webnovel

impossible power

Pada tahun 9990, zaman dimana ilmu sains telah sangat berkembang, sebuah fenomena aneh terjadi di Jepang. Fenomena tersebut berasal dari sebuah perusahaan ilegal yang melakukan percobaan pembuatan virus yang dapat merevolusi perubahan kekutan psikologi maupun kekuatan fisik manusia. Adapun bahan percobaan mereka ialah anak-anak terlantar yang tidak memiliki orang tua serta tempat tinggal dengan kisaran usia 10-15 tahun yang telah dicuci otak mereka. Dalam percobaan tersebut terdapat lebih dari 500 anak yang mereka kumpulkan dari tempat-tempat terlantar seperti tanah kumuh, panti asuhan, serta adapula yang mereka culik dengan cara membunuh semua anggota keluarga sang anak. Rieka Kaneko adalah salah satu anak yang keluarganya dimusnahkan dan diculik dari sebuah desa terpencil yang berada di prefektur Yamaguchi. Sebagai anak-anak yang diculik, jelaslah mereka mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan mereka yang dikumpulkan dari tempat-tempat terlantar dan panti asuhan. Adapun Rieka sendiri memiliki bakat dan iq-diatas rata-rata sehingga walaupun telah dicuci otak ia masih dapat berpikir logis namun sisi kemanusiaannya juga menipis berbeda dengan anak-anak lainnya yang telah seperti kehilangan jiwa dan sisi kemanusiaan mereka. Dalam percobaan ini terjadi sesuatu yang berada diluar antisipasi para petinggi perusahaan, yaitu hilangnya kesadaran anak-anak yang telah diberikan virus dan melakukan pemberontakan. Pemberontakan tesebut menyebabkan rusaknya fasilitas serta gedung laboratorium yang digunakan untuk uji coba dari kekuatan yang diperoleh anak-anak tersebut dan mengakibatkan menyebarnya virus yang telah mereka buat ke seluruh penjuru secara perlahan. Seiring berjalannya waktu virus yang trsebar akhirnya menyebar semakin luas dan membuat orang-orang yang terkena virus juga mengalami hal yang sama dengan anak-anak tersebut dan juga melakukan pemberontakan di sekitar mereka. Namun ada juga orang-orang yang tidak kehilangan kesadaran mereka setelah terkena virus seperti Rieka, yang hanya melakukan upayah pembelaan diri dari pemberontakan yang dilakukan orang-orang yang kehilangan kesadaran disekitar mereka. Dalam upayah membela diri meskipun dapat berpikir logis, Rieka yang masih berusia 10 tahun serta efek cuci otak yang ia alami tidak sedikitpun ragu membunuh anak-anak lain yang mencoba menyerangnya menggunakan kekuatan yang ia peroleh dan mencoba mencari jalan keluar dari kekacauan yang sedang terjadi. Setelah kurang lebih 1 jam berjuang keluar dari kekacauan, tanpa sadar Rieka telah berada diluar area perusahaan yang sekarang bangunan-bangunan didalamnya hampir hancur total akibat pemberontakan anak-anak serta para petinggi perusahaan yang mengamuk karena terkena virus. Namun apa yang ia temukan diluar tidak jauh berbeda dengan yang ia alami didalam perusahaan dan membuat ia hanya bisa melakukan pembelaan diri sambil bergegas menjauh sejauh mungkin dari kekacauan. Setelah berjuang untuk bertahan hidup selama kurang lebih semalam penuh tanpa tahu lokasi keberadaannya sekarang, akhirnya Rieka tiba didepan sebuah rumah yang sangat besar dan tidak ada sedikitpun tanda-tanda pemberontakan yang terjadi di lokasi sekitar rumah tersebut. Setelah memastikan lingkungannya benar-benar aman, karena kelelahan dan kelaparan akhirnya Rieka jatuh pingsan didepan gerbang rumah tersebut dalam keadaan cukup banyak darah berceceran di pakaian dan tubuhnya. Disisi lain, pemerintah Jepang dalam menghadapi krisis yang sedang terjadi menggerakkan seluruh pasukan militer negara serta ilmuan terpercaya mereka untuk meredakan serta mencari tahu penyebab kekacauan tersebut.

