Rea yang asik menonton tanpa sadar mengelus-elus rambut Alqi. Alqi sendiri merasa sangat senang kepalanya dielus-elus Rea. sesekali ia mengambil tangan Rea yang sedang mengelus rambutnya dan mencium tangan itu setelah itu Rea kembali mengelus rambut Alqi. begitu sampai berulang-ulang.
"kenapa?" Tanya Rea yang sadar kalau Alqi sedang melihatnya.
"apa?" tanya Alqi balik
"kenapa melihat ku terus?"
"siapa yang melihat mu aku sedang melihat seorang bidadari disini"
Seketika Rea langsung mencubit perut Alqi dan Alqi pun menjerit kesakitan.
"aduh aduh aduh" jerit Alqi
"ampun ampun ampun bidadari"
Rea melepaskan cubitannya tidak tega juga melihat Alqi kesakitan. Alqi mengelus-elus perutnya yang sakit.
Sementara Alexsa hanya tertawa cekikikan.
"kasihan sekali kakak ku ini, sini sini" ujar Alexsa manja menggoda kakaknya.
Alqi bergerak menuju Alexsa sambil mengelus perutnya seolah-olah sakit beneran.
"cup cup cup" ujar Alexsa sambil menimang-nimang kepala Alqi. Alqi cemberut manja dipeluk Alexsa.
Sekarang Rea pula yang tertawa cekikikan.
"sudah, sudah, kakak bau aku tidak suka" ujar Alexsa bercanda.
"Sayang, lihatlah dia bilang aku bau" Ucap Alqi seperti anak kecil yang mengadu pada ibunya.
"rasakan itu" jawab Rea tertawa.
Mereka bertiga pun tertawa. Kebahagian terpancar di antara mereka.
"sudah, sudah, perut ku sakit. aku mau tidur dulu" ucap Alexsa yang terus saja tertawa sehingga membuat perutnya sakit. Ia langsung berdiri menuju kamarnya.
"iya, iya, sudah tidur sana anak kecil" ujar Alqi menggoda adiknya.
"huh" Alexsa mendesus kesal.
"good night kakak ipar" ujar Alexsa lalu pergi ke kamarnya.
"ayo sayang kita tidur juga"
Rea tampak berpikir sejenak.
"baiklah"
Mereka pergi ke kamar. Dan jangan bilang kalau mereka akan langsung tidur. malam masih panjang bagi mereka berdua. Mereka melakukan aktifitasnya dimalam hari. olahraga dan mengeluarkan keringat lalu tertidur pulas.
🌷______________________________________🌷
Mentari mulai memamerkan cahayanya menandakan hari sudah pagi. Penghuni bumi ada yang sebagian memulai hari ada sebagian juga yang masih tertidur.
Seperti penghuni apartemen ini. Mereka masih tertidur dengan pulas nya.
Alqi merengkuh tubuh Rea dalam selimut saling memberi kehangatan.
Rea merasa sedikit sesak. Ia membuka mata dan melihat Alqi tengah memeluknya terlalu kuat. Ia melepaskan pelan-pelan pelukan Alqi dan mengatur napasnya.
Rea memandang wajah Alqi lekat-lekat. Wajah yang tenang dan berwibawa. Berbohong jika ia tidak mencintai pria itu. Pria baik, perhatian, lemah lembut, dan penuh kasih sayang. Ia sadar ia bahkan mendapat kasih sayang yang hilang. Ia telah mendapatkannya kembali. Tapi rasa takut masih menjelma di kepala Rea.
Apakah aku harus mengatakan kalau aku cinta padanya. Aku takut jika aku mengatakan nanti dia akan meninggalkan ku. tapikan dia bilang kalau dia cinta sama aku. hei, Kevin dulu juga bilang begitu tapi dia tetap meninggalkan mu. tapi tidak semua pria seperti Kevin kan?
Begitulah Rea berperang dengan hatinya. Ia menatap Alqi lamat-lamat dengan penuh cinta dan sayang.
"I love my husband" gumamnya lirih.
Ia segera bangun dan menuju kamar mandi. Ia mengguyur tubuhnya. Selesai mandi ia keluar kamar dengan menggunakan jubah mandi.
Saat keluar kamar mandi Rea melihat Alqi sedang duduk di atas ranjang sedang memulihkan kesadaran. Dengan muka bantalnya Alqi memandang Rea. Ingin tertawa Rea melihat suaminya. Tapi ia menahannya.
Manis sekali suami ku ini. batin Rea.
"pagi sekali kamu bangun sayang" ujar Alqi.
