Airlangga yang masih tidak habis pikir dengan apa yang dia lakukan hanya bisa diam sambil menyesap kopinya.
Melihat gadis didepannya menyemburkan semburat merah dikedua pipinya, tanpa di sengaja, Ailangga tersenyum tipis. Sangat tipis karena orang lain tidak akan dapat melihatnya.
Mungkin hanya tuhan yang tau bahwa sosok kutub utara ini barusan terseyum.
20 menit menunggu, akhirnya gadia didepan Airlangga mengangmat kepalanya dan menyerahkan 2 kertas soal yang sebelimnya diberikan oleh Airlangga.
Airlangga menerimanya dan mengoreksinya satu persatu. Sedangkan Keyra duduk didepan Airlangga degdegan parah begitu melihat pulpen yang digenggam oleh Airlangga sering kali mencoret kertas putih dipeganggannya.
"Lo uda bener diawal. Cuman lo kurang teliti"
"Banyak soal salah karena analisis lo dan pemahaman lo juga salah"
"Gue liat catetan lo uda bagus dan gue pikir lo uda ngerti dan paham" Meletakkan kertas itu dimeja, Airlangga menatap Keyra.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com