Rifan_4705 · Urbain
Pas assez d’évaluations
5 Chs

JABATAN BARU

Pukul 17.00 am sore hari, di ruang pertemuan Ichiban Gakkuen rapat masih berlangsung.

Menurut jadwal sebelumnya rapat seharusnya telah berakhir saat ini, namun karena adanya beberapa masalah serta tambahan agenda maka pihak OSIS memutuskan untuk menambah waktu rapat selama 30 menit lagi.

Hal tersebut ditetapkan OSIS berdasarkan keputusan dari pihak sekolah yang mewajibkan peraturan baru harus dijalankan mulai besok sehingga penetapan anggota divisi eksekutif juga harus ditetapkan hari ini.

Awalnya keputusan tersebut ditolak oleh siswa/i yang tinggalnya jauh dari sekolah yang menyarankan untuk dilanjutkan besok.

Namun karena keputusan pihak sekolah tidak dapat dirubah, mereka mau tidak mau harus menurutinya dan melanjutkan rapat.

Sehingga untuk menenangkan serta mengurangi kekecewaan mereka dengan menggunakan hak ketua OSIS, Kyodai berjanji akan mengakhiri rapat tepat pukul 17.30 am dan menyetujui apapun keputusan akhir mereka.

Saat suasana kembali tenang, Kyodai segera memimpin untuk melanjutkan rapat dan membuka kembali sesi diskusi.

Tanpa membuang waktu pula, Rieka segera mengajukan diri untuk berpendapat sembari berkata

"Baiklah, pendapat yang akan saya sampaikan kali ini masih berkaitan dengan perombakan peraturan atau lebih tepatnya saya ingin mengutarakan ketidak setujuan saya atas konsekuensi pelanggaran sebelumnya.

Salah satu fungsi peraturan yaitu, suatu sistem yang dibentuk untuk merekonstruksi karakteristik subjeknya serta mencegah masalah yang disebabkan akibat melanggar sistem tersebut.

Berdasarkan fungsi ini maka saya menyimpulkan bahwa konsekuensi pelanggaran sebelumnya tidak dapat diberlakukan, karena tidak menjamin terjadinya rekonstruksi karekteristik.

Sehingga saya berpendapat untuk mengubahnya dengan :

Untuk subjek :

Masing-masing siswa/i memiliki total 11 kuota pelanggaran dalam setiap semester sesuai dengan jumlah poin peraturan.

Mengulangi pelanggaran yang sama, maka jumlah pengurangan kuota sesuai dengan jumlah pengulangan pelanggaran.

Pengurangan kuota tidak berlaku jika alasan pelanggarannya bersifat logis berdasarkan fakta dan bukti valid.

Jika kuota pelanggaran habis, siswa/i tersebut akan dikeluarkan.

Untuk panitia eksekutif :

Melakukan kelalaian kecil, maka panitia wajib menandatangani perjanjian tertulis untuk tidak melakukan kelalaian lagi baik kecil maupun besar.

Jika perjanjian tersebut tidak ditepati panitia akan dicabut jabatannya baik sebagai anggota divisi eksekutif maupun OSIS.

Dan untuk kelalaian besar, panitia akan segera dicabut jabatannya baik sebagai anggota divisi eksekutif maupun dari OSIS.

Sekian pendapat saya, silahkan berikan tanggapan kalian"

Jelasnya dengan nada tegas dan serius.

Setelah Rieka selesai menyampaikan pendapatnya, peserta rapat lainnya segera menganalisanya kembali dengan cermat.

