Rea berdiri mendekati Alqi. Ia berdiri dibelakang Alqi. Ia memijit tengkuk Alqi.
"capek?" tanya Rea sambil terus memijit
"hm, iya lumayan" jawab Alqi. Ia sedikit tertegun melihat sikap Rea.
Rea terus memijit Alqi. Alqi tidak sabar. Ia menarik tangan Rea dan mendudukkannya di pangkuannya.
"hei" spontan karena kaget.
Alqi hanya mengerakkan satu alis matanya seperti mengatakan ada apa
Rea diam saja. menatap Alqi dengan tatapan tak terbaca.
"duduk di sini saja" ujar Alqi. Ia melanjutkan kerjaannya dengan Rea di pangkuannya.
Rea diam malu-malu. sangat memalukan pikirnya. ini sedang di kantor kalau ada yang melihat bagaimana.
"Alqi" panggil Rea.
"kau sudah berjanji akan memanggilku sayang kan?" ucap Alqi sambil terus sibuk menandatangani dokumen-dokumen
ah, ya aku lupa
"iya, sayang...." panggil Rea lagi
"hm" sahut Alqi
"Aku turun saja ya, kalau kaki mu pegal bagaimana?" tanya Rea.
Alqi tidak menyahut. Ia terus mengerjakan tugasnya.
Rea menyerah. duduk diam saja pikirnya.
"peluk aku" ujar Alqi tiba-tiba
"apa?" tanya Rea dengan wajah kaget
"peluk aku"
"tidak mau" sanggah Rea.
"kenapa?"
"ini di perusahaan"
"ini perusahaan ku"
"tapi..."
"baiklah kalau tidak mau..." belum selesai Alqi berbicara Rea sudah memeluk Alqi. Ia tidak ingin Alqi melanjutkan kalimatnya karena entah apa yang akan di ucapkan nya nanti.
"good wife"
Alqi melanjutkan kerjanya.
Sekitar 30 menit kemudian Alqi menyelesaikan tugasnya. Hari juga sudah lumayan sore.
Alqi merasakan sesuatu. Rea tidak bergerak sedari tadi.
Alqi memeriksa. Ia memanggil nama Rea
"Rea...Rea....Rea....Rea" panggil Alqi. Tapi tidak ada sahutan sama sekali.
Alqi menggoyangkan badan Rea melihat wajahnya dengan seksama.
ternyata dia tertidur.
"apakah tubuhku sangat nyaman sehingga kau tertidur" gumam Alqi.
Ia membelai lembut kepala Rea.
Tiba-tiba pintu terbuka. Terlihat Vino didepan pintu. Ia sedikit terkejut saat melihat Rea di pangkuan Alqi. .
"maaf tuan muda" Ia merasa menggangu tuan mudanya sehingga ia langsung menarik pintu. tapi sebelum ia benar-benar menutup pintu Alqi memanggilnya.
"Vino" panggil Alqi
"iya tuan muda" Berbalik, tidak jadi menutup pintu.
"siapkan mobil"
Vino baru sadar bahwa Rea tertidur. Ia kira mereka sedang bercinta. Vino tertawa dalam hati. menertawakan dirinya. Lalu ia mengangguk pada Alqi dan keluar menyiapkan mobil untuk pulang.
Alqi mengendong Rea ala bridal style. Seluruh karyawan melihat ke arah presdir dan istrinya itu. Ada yang menyangka bahwa Rea sakit dan yang lain-lain. Karyawan tampak berbisik tapi Alqi tidak mempedulikan hal itu
Ia membawa Rea masuk ke dalam mobil yang sudah terparkir didepan perusahaan.
Setelah Alqi dan Rea masuk Vino menjalankan mobil ke apartemen.
***
Rea membuka matanya dan melihat sekeliling. Ia merasa nyaman. Ia sadar ternyata ia berada dalam kamar apartemen Alqi.
Ia memijit kepalanya. mencoba mengingat apa yang terjadi. Setelah diingat-ingat ia ingat bahwa tadi ia tertidur ia pangkuan Alqi dengan posisi memeluk erat tubuh Alqi.
Tadi ia merasa sangat nyaman dan langsung mengantuk dalam pelukan Alqi.
Ia jadi malu sendiri membayangkan bagaimana reaksi Alqi ketika mengetahui bahwa ia tertidur.
