webnovel

I need love

kisah seorang gadis yang mencari cinta sejati setelah dia menemukan nya ternyata pria itu menghianatinya bagaimanakah kisah cinta gadis itu seterusnya?baca kidah lengkap nya di novel ini

Lita_ · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
49 Chs

49. jalan-jalan bareng Dinda

Hari ini mereka kekantor dengan di sopiri oleh Vino. Rea dan Alqi duduk dibelakang.

Alqi sibuk dengan hpnya sementara Rea memikirkan perlakuan mama mertuanya.

"Sayang" panggil Alqi. Tapi sama sekali tidak mendapat respon dari Rea.

"Sayang" panggilnya lagi. Tapi Rea belum juga menyahut.

"Sayang" Alqi menyentuh bahu Rea, membuat Rea terperanjat dan tersadar dari lamunannya.

"Alqi, kau ini membuat ku kaget saja" ucap Rea menepuk pelan lengan Alqi.

"Sayang, kamu kenapa?" Menatap intens wajah Rea.

"A-aku..tidak apa-apa"

"Kamu mikiran apa sayang?" Tanya Alqi lagi

"Tidak, aku tidak mikir apa-apa. Aku..aku hanya...." Rea terdiam sesaat.

Lebih baik aku diam saja. Dari pada tambah membuat masalah. Nanti keluarga itu hancur lagi gara-gara aku.

"Kenapa sayang?" Tanya Alqi yang melihat Rea ragu mengatakan sesuatu.

"Tidak, aku punya janji dengan Dinda" Rea berbohong.

"Dinda temanmu itu?"

"Iya, boleh kan hari ini aku jalan-jalan sama Dinda"

"Boleh, tapi hati-hati ya, dan jaga mata mu itu" ujar Alqi memperingati

"Sayang, bukan mata yang harus dijaga tapi hati" Rea menempelkan tangannya didada Alqi.

Alqi dan tersenyum dan memeluk Rea. Membuat Rea berbaring di dada bidangnya.

"Kenapa kamu membuat sarapan tadi, siapa yang menyuruh mu?" Tanya Alqi tiba-tiba.

"Aku....aku ingin masak untuk kakek. Tidak ada yang menyuruh ku" Jawab Rea jujur.

"Aku kan sudah bilang kau harus istirahat, kenapa bangun pagi-pagi sekali, dirumah ku kan sudah ada chef yang harus memasak, apa gunanya aku membayar mereka.....bla bla bla bla..."Alqi mengomel tiada henti-henti.

Rea menutup telinganya. Ia tidak mendengar apa yang diucapkan suami gilanya.

"Sudah sudah sudah, aku tau dan tidak akan melakukan apa pun dirumah mu lagi" Rea memotong omelan Alqi.

"Kau berjanji?" Alqi menatap Rea intens

"Aku tidak yakin" Rea memainkan bola matanya.

"Rea Chandra" Alqi memanggil Rea dengan suara dinginnya.

"Nama ku Rea Humaira bukan chandra" Rea protes.

"Kau itu sudah jadi istri ku, jadi kau harus memakai nama keluarga ku jadi....." Alqi mulai ngomel lagi.

"Bla bla bla"sanggah Rea. Akhir-akhir inisuaminya suka sekali mengomel.

"Kau ini" Alqi mencubit pipi Rea gemes.

Beberapa menit kemudian mereka sampai ke perusahaan. Alqi dan Vino masuk keruangan Alqi sementara Rea masuk keruangannya.

Sudah dua hari bekerja setelah kecelakaan Alqi Rea baru merasa kalau ia tidak melihat Mia.

"Apakah Mia dipecat? Aku yakin Vino tidak akan membuat fitnah, jadi pasti memang Mia yang melakukan ini" gumam Rea.

Rea lalu mengingat sesuatu. Dinda.

Rea mengambil hpnya dan menekan nomor Dinda. Pada deringan keempat Dinda mengangkatnya.

Dinda : halo ya

Rea : halo din, kamu dimana?

Dinda : gue dirumah nenek gue. Ada apa ya?

Rea : kamu bisa bantu aku?

Dinda : bantu apa?

Rea : kita ketemuan hari ini

Dinda : boleh, dimana?

Rea : kamu yang saja pilih

Dinda : oke, cafe tempat kita dulu waktu kuliah, jam berapa ya

Rea : kamu bisanya jam berapa?

Dinda : satu jam lagi bisa gak?

Rea : oke. Satu jam lagi kita ketemuan.

Rea menutup telponnya. Ia segera menyiapkan tugasnya.

Satu jam kemudian....

Rea masuk ke ruangan Alqi. Ada Vino yang duduk di sofa sambil melihat layar laptopnya. Sementara Alqi duduk di kursinya, ia berkutat dengan berkas-berkas yang menumpuk di mejanya.