5 menit kemudian mereka akhirnya membuat keputusan untuk menerima pendapat tersebut dan kembali melanjutkan rapat.

Hal ini membuat Rieka sangat puas dan juga setuju untuk melanjutkan rapat.

Namun untuk agenda pemilihan anggota divisi eksekutif baru, ia sama sekali tidak berniat untuk ikut serta dalam diskusi, karena hanya mengenali beberapa siswa/i dari kelas 2-3 dan itupun tidak lebih dari sekedar kenal yang mana ia sama sekali tidak mengenal kepribadian mereka.

Sehingga pada sesi diskusi ini ia sama sekali tidak memperhatikannya dan memilih untuk mulai mengobrol dengan Kawai dan Tomo agar dapat mengenali kepribadian mereka satu sama lain lebih baik lagi.

Tanpa terasa 20 menit telah berlalu, saat mereka tengah asyik mengobrol, mereka dikejutkan oleh suara Kyodai yang berkata

"Baiklah, dengan ini maka saya nyatakan secara resmi, tuan Sato sebagai ketua divisi eksekutif baru!"

katanya sembari menghadap ke arah Rieka dengan suara yang cukup keras untuk mengalihkan perhatian Rieka kepadanya.

Rieka yang sama sekali tidak memperhatikan jalannya diskusi, sangat terkejut oleh pernyataan itu, sehingga ia segera berbalik ke arah Kyodai dan berkata

"Maaf sebelumnya, saya sama sekali tidak memperhatikan diskusi yang telah kalian lakukan sehingga saya tidak mengetahui apapun keputusan kalian.

Namun baru saja saya mendengar nyonya Shimizu menyatakan saya sebagai ketua divisi eksekutif baru.

Apakah benar begitu?"

tanyanya dengan tatapan bingung saat mencoba mengklarifikasi pernyataan yang baru saja ia dengar.

Mendengar pengakuan Rieka, Kyodai tertegun sejenak sebelum menjawab

"Ughh,,

Iya."

katanya dengan nada apatis serta merasa sedikit kesal terhadap Rieka.

Kali ini giliran Rieka yang kembali tertegun, yang kemudian berkata lagi

"ughh,,

Apakah kalian benar-benar yakin memilih saya setelah menyaksikan perilaku saya selama rapat ini berlangsung?

Baiklah, secara pribadi sebenarnya saya tidak keberatan untuk menerima dan menjalankan tugas tersebut.

Namun sebelum itu, bisakah kalaian menjelaskan alasan kalian memilih saya?"

tanyanya dengan senyum misterius.

Dengan jawaban yang telah dipersiapkan, Kyodai segera menjawab

"Baiklah, saya akan menjelaskan alasan kami memutuskan untuk memilihmu sebagai ketua divisi eksekutif.

Alasannya sederhana yaitu, karena anda tidak akan menarik kembali perkataan anda.

Berdasarkan sikap anda dalam menerima tanggapan dari nyonya Miyazaki sebelumnya, telah cukup bagi kami untuk yakin akan kepribadian anda tersebut.

Ditambah, dengan terlibatnya anda dalam rapat perombakan peraturan serta sebagian besar ide berasal dari anda, maka kami putuskan untuk memilih anda untuk menjalankan aturan tersebut.

Sekian."

jelasnya.

Menganggukkan kepalanya, Rieka berkata lagi

"Hmmm,,

Ternyata kalian cukup baik sebagai pengamat.

Baiklah, kalau begitu maka aku tidak punya alasan untuk menolaknya.

Namun, berhubung kurangnya siswa/i yang aku kenal di kelas 2 dan 3, maka saya memiliki 1 syarat yaitu, 60% anggota divisi eksekutif saya yang akan memilihnya sendiri terlepas dari kelas dan jurusan mereka.

Karena dalam sebuah organisasi, rasa saling percaya adalah hal utama untuk menciptakan hasil kinerja yang baik.