"pagi dari mana. ini sudah disiang" ujar Rea seraya berjalan ke ruang ganti.
Alqi bergerak menuju kamar mandi. bersiap dan mandi.
Selesai bersiap mereka sarapan.
Setelah siap mereka lalu pergi ke perusahaan.
Hari ini Rea hanya mengerjakan satu berkas dokumen. Setelah itu ia duduk santai. tidak mengerjakan apapun.
Sementara Mia yang diserahkan pekerjaan Rea mengerjakan dengan menggerutu.
Jam makan siang....
Rea dan Alqi menuju restoran kesukaan Alqi. Saat diparkiran Rea bertemu lagi dengan Mia. Kali ini Rea tidak diam saja saat Mia memandang tajam kearahnya Rea membalas tak kalah tajam. hal itu membuat Mia terlihat semakin memanas.
apa-apaan sih gak jelas banget.
Sampai di restoran mereka menikmati makan siang. Rea tidak benar-benar menikmati makanannya. Ia terus memikirkan Mia.
"kenapa sayang?" tanya Alqi yang melihat Rea termenung.
"tidak apa-apa"
"kamu sakit?"
"tidak. aku hanya rindu ibu" jawab Rea beralasan.
"ah ya, sudah lama kita tidak mengunjungi ibumu"
"hm..tidak apa-apa. aku tau kamu sibuk" jawab Rea.
Jam makan siang selesai. setelah itu mereka kembali bekerja.
Hari menunjukkan pukul 17.34 ketika Alqi keluar ruangannya.
Ia berjalan ke ruangan Rea. membuka pintu dan.....
ia tidak melihat Rea di sana. tidak ada satu pun.
kemana dia pergi
Sebelum kepanikan muncul di kepala Alqi ia segera menelpon Rea. yah, dia sadar semenjak menikah ia jadi panikan. Pada dering ketiga Rea mengangkat telponnya.
Alqi : sayang!!
Rea : iya. ada apa? kamu sudah selesai?
Alqi : iya. kamu dimana?
Rea : aku di parkiran.
Alqi : ngapain kamu disana?
Rea : bosan. di sini lebih nyaman. banyak udara segar
Alqi : baiklah. aku akan segera turun dan kita pulang
Rea : iya.
Alqi mematikan telponnya. Dengan langkah panjangnya ia berjalan ke parkiran. Matanya mencari seseorang.
Itu dia!!!!
Alqi melihat wanita sedang duduk di kursi dekat parkiran sambil memakan sesuatu.
Alqi segera menghampirinya.
"sayang" panggilnya.
Rea hanya menoleh sejenak dan fokus lagi pada makanannya.
"apa itu?" tanya Alqi sambil duduk di sebelah Rea.
"cilok" sambil mengunyah.
"kamu beli dimana?"
"tadi penjualnya lewat sini jadi aku beli deh, ini enak tau. mau coba" jelas Rea sambil memegang sendok yang penuh cilok dan mendekatkan pada mulut Alqi.
Sebenarnya Alqi enggan memakannya hanya saja karena Rea yang menyuapinya ia jadi mau.
"enak kan?" tanya Rea setelah menyuapi Alqi.
"hm" sebenarnya ia tidak menginginkan cilok itu. ia hanya menginginkan suapan Rea.
"oh ya, tadi Alexsa telpon dia bilang kalau malam ini dia akan tidur di rumah papa" ucap Rea dengan mulut yang penuh cilok membuat kuah cilok belepotan di bibirnya.
"lalu dia bilang apa lagi" tanya Alqi sambil tangannya mengusap bibir Rea. Rea sedikit terkejut tapi ia bisa menguasai diri dan tersenyum lalu menunduk.
"hei, aku bertanya padamu. dia bilang apa lagi?"
"oh itu, dia bilang kalau kakek merindukannya untuk itu dia pulang malam ini"
"hm, sudah ayo pulang"
Mereka lalu memasuki mobil dan berjalan pulang. separuh perjalanan Rea baru sadar bahwa ini bukan jalan menuju apartemennya dan Alqi tinggal. lalu kita mau kemana?
"kita mau kemana?" tanya Rea bingung
"pulang" jawab Alqi singkat
"aku tau, tapi kemana? ini bukan jalan menuju apartemen"
"kita akan berkunjung ke rumah ibu mu. bukankah kau rindu pada ibu"
"benarkah?"antusias
"iya. setelah berkunjung baru kita pulang"
Rea tersenyum senang membayangkan wajah ibu nya. ia sangat rindu pada wanita tua itu.