta lain tidak berani mengajukan pendapat mereka yang mungkin bisa menyinggung Rieka.

Mengamati keheningan tersebut, Rieka sendiri sadar bahwa hal tersebut karena perbuatannya.

Namun ia sama sekali tidak merasa melakukan kesalahan dan malah membuatnya semakin kesal terhadap Namaiki yang telah menyulut amarahnya.

Mengingat waktu yang terus berjalan dan karena tidak tahan mengalami keheningan tersebut, akhirnya Rieka bangkit dari duduknya dan berkata

"Ehem,,

Sebelumnya saya ingin meminta maaf karena telah membuat keributan yang mengakibatkan berjalannya rapat jadi terganggu.

Oke, sehubungan dengan itu mumpung setiap perwakilan kelas berada disini saya akan menyampaikan hal yang sebaiknya tidak kalian lakukan lalu sampaikan pula kepada semua siswa/i di kelas kalian.

Hal tersebut adalah jangan pernah berani memikirkan atau bahkan mencoba membuat masalah denganku, anggota kelurgaku, serta orang-orang yang dekat denganku jika kalian tidak ingin mengalami hal yang tidak pernah kalian bayangkan.

Diluar itu, kalian bebas melakukan apa saja.

Jadi, berhubung saat ini kita tengah melakukan rapat untuk membahas perombakan peraturan sekolah, silahkan berikan pendapat kalian jika punya, dan tidak perlu takut jika pendapat kalian bertentangan dengan pendapatku.

Karena jika pendapat kalian lebih logis dari pendapatku maka akan menerima pendapat tersebut, dan walaupun pendapat kalian tidak lebih logis dari pendapatku kalian tidak perlu khawatir akan menyinggung perasaanku karena saya adalah orang yang berpikiran logis dan memahami adanya perbedaan pendapat saat melakukan rapat seperti ini.

Oke, sekali lagi saya minta maaf telah menyita waktu rapat serta waktu kalian juga dan untuk membuat rapat ini berjalan seperti semestinya saya harap kalian berperilaku santai seperti semestinya pula.

Sekian dan terima kasih telah mendengarkan."

Katanya sembari mencoba mencairkan suasana serta menyampaikan beberapa pesan serta peringatan.

Setelah mendengar penyampaian Rieka yang secara tidak langsung menyiratkan kepribadiannya, akhirnya ketegangan dan ketakutan di hati mereka mulai mereda diikuti mulainya terdengar suara percakapan diantara mereka yang tengah berdiskusi.

Ketika suasana rapat mulai kembali seperti sebelumnya, Kyodai sebagai ketua OSIS serta pemimpin rapat tersebut akhirnya bangkit dan berkata

"Ehem,,

Baiklah, sebelumnya sebagai ketua OSIS serta pemimpi rapat saya ingin meminta maaf karena kesalahan yang disebabkan oleh mantan anggota kami sehingga waktu rapat serta waktu kita telah terbuang sia-sia.

Berhubung jabatan ketua serta anggota divisi eksekutif saat ini telah kosong maka kami memutuskan untuk melanjutkan rapat dengan tambahan agenda yaitu untuk memilih ketua serta anggota divisi eksekutif baru.

Oke, mengingat waktu yang semakin larut maka kami memohon kerja sama dari kalian dalam memberikan pendapat berikanlah pendapat yang logis agar waktu dan hasil rapat kita membuahkan hasil yang baik.

Dengan ini rapat kembali dilanjutkan.

Terima kasih telah mendengarkan."

Katanya sembari mengingatkan mereka untuk melanjutkan rapat serta menyampaikan tambahan agenda.

Dengan penyampaian yang baru saja diberikan Kyodai, peserta rapat lain yang telah pulih dari ketegangan mereka kembali fokus dan berdiskusi mengenai agenda rapat diantar perwakilan kelas mereka masing-masing.

Berbeda dengan Rieka yang setelah mendengar penyampaian Kyodai, ia merasa sedikit kesal karena ia merasa seperti seorang ditaktor.

Berpikir bagaimana agar kegundahannya hilang, akhirnya pandangannya tertuju pada Namaiki dan mendapatkan sebuah ide.

Kemudian seperti sebelumnya, sambil mengetuk meja ia mengangkat salah satu tangannya.