Dan jika saya telah memiliki 60% suara mutlak dalam divisi saya, maka perbedaan pendapat akan dapat diselesaikan dengan mudah.

Itu saja."

katanya.

Mendengar syarat yang diberikan oleh Rieka, sebenarnya ada beberapa diantar peserta rapat yang masih enggan menerima hal itu.

Namun setelah perenungan yang cukup panjang mereka akhirnya setuju karena, mereka yakin tidak akan bisa mengalahkan Rieka beradu pendapat apalagi beradu fisik.

Sehingga mereka mau tidak mau menyetujui syarat tersebut.

Kemudian rapat kembali dilanjutkan untuk memilih 40% anggota divisi eksekutif, sedangkan untuk 60% nya nanti akan dipilih Rieka diluar rapat.

Tepat pukul 17.30 am, rapat akhirnya selesai dan setelah merapikan ruangan sambil mengobrol dengan Chidaga, Rieka bersama Kawai dan Tomo meninggalkan ruangan menuju halte untuk menunggu jemputan mereka.

Berdasarkan percakapan mereka, Rieka mengetahui bahwa Chidaga dan Kyodai tinggal sekamar di asrama.

Sehingga Rieka tidak perlu khawatir tentang keselamatan Chidaga dalam perjalanan pulang.

Dengan begitu, merekapun pulang ke tujuan mereka masing-masing.

(Keesokkan harinya..)

Bagaikan air mengalir hanya dalam satu malam, peristiwa yang terjadi diruang rapat dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru sekolah.

Sehingga pagi ini berbeda dengan kemarin, terdapat lebih banyak siswa/i yang mengikuti geladi pemberitahuan informasi penting diruang upacara.

Yang sebagian besar hadir dengan alasan ingin mengetahui fakta serta penasaran dengan sosok Rieka yang telah secara tersirat memberi mereka peringatan untuk berperilaku baik sesuai apa yang telah ia sampaikan ke setiap perwakilan kelas kemarin.

Namun, terpilihnya Namaiki sebagai ketua divisi eksekutif bukan berarti ia merupakan siswa yang paling hebat di Ichiban Gakkuen.

Dan mereka yang lebih kuat darinya tersebutlah yang tidak mengikuti geladi saat ini.

Pagi ini, Rieka sengaja berangkat ke sekolah lebih awal untuk memasang kamera scan yang dapat dengan sempurna membaca informasi siswa/i yang tersorot oleh kamera tersebut untuk memudahkan mereka mengetahui siswa/i yang tidak mengikuti geladi.

Dengan pengetahuan dan kemampuannya, bukanlah hal yang sulit untuk Rieka membuat kamera seperti itu dan bahkan ia juga telah membuat imitasi versi mini dari DPS (Dimension Protection System) yang rencananya akan ia bagikan kesemua anggota divisi eksekutif untuk melindungi mereka saat sedang bertugas.

Dan tanpa mereka ketahui, Rieka telah melengkapinya dengan penyadap serta perekam suara untuk mengantisipasi kelalaian mereka ketika menjalankan tugas atau menggunakan alat tersebut untuk melakukan perbuatan yang tidak pantas.

Rieka juga telah meningkatkan kualitas serta kuantitas kamera pengawas di lingkungan sekolah untuk memudahkan mereka mengawasi seluruh tindakan siswa/i di lingkungan sekolah.

Dengan persiapan yang ia rasa telah sempurna, ia segera menugaskan 40% anggota divisi eksekutif yang telah terpilih kemarin untuk mulai melakukan pengawasan dan segera menyampaikan jika mereka menemukan siswa/i yang melanggar peraturan melalui fungsi komunikasi yang terdapat pada DPS.

Seiringan dengan itu, geladi penyampaian informasi penting juga berjalan dengan lancar.

Informasi penting yang disampaikan pagi ini tidak lain dan tidak bukan adalah, informasi mengenai hasil rapat kemarin.

