webnovel

Apa Kau Seorang Gay?

Setelah puas bejalan-jalan, Violet memutuskan untuk kembali ke asrama. Masih dengan diikuti Bagas yang stand by di belakangnya, Violet yang sudah sadar sejak awal diikuti pun berhenti, tepat di depan gerbang asrama.

"Keluarlah!"

"Ayo, kaluarlah! Mau sampai kapan bersembunyi terus?" ucap Violet dengan tegas.

Bagas belum sadar jika Violet menyuruhnya untuk keluar dari persembunyiannya. Sampai dimana, Violet menyebut namanya dengan membentaknya. "BAGAS! Masih tidak mau keluar, kah!"

Sekejap, secepat kilat, Bagas langsung berdiri di samping Violet dengan cengengesan tidak berarti. "Hehe, kau menyadari itu, Vito?" tanya Bagas. "Sejak kapan kau sadar, jika aku mengikuti kamu dari belakang?" lanjutnya.

Violet menoleh ke arah Bagas dengan tatapan datar. "Sejak awal … pergilah ke kamarmu, sekarang juga!" Violet paling tidak suka jika ada orang yang menganggu privasinya.

Jika bersikap seperti itu, Violet sama persis dengan seorang gadis yang tidak terima jika dirinya sedang diikuti oleh seseorang cowok yang menyukainya hanya demi sebuah informasi. Merasa bahwa Violet sudah aman dari Mark, Bagas pun kembali ke asrama dan pulang ke kamarnya.

"Ck, ada-ada saja! Ini malah lebih melelahkan daripada menghadapi Leo!"

"Oh … Leo! Ini semua juga demi dirimu!"

Violet mengerutu di sepanjang jalan. Demi Leo, laki-laki dambaan hatinya, membuatnya harus sudah payah dan lelah menghadapi banyak laki-laki di sekolah khusus itu.

***

Di perjalanan kembali ke asrama, Violet melihat Leo sedang duduk di bawah pohon tua yang mungkin sudah tumbuh lama di asrama tersebut. "Leo?"

"Untuk apa dia disana malam-malam seperti ini?"

Awalnya Violet ingin mengabaikannya dan masuk ke kamar lebih dulu. Namun, setelah dipikir-pikir lagi, sebelumnya memang Violet telah membuat Leo kesal. Ia pun ingin sekali mendekatinya, kemudian langsung meminta maaf.

"Leo," panggil Violet sedikit ragu.

"Bolehkah aku duduk di sampingmu?"

Meski sudah izin, tetap saja Leo tidak menjawabnya. "Kamu masih marah, ya?" lanjut Violet menyatukan kedua jari telunjuknya, persis seperti seorang gadis yang sedang menyesali perbuatannya.

"Aku duduk, ya. Aku sangat lelah berjalan semalaman dengan kakak kelas yang menyebalkan itu."

Leo masih saja diam dan acuh. Membuat Violet semakin merasa bersalah. Leo sebenarnya anak laki-laki yang baik, bertanggung jawab dan juga tidak pernah memandang seseorang dari status sosial. Namun, sikapnya yang cuek dan tidak mau tahu itu yang membuatnya terkesan sombong dan arogan.

"Leo, aku sungguh-sungguh minta maaf kepadamu. Tak bisakah kau--" ucapan Violet terhenti.

Kini, Violet tahu mengapa Leo tidak menggubrisnya. Ternyata Leo tengah tertidur, sehingga tidak mendengar permintaan maaf dari Violet. "Dia tidur di tempat seperti ini?" gumam Violet sembari celingukan ke kanan-kiri.

Perlahan, Violet mengamati wajah tampan Leo dari dekat. "Ah Leo, aku sungguh beruntung bisa melihatmu dari dekat," gumamnya dalam hati. "Ternyata memang kamu nampak seperti malaikat yang ada di drama yang selalu aku tonton,"

"Putih, mulus, bersih dan juga bulu-bulu yang tumbuh di dahimu ini loh. Membuatku mabuk kepayang." Violet masih terus berkhayal sampai dirinya masih dalam keadaan menyamar sebagai seorang pria.

Ketika ingin semakin dekat, tiba-tiba saja Anjing milik Leo langsung melompat membuat kedua orang itu terjatuh di atas tanah.

Guk!

Guk!

Violet tertindih oleh badan besar Leo. Seketika Leo terbangun karena terkejut mendengar anjing peliharaannya menggonggong. Tubuh Leo masih ada dia atas tubuh Violet, nyatanya … memang perasaan lain muncul dari diri Leo kala melihat wajah kecil Violet. Seketika, suasana menjadi canggung.

"Leo, bisa kau turun? Jika orang lain melihat, maka mereka akan berpikiran macam-macam." bisik Violet.

Berusaha stay cool, Leo beranjak dari tubuh Violet dan langsung duduk di samping gadis yang menyamar itu.