Kali ini berbeda dengan sebelumnya, Kyodai tidak lagi berani meremehkan Rieka sehingga, ia segera memfokuskan pikirannya untuk mendengar pendapat Rieka lalu mempersilahkan Rieka mengajukan pendapatnya.

Setelah dipersilahkan oleh Kyodai, Rieka segera bangkit lalu berkata

"Oke, sebelumnya saya ingin meminta maaf karena hal yang akan saya sampaikan tidak ada hubungannya dengan agenda rapat melainkan ada sedikit masalah yang menurut saya dapat mengganggu jalannya rapat.

Hal itu ialah keberadaan Namaiki di dalam ruangan ini yang menurut saya sangat mengenaskan.

Mengingat kondisinya yang tidak dapat berbicara dengan jelas saat ini saya yakin ia tidak akan memberikan pendapat apapun dan kalaupun ia memiliki pendapat kita pasti tidak akan mengerti dengan apa yang ia katakan.

Oleh karena itu demi kebaikan rapat serta kebaikannya pula, saya menghimbau kepada pihak OSIS untuk memberinya izin untuk pulang sehingga ia dapat segera melakukan pertolongan pertama pada keadaannya itu.

Sekian dan terima kasih telah mendengarkan."

Katanya sarkatik sambil mengenakan poker face.

Mendengar apa yang baru saja disampaikan oleh Rieka, semua peserta rapat termasuk Kawai dan Tomo dibuat tertegun.

Karena mereka merasa malu serta kagum dengan kepandaiannya memanipulasi keadaan dengan kata-katanya, seolah-olah dia merasa iba terhadap Namaiki dan memanfaatkan hal tersebut untuk mengusirnya dari ruangan.

Sehingga mereka merasa ingin mengutuknya, namun karena takut dan merasa kata-katanya masuk akal, mereka hanya bisa melakukannya dalam hati

"sial!

fuck!

Bukannya kau yang membuat keadaannya jadi seperti itu?

Dan bukannya kau hanya merasa muak dengan keberadaannya?

Jadi, untuk apa kau bertingkah seolah merasa iba terhadapnya?"

kutuk mereka dalam hati.

Disisi lain, Kyodai serta anggota OSIS lainnya merasa serba salah karena perkataan Rieka juga menyiratkan ketidak pedulian mereka terhadap anggota rapat sebagi penyelenggara rapat tersebut.

Sehingga, karena takut mereka dijadikan pelampiasan amarah oleh Namaiki yang telah menerima hinaan dan penindasan, Kyodai hanya bisa mengikuti skenario Rieka dengan berkata

"Upsss,,

Sebelumnya, sebagai ketua OSIS serta pemimpin rapat saya meminta maaf atas kurangnya perhatian kami sebagai penyelenggara rapat.

Baiklah, Berhubung keadaan tuan Taniguchi yang tidak dalam keadaan baik, maka kami persilahkan anda untuk pulang lebih awal untuk merawat kesehatan anda."

katanya dengan senyum dipaksakan karena kurangnya kemahirannya dalam mengenakan poker face.

Adapun Namaiki sendiri yang telah sejak tadi menjadi objek penghinaan oleh Rieka hanya bisa menahan rasa malu dan amarah yang tidak berani ia tumpahkan sehingga seluruh wajahnya memerah dan berjalan sambil menundukkan kepalanya menuju pintu keluar ruangan.

Dan tanpa sepengetahuan Rieka, ia diam-diam menyimpan dendam terhadapnya dan berencana melaporkan perbuatan Rieka kepada kakaknya yang telah lulus 2 tahun lalu dari Ichiban Gakkuen dan telah berhasil menjadi polisi militer berkat kemampuannya.

Kakak Namaiki bernama Orokana Taniguchi yang telah lulus dari Ichiban Gakkuen sebagai salah satu lulusan terbaik jurusan kemiliteran dan ia pula salah satu alasan terpilihnya Namaiki menjadi ketua divisi eksekutif sebelumnya.

Namun, meskipun Rieka mengetahui niatnya tersebut, ia tidak akan merasa sedikitpun khawatir paling-paling ia hanya akan membunuh Namaiki karena mengabaikan peringatannya.