Rea melihat sekeliling tapi tidak melihat Alqi. Ia melihat jam sudah pukul 01.34
Rea melihat kamar mandi. kosong. tidak ada Alqi di sana. Saat mau keluar ia baru menyadari satu hal. Bajunya. Ia memakai dress tidur diatas lutut bewarna biru laut.
"siapa yang mengganti baju ku" gumamnya.
"jangan bilang kalau Alqi, oh tidak itu sangat memalukan" gumamnya lagi.
Ia keluar mencari Alqi. Ia melihat lampu dapur terbuka. Ia yakin Alqi ada di sana.
eh, ngapain dia dapur
Rea mengintip. Ia melihat Alqi sedang menggaruk kepalanya dengan kebingungan.
Alqi berjalan ke kulkas. membuka kulkas. Ia mengambil sebiji telur.
Rea terus mengintip. Alqi meletakan kuali diatas kompor. Lalu ia menghidupkan kompor.
"ini gimana cara masaknya ya?" gumam Alqi.
Ia lalu memasukkan telur itu dalam kuali beserta kulit-kulitnya. membuat telur itu pecah didalam kuali bercampur kulit. Melihat kejadian itu Rea tidak bisa menahannya lagi.
Ia tertawa sangat keras membuat Alqi reflek melihat ke arahnya.
Alqi baru sadar bahwa ada Rea di situ.
Alqi melihat Rea dengan cemberut. Ia ditertawakan oleh Rea.
Rea terus tertawa sambil memegang perutnya. Air matanya sampai keluar di sudut matanya.
"kenapa kamu tertawa?" tanya Alqi
"apakah begitu cara masak telur di rumah mu. hahahahah....." ujar Rea sambil terus tertawa.
"lalu bagaimana?" tanya Alqi. Ia sangat tidak bisa memasak.
Rea terus tertawa. Alqi menjadi gemes sendiri. Ia menarik tangan Rea dan langsung memeluk tubuh Rea.
"kalau kau terus saja tertawa aku jadi sangat lapar, aku jadi ingin memakan mu" ujar Alqi ditelinga Rea.
Rea membelalakkan matanya. Ia jadi merinding. Ia langsung mendorong tubuh Alqi.
"baiklah, aku akan masak, kamu duduk saja ya" Ucap Rea.
Alqi menurut. Ia duduk dimeja makan sambil memandang Rea.
"kamu mau makan apa?" tanya Rea.
"aku pengen makan telur dadar saja"
Rea langsung memasak telur dadar untuk Alqi.
Setelah masak ia menaruh telur dadar itu didepan Alqi. Alqi langsung mencium aroma telur yang sangat wangi itu. Rea mengambil nasi dan memberikan pada Alqi.
Alqi langsung menyantapnya dengan lahap. Padahal ia hanya memakan telur dadar dan nasi putih tapi seperti makan makanan mahal saja. terlihat sangat lapar.
"kamu gak makan sayang?" tanya Alqi
"hm..tidak. aku lagi tidak ingin makan" Ujar Rea. Ia terus asik memandang Alqi yang sedang makan dengan lahap.
sebenarnya ia ingin menanyakan perihal baju itu tapi ia malu menanyakan itu
"Sayang" panggil Rea. Ia memanggil Alqi seperti yang Alqi minta.
"hm" jawab Alqi. ia masih sibuk dengan makanannya.
"aku minta maaf!"
"kenapa?" tanya Alqi langsung melihat kearah Rea.
"gara-gara aku kamu jadi lapar gitu, maaf karena tidak menyediakan makanan untuk makan malam" ujar Rea sungguh-sungguh. Ia benar-benar merasa sangat bersalah. Ia jadi istri yang tidak baik.
"tidak masalah" ujar Alqi dan melanjutkan makannya lagi. Ia tidak terlalu berpikir kesitu.
"Sayang" panggil Rea lagi
"hm"
"boleh aku bertanya"
"katakan" masih sibuk makan.
"siapa yang mengganti pakaian ku" tanya Rea ragu.
"Vino" jawab Rea singkat
"hah, kau yang benar saja. kenapa menyuruhnya mengganti pakaian ku" ujar Rea marah.
"haha" Alqi malah tertawa
Rea memandangnya dengan heran
"tentu saja aku. mana mungkin aku menyuruh Vino mengganti pakaian istriku tercinta ini" jawab Alqi santai
"ka-kamu?"
"iya. memangnya siapa lagi"
Rea jadi sangat malu. Alqi yang menggantikan pakaiannya dan juga celana dalamnya
Rea reflek menutup wajahnya dengan tangan.