Lia malu-malu mendekati gerobak bakso mas Ari, terparkir di depan halaman rumahnya. Sekilas, tidak ada yang berubah dari tempat itu. Raut wajah ramah mas Ari juga membuatnya melangkah lebih cepat ingin segera menyapa.
"Selamat pagi, Mas Ari," sapa Lia.
"Siang, Neng." Mas Ari menatapnya sebentar, lalu kembali fokus dengan mangkok untuk membuatkan pesanan pelanggan. "Mau pesan bakso?" tanyanya sambil terus bergerak lincah mengambil mie, daun seledri, bawang goreng, serta bakso dan kuahnya secara bergantian.
"Iya, Mas, aku pesan dua porsi dibungkus aja ya," ujar gadis itu.
"Siap, tapi nunggunya di dalam aja ya biar sambil duduk. Soalnya masih kurang beberapa mangkok lagi ini," kata laki-laki berkulit sawo matang itu.
"Oke, Mas Ari." Lia langsung melangkah masuk dan duduk bersama orang-orang yang tengah menikmati bakso spesial.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com