Setelah Namaiki benar-benar telah meninggalkan ruangan, akhirnya rapat kembali dilanjutkan.

Akan tetapi, bagi mereka yang sebelumnya telah mempunyai pendapat yang menurut mereka logis, kembali memikirkannya kembali karena telah menyaksikan kejenakaan Rieka yang dapat membuat hal konyol menjadi logis.

Sama seperti mereka, setelah kegundahannya hilang sepenuhnya ia juga kembali memfokuskan pikirannya pada agenda rapat.

Beberapa saat kemudian, setelah merancang ide-ide yang ia pikirkan ia kembali mengajukan diri untuk mengajukan pendapat sembari berkata

"Ehem,,

Sebelumya saya ingin meminta maaf karena semua keributan yang terjadi sebelumnya juga merupakan adanya sedikit campur tangan dari saya.

Oke kembali ke agenda pertama yaitu perombakan peraturan.

Setelah menganalisis peraturan tersebut, saya tidak menemukan adanya peraturan yang menyimpang.

Hanya saja diantara mereka tidak ada peraturan yang mencegah terjadinya perlakuan diskriminasi.

Oke, pada peraturan nomor 4 telah menjamin tercegahnya penindasan, namun diskriminasi yang saya maksud disini bukan hanya itu saja melainkan diskriminasi dalam kesetaraan hak.

Seperti dalam menggunakan fasilitas sekolah yang kerap dikuasai atau fasilitas yang lebih baik digunakan oleh mereka yang mempunyai kekuatan atau jabatan yang lebih tinggi.

Sehingga berdasarkan hal itu, saya berpendapat agar peraturan tersebut ditambahkan dengan poin yang berbunyi

"Siswa/i diwajibkan menjunjung tinggi nilai kesetaraan."

Sekian pendapat saya mengenai poin-poin peraturan, terima kasih telah mendengarkan dan silahkan beri tanggapan kalian."

Jelasnya dengan nada serius.

Sembari mendengarkan penjelasan dari pendapat yang disampaikan oleh Rieka, peserta rapat lainnya juga mulai menganalisis pendapat tersebut.

Namun mereka masih ragu mengutarakan pendapat mereka karena pendapat Rieka sangat logis dan juga takut menyinggung Rieka bagi mereka yang menemukan kejanggalan dari pendapat tersebut.

Sehingga stelah 3 menit berlalu dan belum ada yang mengajukan tanggapan, Kyodai hendak memutuskan untuk menyetujui pendapat tersebut.

Akan tetapi sebelum ia sempat, salah seorang wanita yang duduk tepat disebelah kirinya yang tidak lain adalah sekretaris OSIS serta juga merupakan sekretaris kelas 3A jurusan sains yaitu Chidaga Miyazakai mendahuluinya dengan memberanikan diri untuk mengajukan tanggapan.

Chidaga adalah teman kelas serta teman baik Kyodai.

Berada dikelas yang sama dengan Kyodai dan menjadi sekretaris kelas serta OSIS, jelaslah bahwa Chidaga merupakan salah satu seorang jenius.

Didukung parasnya yang tidak kalah anggun dan cantik dari Kyodai, ia sempat menerima penawaran untuk menjadi ketua OSIS.

Namun, karena tidak siap serta untuk menjaga hubungannya dengan Kyodai, ia memilih untuk menolak tawaran itu dan mendukung Kyodai yang juga menerima tawaran dan siap untuk menduduki posisi tersebut.

Duduk disebelahnya, Kyodai sama sekali tidak pernah menyangka ada yang berani menanggapi pendapat Rieka.

Sehingga sebagai teman baik ia mencoba memberi isyarat kepada Chidaga untuk membatalkan niatnya karena takut temannya tersebut mendapatkan masalah.

Namun setelah melihat tekad Chidaga dan mengetahui kepribadiannya yang tidak akan pernah menyerah mencari pembenaran jika ada sesuatu yang janggal dalam pikirannya,

Kyodai hanya bisa berdoa dalam hati untuk kebaikan temannya dan dengan sedikit ragu ia mempersilahkan Chidaga untuk mengutarakan pendapatnya.

Disisi lain, Chidaga sadar bahwa ia tengah berada dalam situasi yang bisa menyebabkannya mendapatkan masalah.