Dan dengan informasi tersebut, rasa penasaran siswa/i yang mengikuti geladi tersebutpun terjawab.

Namun setelah melihat penampilan Rieka secara langsung, seperti halnya Namaiki kemarin mereka merasa informasi yang mereka dapatkan semalam terlalu dibesar-besarkan dan tidak lagi merasa khawatir tentang peringatan Rieka.

Menilai dari tindakan mereka, Rieka segera dapat mengetahui pemikiran mereka.

Namun hal itu sama sekali tidak mengganggunya, dan ia hanya tersenyum misterius kearah mereka saat diminta untuk memperkenalkan dirinya.

Tepat saat Kyodai hendak membubarkan geladi, Rieka segera menghentikannya dan segera memberikan tambahan pengumuman mengenai pengurangan kuota siswa/i yang telah melanggar peraturan sembari kembali mengingatkan mengenai konsekuensi pengulangan pelanggaran.

Namun hal tersebut diabaikan oleh mereka yang mengikuti maupun yang tidak mengikuti geladi tersebut, dan mereka malah menganggapnya sebagi tukang pencari perhatian.

Tanpa terasa 5 hari berlalu begitu cepat.

Di selang waktu itu Rieka telah berhasil mengumpulkan 30% anggota divisi eksekutif yang ia pilih berdasarkan kepribadian, kemampuan bertarung, serta kecerdasan mereka sesuai dengan syarat yang telah ia tentukan.

Alasan terpilihnya mereka berasal dari rekomendasi serta pendekatan langsung melalui percakapan dengan wawancara yang dilakukan oleh Rieka secara langsung untuk menjamin kualitas mereka.

Dengan ini, total anggota divisi eksekutif sekarang berjumlah 35 orang termasuk Rieka serta Kawai dan Tomo.

Walaupun tugas divisi eksekutif terbilang berat dengan hak ketua divisi, Rieka memperbolehkan adanya anggota perempuan yang bergabung dengan alasan unrtuk menjaga informasi yang bersifat privasi dari setiap siswi.

Berdasarkan tugas yang lebih banyak dan lebih berat, divisi eksekutif diberikan hak khusus untuk memiliki anggota lebih banyak dari divisi lain yaitu, kuota anggota maksimal 50 orang.

Pagi ini seperti sebelumnya, Rieka memberikan tambahan pengumuman mengenai siswa/i yang melakukan pelanggaran diakhir geladi.

Berdasarkan catatan pengawasan selama 5 hari tersebut, mereka telah menemukan lebih dari 50 siswa/i yang telah kehabisan kuota pelanggaran mereka yang tidak lain karena mereka berulang kali tidak mengikuti geladi pemberian informasi penting yang termasuk salah satu poin peraturan.

Memproyeksikan data-data tersebut dengan proyektor pada kamera yang telah ia pasang, Rieka kemudian berkata

"Ehem,,

Seperti yang sedang kalian saksikan, data-data yang saat ini sedang kami tampilkan tidak lain dan tidak bukan adalah hasil dari pengawasan kami selama 5 hari ini.

Sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dan dijalankan, kami menemukan lebih dari 50 siswa/i yang telah kehabisan kuota pelanggaran mereka yang artinya mereka bukan lagi siswa/i sekolah ini.

Oleh karena itu, saya selaku ketua divisi eksekutif, memerintahkan kepada kalian yang telah kehabisan kuota tersebut agar segera angkat kaki dari sekolah ini.

Dalam 10 menit ke depan tepatnya waktu akan dimulainya sesi pembelajaran, jika kalian masih berada dilingkungan sekolah maka kami akan mengeluarkan kalian secara paksa.

Bagi kalian yang sedang berada diluar ruangan ini, kalian dapat menyaksikan data-data ini pada slide yang ditampilkan dari kamera pengawas yang terdapat di setiap sisi sekolah.

