webnovel

Magic Lancer?

Kletak kletuk suara kaki kuda dari luar kereta berjalan menyusuri jalan setapak ke tanah suci para Priest yaitu Kerajaan Suci. Karena hanya disanalah pembatisan job bisa dilakukan dan itu tidak semua pendeta bisa melakukannya hanya mereka yang telah menjalani pelatihan ketat dari high Priest yang bisa melakukannya. Dan karena itulah kerjaan suci memiliki otoritas yang kuat di benua Terrasia ini. Tak hanya itu kerajaan suci juga selalu menjadi tempat dimana Saint dan pahlawan diangkat. Dan dikatakan relic para pahlawan yang gugur di last dungeon disimpan. Relic para pahlawan kebanyakan memiliki egonya sendiri. Dan mereka akan memilih pemiliknya sendiri. Contoh paling mudah adalah pedang suci milik pahlawan yang memiliki kekuatan bintang. Ketika pedang suci berpindah saat itulah pahlawan dipastikan telah dilahirkan maka dari itu kewajiban mencari pahlawan adalah tugas wajib kerajaan suci. Tapi ada kasus khusus seperti Freya. Freya awalnya hanyalah orang biasa dan saat hendak pulang kerumah setelah bertani ada pedang jatuh dari langit. Dan pedang itu berbicara pada Freya bahwa dialah sang pahlawan yang terpilih. Mulai saat itu pulalah Freya dilatih oleh ego dari pedang suci dan menjadi pahlawan sejati. Ia menyelamatkan banyak manusia dari serangan monster. Ketika saat invasi iblis dimulai dia juga yang pertama kali muncul disana untuk menghentikannya. Banyak orang menganggap Freya tak terkalahkan setelah dia menghentikan invasi iblis pertama di benua itu sendirian. Yah akupun awalnya berpikir seperti itu. Setelah setahun bersamanya dalam perjalanan ke last dungeon aku tau dia adalah gadis lugu yang baik hati. Mungkin karena sifat itu pulalah dia terpilih menjadi pahlawan. Pada saat itu aku yang telah mencapai pangkat Grandmaster saja masih bisa kalah dari Freya dengan jarak yang cukup lebar dalam kekuatan kita. Hanya freyalah yang bisa mengalahkanku dengan pedang. Karena saat itu semua Grandmaster pengguna pedang yang sombong dan sombong itu telah kuhancurkan saat mereka menantangku dalam duel. setelah mengalahkan mereka semua aku akhirnya diakui sebagai yang terkuat dalam pedang sebelum kemunculan sang pahlawan. Karena pahlawan akan selalu menjadi lebih kuat ketika krisis tiba. Ya aku tau pahlawan adalah sosok seperti itu tapi kami tetap saja kalah di pertempuran terakhir itu. Hal ini pulalah yang membuat ku berlatih seperti tidak ada hari esok. Hari-hari pelatihan kerasku memang terlihat berlalu sangat cepat. Tapi bahkan ibuku sangat mengkhawatirkanku saat aku pingsan dengan kaki berlumuran darah saat melatih gerak kaki yang kumiliki di kehidupanku sebelumnya. Buktinya dapat dilihat secara langsung tanpa membuka status di sistemku. Lihat saja tangan dan kaki ku yang penuh dengan luka dan kulitnya menjadi tebal dan kasar yang tidak seperti kulit anak berusia 5 tahun pada umumnya. Inilah kulit dari tangan seorang pejuang. Aku telah berlatih mati-matian menggunakan segala teknik yang kumiliki sebelumnya. Dari teknik tinju hingga gerak kaki rahasia yang kuciptakan di kehidupanku sebelumnya.