Namun dengan prinsip dan tekad yang kuat, setelah menarik nafas panjang dengan berani ia mulai berbicara

"Huuuufff,,

Oke, sebelumnya saya ingin minta maaf kepada tuan Sato karena memiliki pemikiran yang sedikit berbeda dengan anda.

Setelah menganalisis dengan cermat mengenai pendapat anda untuk menambahkan poin peraturan tentang kesetaraan hak, saya memiliki pendapat yang berbeda.

Saran saya untuk poin kesetaraan hak alangkah baiknya dijadikan sebagai pelengkap untuk poin nomor 4.

Karena menurut saya sejak awal poin nomor 4 juga telah merujuk ke kesetaraan hak tersebut, hanya saja kurangnya penegas untuk itu.

Jadi, kesimpulan saya adalah tidak perlunya penambahan poin peraturan namun, pada poin nomor 4 dilakukan pembaruan dengan bunyi

"Siswa/i diwajibkan menjaga kerukunan serta menjunjung tinggi kesetaraan didalam maupun diluar sekolah".

Sekian tanggapan dari saya untuk pendapat tuan Sato, sekali lagi saya mohon maaf.

Dan jika terdapat kekeliruan dalam tanggapan saya, dengan sangat saya memohon pembenaran.

Fuuuh."

Jelasnya sambil menghembuskan nafas lega diakhir kalimatnya.

Adapun Rieka sendiri, sejak awal melihat tindakan berani Chidaga ia mulai memiliki ketertarikan kepadanya.

Sehingga dengan fokus dan IQ-nya yang tinggi, ditengah penjelasan Chidaga ia tiba-tiba sadar akan realisasi, dan membuat ketertarikannya menjadi kekaguman terhadapnya.

Namun karena ia telah menampilkan image yang baik diawal rapat, tepat setelah Chidaga kembali duduk ia segera bangkit bertepuk tangan untuk memberikan pujian sambil berkata "Hebat 4×" kemudian menambahkan

"Sangat baik!

Sebelum menyampaikan pendapat saya mengenai tanggapan anda, dengan sangat rendah hati saya memohon kepada anda untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu!"

pintahnya sambil tersenyum penuh arti.

Mendapat tepuk tangan pujian dari Rieka, Chidaga serta peserta rapat lainnya awalnya sangat terkejut, namun setelah melihat senyum penuh arti di wajah Rieka saat menanyakan identitas Chidaga, mereka secara serempak berpikir bahwa Rieka telah menargetkan Chidaga sebagai korban selanjutnya.

Sehingga karena merasa khawatir dengan apa yang akan terjadi terhadap temannya, Kyodai ingin membantunya dengan memohon agar Rieka tidak menelan kata-katanya sendiri.

Namun ketika ia hendak bangkit, ia melihat Rieka sedang menatapnya masih dengan senyum penuh arti yang membuatnya merasa merinding di seluruh tubuhnya dan membuatnya membatalkan niatnya.

Disisi lain, Chidaga yang tengah menjadi sorotan utama, kali ini mulai merasa sedikit menyesal akan tindakannya yang selau mengikuti prinsipnya dan berpikir nasi telah menjadi bubur dan ia tidak bisa menarik tanggapannya kembali.

Karena tahu tidak ada yang akan berani membantunya dan takut menambah kekesalan Rieka, ia segera mulai berbicara

"Na-nama saya Ch-Chidaga Miyazaki dari kelas 3A ju-jurusan sains."

Katanya dengan dengan suara bergetar dan sedikit terbata-bata.

Melihat tingkah ketakutan Chidaga yang menurutnya konyol, Rieka merasa lucu dan tertawa terlepas dari dirinya sendiri kemudian berkata

"Hahahahaha,,,

Apa yang membuat anda terlihat sangat ketakutan?

Baiklah, nyonya Chidaga ya!

Pertama-tama saya meminta maaf jika saya telah membuat anda ketakutan, oke!

Santai saja, saya bukanlah orang yang suka menelan kata-katanya sendiri.

Adapun alasan saya meminta anda untuk memperkenalkan diri adalah bentuk ketulusan saya yang ingin mengenal anda lebih baik dan berharap kita dapat membangun hubungan yang lebih baik pula.