Dan untuk informasi tambahan, bagi kalian yang berencana untuk melakukan tindakan perlawanan, maka saya sarankan untuk membatalkan niat kalian tersebut.

Karena semua anggota divisi eksekutif saat ini telah dilengkapi dengan DPS yang akan membuat perlawanan kalian berakhir sia-sia atau bahkan akan melukai kalian.

Oke, sekian informasi dari divisi eksekutif untuk hari ini, dan untuk kebaikan kita bersama saya sangat berharap kerja sama dari kalian semua khususnya bagi kalian yang akan segera dikeluarkan dari sekolah.

Terima kasih atas perhatiannya"

Jelasnya dengan nada santai menggunakan pengeras suara agar siswa/i yang kehabisan kuota dan sedang berada diluar ruang upacara dapat mendengar pengumuman yang ia sampaikan.

Setelah itu ia segera memimpin semua anggota divisi eksekutif menuju ruang pengawasan untuk mengawasi tindakan dari siswa/i yang telah ia perintahkan agar segera meninggalkan lingkungan sekolah.

Bersamaan dengan keluarnya Rieka dan rombongannya, geladi juga dibubarkan.

Setibanya diruang pengawasan, Rieka segera membagi tugas kepada setiap anggotanya yakni menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pengawas dan kelompok patroli lapangan.

Tentu saja hal itu dilakukan Rieka sesuai dengan kemampuan anggotanya yang meskipun telah dilengkapi DPS, daya tempur mereka tidak bertambah melainkan hanya daya tahan mereka.

10 menit kemudian, setelah menyaksikan tindakan siswa/i yang melanggar perintah pengeluaran dari monitor pengawas, Rieka segera memberi perintah kepada kelompok patroli lapangan yang ia salah satu dari mereka untuk segera mendatangi lokasi siswa/i yang mengabaikan perintah pengeluaran tersebut berdasarkan kemampuan mereka disetiap lokasi berdasarkan informasi yang mereka terima dari kelompok pengawas.

Rieka sendiri segera menuju ke lokasi para bos atau pemimpin siswa/i yang menerima perintah pengeluaran yang saat ini entah kebetulan atau disengaja, mereka berada pada lokasi yang sama di kantin barat tengah asyik ngemil sambil mengobrol disalah satu meja kantin.

Setibanya Rieka di sana, tanpa memberi peringatan ia segera menuju meja mereka dengan tamparan yang tenaganya sudah dikontrol ke salah seorang diantara mereka.

Bersamaan dengan jatuhnya orang tersebut ke lantai, suara Rieka juga terdengar

"Yoo guys, maaf mengganggu waktu santai kalian.

Bisakah kalian berperilaku baik dan segera meninggalkan sekolah ini sekarang juga?"

sapanya yang sekarang tengah duduk di kursi orang yang baru saja ia jatuhkan.

Seluruh proses ia lakukan dengan sangat cepat sampai-sampai para bos lainnya baru menyadari kehadiran Rieka diakhir sapaannya.

Adapun untuk orang yang menerima tamparan sama halnya dengan Namaiki kemarin yang memuntahkan semua giginya dan sesuap darah namun kesadarannya tidak hilang.

Menanggapi peristiwa mengejutkan tersebut, mereka hanya bisa menatap Rieka dengan tampang bodoh dan rahang terbuka seakan ingin mengatakan sesuatu namun tidak bisa mengatakannya.

Menerima respon tersebut membuat Rieka sedikit kesal, sehingga karena tidak ingin membuang-buang waktu lagi ia segera memberi peringatan

"oi-oi,,

Apa maksud kalian menampilkan tampang bodoh seperti itu?

Oke, dalam hitungan ketiga jika kalian masih belum bergegas meninggalkan sekolah, saya sendiri yang akan mengeluarkan kalian.

Baiklah, 1..2.."

Katanya dan mulai menghitung.