Ketika pikiranku melayang kemana-mana tak terasa aku sudah sampai didepan gerbang telportasi untuk masuk ke kerajaan suci. Ya, kalian Benar kerajaan suci hanya bisa dimasuki dengan gerbang telportasi untuk alasan keamanan. Lalu kami ikut berbaris diantrian pengunjung. Tak lama kemudian giliran batch kita yang berangkat. Setiap batch teleportasi bisa mengirim 100 orang sekaligus.

Setelah perasaan melewati ruang yang membuat perut mual. Kami melihat pemandangan kota berwarna putih dan emas. Inilah ciri khas kota suci. Warna putih dan emas ini mengingatkanku akan masa lalu. Udara bersih yang perlahan memasuki paru-paru ku menghilangkan perasaan mual setelah menggunakan gerbang telportasi.

Kami berjalan menuju aula yang sangat luas dipusat kota. Sebelum memasuki aula, kami diharuskan berpisah dengan orang dewasa yang mengantar kita. Yah aku kesini hanya bersama belle karena ibuku sedang mengandung dan tidak diperbolehkan perjalanan jauh. Aku tau apa yang kalian pikirkan tapi bukan aku yang membuat ibuku hamil. Itu ayah sialanku. Selama 5 tahun ini dia selalu pulang kerumah sebulan sekali dan itupun, aku jarang melihatnya karena sibuk berlatih. Bahkan saat dia melihatku berlatih dia hanya tersenyum dan memandangku dari jauh lalu pergi lagi. Padahal kesempatan keluarga kami berkumpul hanya sebentar tapi apa yang dia lakukan? Lihatlah hasilnya!hasilnya!!!. Ibuku mengandung jadi kalian tau maksudku kan. Aku terkesan dengan kehebatan penyebaran benihnya. Hanya dalam waktu singkat pertemuan keluarga itu dia bisa menambah jumlah anggota keluarga kita. Yah itu hal bagus karena ibu terlihat senang sih, tapi perasaan cemburuku pada ayahku malah meningkat lebih jauh. Huft mari kita lupakan omong kosong ini dan menunggu dengan tenang saat nama kita dipanggil oleh Priest yang bertanggung jawab.

Saat menunggu beberapa anak terlihat bosan, ada yang tertidur, ada pula yang terlihat sangat gugup. Yah aku tak bisa menyalahkan anak itu karena pembabtisan job akan sangat menentukan arah hidupmu selanjutnya. Tapi bagi mereka yang disebut sebagai jenius sejati job hanyalah jalan pintas bagi mereka tidak lebih. Dan kemudian ada seorang gadis yang sangat mirip dengan Risa dalam penampilan. Yang membedakan adalah itu Risa versi anak-anak. Melihatnya terasa lucu dan menggemaskan daripada Risa dewasa yang selalu memarahiku karena hal-hal sepele. ketika tatapan kami bertemu aku melambaikan tanganku tapi dia hanya balas memalingkan muka. Apa-apaan itu aku tarik kembali perkataan ku soal dia yang lucu dan menggemaskan. Mungkin dia benar-benar tidak mengingatku?atau hanya aku yang memiliki ingatan kehidupan sebelumnya. Padahal aku memiliki antisipasi tinggi untuk bertemu dengan kawan lama lagi.' Haaa...'

Aku menghela napas seolah tak ada yang bisa dilakukan karena memang itulah kenyataannya.

Tak lama setelah itu gadis itu dipanggil oleh Priest yang bertanggung jawab

" Lisa . Lisa von Yohaness"

" Ya " jawabnya sambil berjalan mengikuti pendeta tersebut.

Ketika kata Yohaness disebutkan mataku terbelalak. Bagaimana bisa dia kembali ke keluarganya sedangkan aku aku disebuah keluarga yang berbeda. Oh dewi ini terasa tidak adil. Haaa... Helaan nafasku semakin panjang. Lalu sebuah suara orang dewasa yang memanggil namaku membawaku kembali ke kesadaran bahwa aku disini untuk pembatisan job.

Baiklah jawabannya bisa kutanyakan pada dewi nanti.