"Sayang" panggil Rea ketika masuk ke ruangan Alqi.

"Hm" Alqi menyahut tapi tidak melihat kearah Rea. Ia masih sibuk dengan berkas-berkas di depannya.

"Aku pergi dulu ya" pamit Rea.

"Kemana?" Alqi melihat Rea.

"Kan tadi aku udah bilang, kalau aku ada janji sama Dinda"

"Oh, ya sudah. Hati-hati"

Rea mendekat wajahnya kewajah Alqi. Alqi sudah tersenyum senang. Ia berpikir bahwa Rea akan menciumnya tapi ternyata tidak "Kunci mobil" Rea membisikkan ditelinga Alqi. Membuat Alqi tertawa dan merasa dikerjai Rea.

Alqi memberi kunci mobilnya.

Rea mendekat dan mengambil kunci mobil itu. Lalu ia menyalami Alqi dengan senyum mengembangnya.

Alqi tersenyum. Ia mencium kening Rea.

"Jangan nakal" Alqi mengacak-acak rambut Rea.

Rea mengangguk lalu pergi.

Ia menyetir mobil milik Alqi. Ia sebenarnya ingin membeli mobil hanya saja ia takut ingin memberi tahu Alqi.

Rea melajukan mobilnya ke cafe tempatnya janjian dengan Dinda.

Saat ia datang Dinda belum terlihat. Ia lalu memilih tempat duduk. Ia memesan minuman.

Tujuh menit kemudian Dinda datang.

"Hai" Dinda menyapa Rea.

"Hai" balas Rea.

"Apa kabar Din?" Rea membuka pembicaraan setelah Dinda memesan minuman untuknya.

"Baik kok, lo?"

"Aku baik"

Dinda mengeryitkan dahinya. Menatap Rea intens.

"Kamu kenapa Din?" Tanya Rea yang merasa ditatap dengan aneh.

"Kok lo ngomongnya beda sih Ya, gak seru tau" ucap Dinda dengan cemberut.

"Apa yang tidak seru?" Tanya Dinda bingung.

"Lo itu ngomongnya formal banget gak kayak biasanya, gak enak gue dengar. Kayak ngomong sama orang lain tau gak sih" ujar Dinda memajukan bibirnya membuat Rea tertawa keras.

"Oke, gue bakal ngomong kayak biasa. Gitu kn?"

"Nah gitu dong kan enak"

"Pesan makan yuk" ajak Rea.

"Boleh, tapi lo yang bayar ya"

"Iya, takut banget sih"

Mereka memesan makanan lalu menyantap makanan.

"Oh ya, lo ngajak gue kesini mau minta tolong apa?" Tanya Dinda disela-sela makannya

"Minta tolong" tanya Rea balik

"Katanya tadi lo mau minta tolong sama gue"

"Oh, ini lo udah nolongin gue" jawab Rea santai

"Maksud lo?" Tanya Dinda bingung

"Gue itu cuma minta bantu sama lo buat ketemuan sama gue"

"Gue gak ngerti deh"

Rea menarik napas nya panjang dan mulai menceritakan semuanya. Dari awal nikah sampai sekarang.

"Jadi lo nikah karena tragedi...." Ucap Dinda ketika Rea selesai menceritakan semuanya.

"Iya Din, tapi lo janji jangan bilang ke siapa pun, termasuk ibu gue"

"Iya iya. Terus ibu mertua lo kok gitu sih"

"Gue juga gak tau Din" ucap Rea sedih.

"Sabar ya Ya, gue yakin lo kuat" Dinda menyemangati sahabatnya itu.

"Iya Din, makasih ya"

"Kalau lo minta cerai aja gimana Ya?" Dinda memberi saran tapi ia malah di omel Rea.

"Lo gila Din, gue itu udah cinta banget sama Alqi, gue gak bisa ninggalin dia, lo tau gak sih dia itu baik banget sama gue" omel Rea.

"Iya iya maaf, kan gue cuma mau kasi saran"

"Belanja yuk Din" ajak Rea mengalih pembicaraan.

"Ayuk" Dinda semangat.

Mereka lalu ke mall menggunakan mobil Rea. Mobil Alqi yang dibawa Rea lebih tepatnya.

Sesampai di mall Rea dan Dinda membeli pakaian dan aksesoris.

"Gue gak papa nih beli banyak gini" tanya Dinda melihat keranjangnya hampir penuh.

"Iya gak papa, gue yang bayar kok"

"Ya ampun, Rea kamu baik banget" Dinda memeluk tubuh Rea.

"Iya iya" Rea melepaskan pelukan Dinda

"Lo tu enak banget ya punya suami kaya, mau ngapain aja enak, kerja sesuka lo, belanja sesuka lo" ujar Dinda ketika mereka sampai di cafe mall.

Mereka duduk sambil mengobrol dan minum jus.