Tepat pada hitungan ke-2, salah satu dari mereka tiba-tiba tersadar dari kejutannya dan berkata

"T-tunggu,

Maaf sebelumnya bro, b-bisakah anda memperkenalkan diri dan jelaskan apa yang telah kami lakukan sehingga membuatmu tersinggung?"

katanya sedikit tergagap namun sopan.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Rieka tersenyum santai seperti biasa dan menjawab

"ups,,, sory-sory.

Saya lupa memperkenalkan diri, nama saya Rieka Sato dari kelas 1A jurusan sains serta ketua divisi eksekutif.

Sedangkan kesalahan kalian, saya yakin kalian telah sadar setelah mengetahui identitas ku.

Adapun untuk menyelesaikan masalah ini dengan damai sangat sederhana.

yaitu kalian segera meninggalkan sekolah ini pada hitungan ketiga dan jangan pernah kesini lagi.

Oke, kalau tidak salah sebelumnya sudah pada hitungan ke-2.

Hehe,, sepertinya sudah mustahil untuk mengakhiri masalah ini dengan damai karena sekarang sudah pada hitungan ke-3."

jelasnya.

Diakhir penjelasannya tersebut, bersamaan dengan kata "ke-3" ia segera melancarkan tendangan ke setiap masing-masing kaki mereka dengan sangat cepat yang saat ini masih berdiri terkejut sambil mendengarkan penjelasan Rieka.

All hasil, setelah menerima tendangan Rieka mereka semua terjatuh tanpa merasakan sakit sedikitpun namun, sekeras apapun mereka mencoba bangkit, mereka tidak dapat menggerakkan kaki mereka.

Setelah menjatuhkan mereka, Rieka segera menghampiri orang yang telah menerima tamparannya sebelumnya yang belum juga sadar dari kejutannya akibat tamparan Rieka.

Menepuk pundaknya, Rieka berkata

"Oke, berhubung sekarang hanya kau yang masih bisa berdiri dan berjalan, jika kau tidak ingin bernasib sama seperti mereka maka cepat bawa mereka semua meninggalkan sekolah ini."

Katanya lembut seperti memberi peringatan kepada orang yang ia sayang.

Mendengar suara Rieka, segera membangunkan orang tersebut dari kejutannya, dan secara naluri mulai mengamati keadaan teman-temannya yang membuatnya ketakutan hingga tewas kencing di celananya.

Memalingkan wajahnya kearah Rieka, ia melihat Rieka hanya tersenyum agak dingin kepadanya.

Karena takut akan membuat Rieka lebih marah, ia segera dengan susah payah menyeret teman-temannya berjalan keluar kantin dan bergegas meninggalkan sekolah.

Sambil mengikuti serta mengamati tindakan mereka, Rieka menghubungi semua anggota kelompok patroli lapangan untuk menanyakan keadaan di lokasi mereka masing-masing.

Kebetulan pada saat yang sama, mungkin karena di perintahkan oleh Rieka untuk tidak membuang-buang waktu, mereka juga telah mengamankan dan memandu siswa/i yang melakukan perlawanan untuk keluar dari sekolah.

Sehingga pada waktu yang sama rombongan mereka masing-masing tiba di gerbang sekolah yang membuat perhatian siswa/i yang sedang beraktivitas di daerah itu, teralihkan pada mereka.

Adapun keadaan siswa/i yang akan dikeluarkan, tidak terlihat baik-baik saja melainkan mengalami babak belur di beberapa bagian wajah bagi mereka yang melakukan perlawanan.

Dengan cepat gerbang sekolah telah dikerumuni oleh siswa/i lain yang tertarik akan fenomena tersebut dan mulai berdiskusi diantara mereka tentang penyebab kejadian itu.

All hasil, mereka tiba-tiba disadarkan oleh realitas dan segera mengingat kembali poin-poin peraturan serta menghitung kembali kuota pelanggaran yang mereka miliki saat ini.