Uupss maaf,,

Hubungan baik yang saya maksud adalah sama seperti mengapa pada pendapat awal saya, saya menyarankan untuk menambah poin peraturan dan tidak memadukannya dengan poin nomor 4.

Hal itu sebenarnya sengaja saya lakukan, karena saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mencari rekan yang dapat mengerti pola pikir saya yang sebenarnya.

All hasil entah suatu kebetulan atau takdir, orang itu adalah anda nyonya Chidaga.

Saya benar-benar sangat terkesan oleh anda yang dapat memahami pola pikir saya.

Oleh karena itu saya sangat berharap anda bersedia menjalin hubungan dengan saya, dan jika anda bersedia maka sama seperti saya yang memanggil anda dengan nama depan anda, anda juga dapat memanggil saya dengan nama depan saya yaitu Rieka.

Oke, sayang sekali untuk yang lain kalian belum memiliki kesempatan untuk menjadi rekan saya.

Sekian penjelasan dari saya, dan sekali lagi saya meminta maaf karena telah menguji kalian."

jelasnya sesuai dengan kata-kata yang telah ia susun dalam selang waktu ketika Chidaga mengalami kebimbangan untuk memperkenalkan dirinya.

Sekali lagi mereka semua termasuk Kawai yang telah sangat mengenal kepribadian Rieka, masih saja dibuat tertegun dan terkagum-kagum oleh kejenakaannya.

Adapun Chidaga yang telah mengalami ketegangan yang sangat besar, sampai-sampai membuatnya hampir putus asa, setelah mendengar jawaban mengejutkan dan bahkan pujian dari Rieka tanpa sadar meneteskan air mata entah karena telah terlepas dari semua bebannya atau merasa teraniaya oleh Rieka.

Melihat hal itu, Rieka merasa sedikit bersalah dan memutuskan untuk menghiburnya sembari berkata

"Cup-cup-cup,,

Oke, sekali lagi saya meminta maaf jika terlalu berlebihan dalam menguji anda.

Sebagai permintaan maaf, saya akan menunjukan sebuah sulap kepada anda.

Baiklah, nyonya Chidaga tolong perhatikan saputangan ditangan saya."

Katanya sambil mengeluarkan sapu tangan bersih dari sakunya.

Mengikuti instruksi Rieka sambil membasuh air matanya yang menetes di wajahnya, Chidaga mulai melihat sapu tangan putih bersih yang baru saja dikeluarkan oleh Rieka.

Disaksikan oleh Chidaga dan semua peserta rapat, Rieka perlahan melipat saputangan tersebut lalu memasukkan kembali ke sakunya kanannya.

Kemudian ia segera berkata lagi

"Oke nyonya Chidaga, silahkan periksa saku kanan anda dan anda akan menemukan spau tangan yang baru saja saya masukkan kesaku kanan saya.

Dan jika anda bersedia menjadi salah satu rekan saya seperti yang saya katakan sebelumnya maka anda dapat menggunakan sapu tangan tersebut sebagai tanda pertemanan serta untuk membasuh air mata dari wajah cantik anda."

katanya sembari memberi instruksi lain serta mengingatkan permohonannya sebelumnya dengan menambahkan sedikit kata-kata gombalan.

Memeriksa saku kanannya, seperti yang dikatakan Rieka, Chidaga menemukan sapu tangan tersebut kemudian setelah ragu sejenak dengan pipi sedikit memerah ia menggunakan sapu tangan tersebut.

Melihat pemandangan itu, semua peserta rapat laki-laki termasuk Rieka sendiri terharu serta terpesona oleh penampakkan indah yang baru saja mereka lihat.

Bahkan ada sebagian besar yang telah lama memendam kekaguman terhadap Chidaga, merasa iri kepada Rieka yang begitu mudah menjalin hubungan dengan wanita cantik.

Sekali lagi dengan perasaan haru dan cukup puas Rieka kembali bertepuk tangan

sambil berkata

"Hebat 4×,

Dengan ini nyonya Chidaga resmi menjadi salah satu rekanku sehubungan dengan peringatanku sebelumnya maka nyonya Chidaga termasuk dalam mereka yang saya sarankan untuk jangan pernah mencari masalah dengannya."

katanya dan kembali mengingatkan peringatannya sebelumnya.