webnovel

bab 2

"Aku tidak mau!!" bantah Lucas

"Kau tidak punya hak!! Untuk menolaknya!!" murka Edwin, dengan rahang yang bergetar

Delina berusaha untuk menenangkan suaminya, mengelus-ngelus lengan suaminya. Yang sedang di landa amarah.

"Aku ingin menikah dengan siapa pun. Itu hakku! Aku bebas memilihnya," teriak Lucas

Freya terlonjak kaget, mendengar teriakan dari Lucas

"Kecilkan suaramu," bentak Delina. Menurutnya Lucas sudah kurang ajar dengan suaminya.

Lucas berdecih dan membuang kasar wajahnya, dengan dada bidang yang naik turun, sesuai dengan amarahnya yang kian memuncak. Kepalan tangan Lucas sangat kuat terlihat dari urat-urat tangan yang menonjol.

Edwin sudah bisa mengatur amarahnya, dan mulai sedikit santai dengan menyandarkan punggungnya di soffa besar miliknya.

"Baik. Jika kau tidak setuju, kau harus mundur dan keluar dari perusahaan. Karena itu, perusahaan milik Papa," ancam Edwin

Edwin menyunggingkan bibirnya melihat Lucas yang sedikit terkejut.

Lucas menatap wajah Papanya dengan ekspresi tidak percaya, sampai segitunya kah papanya? Hanya karena perjodohan, sampai harus menghancurkan mimpi yang sudah lama di impikan olehnya.

Freya juga memiliki pikiran yang sama dengan Lucas, Freya mengerutkan keningnya dan menggigiti kuku ibu jarinya.

Brakk!!

Meja yang di lapisi oleh kaca, langsung retak. Saat Lucas melayangkan pukulan keras di meja. Delina dan Freya, terkejut bukan main. Mereka sampai menutup mulut mereka tidak percaya dengan apa yang di lakukan Lucas

Sementara Edwin, dia tidak terkejut sama sekali karena tahu. Bahwa hal itu akan terjadi, karena Lucas mirip dengan sifatnya yang pembangkang dan keras kepala.

"Lucas," panggil Freya, saat melihat Lucas yang pergi dengan amarah yang  memuncak

Freya tahu betul bagaimana Lucas ketika marah, dia bisa melakukan hal yang gila dan Freyalah yang bisa meredakan amarah Lucas.

Delina berjalan menuju Freya dan duduk di sampingnya. Dia menarik tangan Freya dan menggegamnya dengan kuat. "Untuk sekarang ... mama belum bisa jelaskan, tapi mama minta sama kamu. Agar Lucas menerima perjodohan ini," pinta Delina dengan wajah sedikit memelas dan mata yang ingin menangis

Mendadak Freya menjadi diam mendengar itu, entah mengapa. Tiba-tiba hatinya menjadi sakit dan dia juga sangat tidak suka jika Lucas di jodohkan

"Freya"

Freya langsung sadar dari lamunannya karena Delina yang terus memanggil namanya.

"Ba ... baik Ma. Freya akan coba," balas Freya dengan bibir yang bergetar

"Terimakasih, sayang." Delina memeluk erat tubuh Freya dan Freya hanya diam dalam pelukan Delina. Freya tidak mengerti kenapa hatinya tiba-tiba terasa sakit. Seperti yang tergores-gores oleh pecahan kaca.

Di tempat lain.

Kini Lucas telah sampai di sebuah club malam, club yang sangat besar dan terkenal di kota Dacifree. Pemilik dari club ini adalah teman Lucas sendiri. Yaitu, Marco

Lucas langsung menendang sebuah pintu, yang bertuliskan VVIP. Orang yang ada di dalamnya langsung terkejut dengan pintu yang di paksa terbuka.

"Tuan!" sontak Felix yang adalah asisten dari Lucas.

Lucas menarik kerah baju Felix, dan para wanita-wanita yang menghiasi soffa besar itu berhamburan pergi.

"Sudah kukatakan! Panggil namaku, ketika di luar," geram Lucas

Lucas melepaskan kasar kerah baju Felix dan menendang kuat meja yang ada di depannya.

"Akhh!! Sial!"