"Kamu tertidur di sini?" tanya Violet memecah kecanggungan.

"Leo, aku … ah, tadi anjingmu datang dengan tiba-tiba. Aduh, maafkan aku sudah mengganggu tidurmu,"

"Apa kau sangat lelah? Sehingga kau ketiduran di sini?"

Violet terus saja bertanya sampai membuat Leo semakin kesal padanya. Violet selalu lepas kendali jika dirinya berada di samping Leo. Jiwa kegadisannya muncul kala bersama lelaki yang ia sukai itu.

"DIAM!"

"Apa kau ini memang begitu cerewet seperti seorang gadis?" kesal Leo

Leo sudah sangat sabar menghadapi Violet. Wajar jika Leo kesal karena Violet terus saja bertanya. Tanpa berkata sepatah katapun, Leo beranjak dan pergi ke kamarnya. Diikuti lah oleh Violet dari belakang.

"Leo, sorry," ucap Violet.

Kesalahan double yang dilakukan Violet menambah jauhnya jarak diantara dia dan Leo sendiri. Apalagi, Leo memang sedang dalam keadaan yang tidak baik. Leo masih menyimpan sejuta misteri yang tidak pernah banyak orang ketahui kecuali Bagas, sahabatnya sendiri. Kedekatan antara Leo dan Bagas, selalu dinilai buruk oleh sejumlah siswa. Dikabarkan, mereka berdua terlibat hubungan terlarang sejenis. Padahal, Leo dan juga Bagas adalah lelaki normal.

***

Sesampainya di kamar, Leo tetap diam dan tidak melihat sama sekali jika Violet ada di kamar bersamanya. Benar-benar Leo sangat berbeda dengan apa yang dibayangkan oleh Violet saat melihatnya di video saat masih di Amerika.

Dulu, pertama kali melihat video Leo, Violet sudah jatuh hati pada Leo karena senyuman manisnya. Semua info positifnya selalu Violet dapatkan meski harus membayar sangat mahal.

"Leo, ada apa denganmu? Apakah kamu harus se-marah ini padaku?" batin Violet. "Apa kesalahan yang telah aku lakukan begitu fatal? Sehingga kau harus marah sekali denganku?"

"Aku sangat menyesal membuatmu marah,"

"Tapi jujur, aku sedih melihatmu diam seperti ini, Leo."

Violet terus berdebat dengan batinnya. Ia tidak ingin melihat Leo seperti itu. Namun, memang itulah sifat asli Leo selama ini. Yang ada di layar ponsel, hanyalah gimmic belaka supaya banyak yang menjadikannya sebagai idola.

***

Keesokan harinya, Violet sudah bangun lebih awal daripada siswa lainnya. Ia tidak ingin ada siapapun yang melihat dirinya masih menggunakan rambut aslinya yang panjang. Bangun sepagi mungkin, mandi lebih awal dan semuanya di lakukan di awal waktu membuat Violet sedikit tersiksa.

Akan tetapi, di saat Violet sudah siap berangkat ke sekolah, Leo baru saja selesai mandi. Ia masuk ke kamar tanpa mengenakan bajunya, hanya dengan handuk menutupi bagian bawahnya, sehingga membuat Violet sampai menelan ludah.

"Ada apa lagi? Kenapa kau menatapku?" tanya Leo ketus.

"Em .. ti-tidak! Aku hanya tidak menyangka badanmu sebagus itu," jawab Violet memalingkan pandangannya.

"Jujurlah padaku, anak baru," Leo mulai bicara.

"Ya, ada apa?" tanya Violet dengan mata berbinar.

Leo mendekati Violet. Masih dengan bertelanjang dada, ketika Leo mendekati Violet. Perlahan, Violet menjauhkan tubuhnya supaya tidak mimisan di saat melihat Leo yang seksi itu.

"Astaga, seksi sekali … Tuhan, ciptaan-Mu ini begitu indah di mataku." Violet menelan ludahnya.

Leo sampai membungkukkan tubuhnya karena memang tinggi badan Violet selisih 20 cm dari lelaki yang disukainya. Remaja 18 tahun itu mendekatkan wajahnya ke wajah Violet. "Apa kau seorang … gay?"

Pertanyaan Leo seketika membuat imajinasi liar Violet memecah.

Seketika wajah Violet menjadi datar. Ia mendorong jauh tubuh Leo dan mengatakan jika dirinya adalah seorang yang normal dengan mencintai lawan jenis, bukan sesama jenis. Leo masih tidak percaya dengan ucapan Violet. Dia terus menanyakan hal yang sama berulang kali, sampai Violet juga harus menjawab berulang kali.

"Syukur jika kau masih normal." ujar Leo begitu saja.

Setelah itu, Leo kembali memakai bajunya dan mengajak Violet untuk sarapan. Di susul lah oleh Bagas dari belakang dan mereka bertiga ke kantin bersama untu sarapan sebelum kelas di mulai.