Lucas ingin sekali mengeluarkan amarahnya. Namun, dia tidak ingin melukai orang-orang sekitarnya

Felix yang melihat menjadi sedikit takut dan menjaga jarak, sejauh-jauhnya dari Lucas. Dia tidak ingin kena imbas dari amarah Lucas

Marco yang baru saja masuk melongo tak percaya, ruangan yang tadinya rapi dan bersih. Kini berubah sangat berantakan

"Kenapa dengannya," bisik Marco pada Felix

Keduanya menjadi beku, saat melihat Lucas yang tadi mendongkakkan kepalanya ke langit-langit dan menutup matanya. Mendadak membuka matanya dan menatap tajam ke arah mereka.

Mata Lucas langsung tertuju pada botol minuman beralkohol tinggi yang dibawa oleh Marco. Lucas langsung merampas kasar alkohol yang di pegang Marco.

"Heii!! Kau tid-" Marco tak melanjutkan ucapannya, saat melihat Lucas yang memicingkan matanya ke arah dirinya. Bulu kuduk Marco langsung naik dan membuatnya menelan kasar salivanya

Lucas meneguk habis satu botol minuman tersebut, dan langsung membuang botolnya kesembarang arah.

"Tempatku akan hancur jika begini," rengek Marco pada Felix

Felix yang kasihan melihat tuannya yang sudah mabuk berat, menelfon seseorang untuk segera datang. Dan 30menit kemudian, datanglah orang tersebut sebagai seorang penyelamat bagi Marco dan juga Felix.

"Kenapa dia bisa seperti ini?" tanya Freya, yaa orang itu adalah Freya.

Freya berjalan ke arah Lucas dan ingin menarik botol minuman yang ada di tangannya. Namun tidak bisa, karena Lucas menahannya dengan sangat kuat

"Lepaskan!" desis Lucas

"Ayo pulang," ajak Freya dengan suara yang begitu lembut, Freya menggenggam tangan Lucas

Lucas yang sudah mabuk berat, memeluk erat tubuh Freya yang ada di depannya. "Aku maunya kamu," lirihnya dengan nada bergetar. Hati Freya berdesir mendengar hal itu.

"Aku akan sangat marah padamu, jika kau tidak mau pulang." 

"Kau tidak boleh marah padaku." Lucas menangkup pipi Freya dengan kedua tangannya.

Freya bisa merasakan kesedihan yang di alami oleh Lucas, dan bau alkohol yang sangat kuat darinya

"Sudah ku duga, dia pasti akan luluh jika ada Freya," batin Felix

Pandangan Lucas semakin lama semakin kabur, Lucas menjatuhkan wajahnya di celetuk leher Freya. Saat Lucas tertidur, Freya langsung menyuruh Marco dan Felix untuk memopong tubuhnya masuk ke dalam mobil.

Freya memilih untuk membawa sendiri mobilnya, dan Freya membawa Lucas ke rumah Lucas bukan keluarganya. Sesekali Freya memandangi wajah kusut berbalut sedih yang terpampang di wajah Lucas. Freya tidak tega melihat orang yang dia sayangi sebagai sahabat, harus menanggung beban berat.

Yakin, hanya perasaan sebagai sahabat?

Sesampainya di rumah, Freya di bantu dengan pelayan rumah merebahkan tubuh Lucas di kasur miliknya.

Freya membuka sepatu milik Lucas dan kemeja Lucas seorang diri. Membiarkan tubuhnya terpampang jelas dengan otot-otot perut yang ada delapan kotak

Cupp!!

Kecupan hangat mendarat di kening Lucas, cukup lama Freya membiarkan bibirnya di sana, sampai sebuah tangan menarik tubuh Freya. Dan Freya jatuh ke atas tubuh Lucas, Freya ingin melepaskannya tapi terhalang karena Lucas menguatkan pelukannya di pinggang Freya.

"Hihii...." Freya tertawa kecil melihat kondisinya sekarang yang menimpa tubuh Lucas. "Tidurlah, aku tidak akan meninggalkanmu." Freya yang juga nyaman dengan posisi tersebut. Mulai merebahkan kepalanya di dada Lucas dan merasakan detak jantung dari Lucas

Posisi tersebut sebenarnya sangat tidak nyaman, dengan kaki yang menggantung dan bau alkohol. Namun, bagi Freya itu membuatnya sangat nyaman