Rea dan Alqi masuk kamar Alqi. Rea sangat canggung. Ia duduk ditepi ranjang. Alqi lalu mengikutinya. Alqi memandangnya. pandangan mereka bertemu. Jarak mereka sangat dekat. Alqi bisa merasakan hembusan nafas Rea. Rea lalu membuang mukanya. melihat kearah lain. berpikir mencari alasan untuk keluar dari situasi ini.
"Alqi dimana kamar mandinya, aku mau mandi dan ganti pakaian"
"disitu" menunjuk pintu berwarna putih.
Rea lalu beranjak menuju kopernya. Mengambil handuk dan pakaian ganti dan pergi ke kamar mandi.
Sementara Alqi membaringkan badannya di ranjang. memandang langit-langit kamarnya.
Aku bisa menikahi wanita yang aku cintai, tapi tidak wanita yang mencintaiku. Rea sama sekali tidak ada perasaan terhadapku.
Ia memejamkan matanya. tapi tidak tidur. ketika Rea keluar kamar mandi. Ia bangkit mau mandi juga.
Ia melihat Rea memakai baju tidur tertutup. Ia tau Rea masih sedikit takut padanya. walaupun ia suaminya.
Alqi lalu masuk ke kamar mandi dan mulai mandi.
Rea diluar sudah siap-siap mau tidur. Ia sangat lelah. ketika hendak berbaring
Alqi pasti tidur disini juga. tidak mungkin aku tidur satu ranjang seperti kemarin. Lebih baik aku tidur di sofa.
Rea beranjak mengambil bantal. dan mencari selimut di lemari. Setelah itu ia tidur di sofa kamar.
Ketika Alqi keluar kamar ia melihat Rea berbaring di sofa. Ia heran
"Sayang, kenapa kamu tidur di sofa"
Rea terkejut mendengar Alqi memanggilnya sayang. walaupun tidak ada salahnya karena mereka suami istri.
"hm aku tidur disini saja"
"kenapa?"
"Alqi seharusnya kamu tidak perlu bertanya"
jawaban singkat itu sudah menjawab semua pertanyaan Alqi. Alqi memang mencintai Rea, tapi tidak dengan Rea. Ia mau menikahi Alqi hanya karena Alqi sudah mengambil mahkota paling berharga miliknya. Walaupun Rea sudah tidak perawan lagi, tapi dia tetap tidak mau melakukannya lagi.
"kalau begitu kamu tidur di kasur biar aku yang tidur di sofa" sudah berdiri di sisi sofa.
Rea bangun dari baringnya. duduk.
"ah tidak usah. biar aku saja. bagaimana pun ini adalah rumahmu. kamu sudah bertanggung jawab atas perbuatan mu saja aku sudah sangat berterima kasih"
"jangan menganggap aku orang lain. aku ini suamimu"
"iya Alqi. tapi biar saja yang di sofa"
"tidur di kasur aku bilang. jangan membuat aku mengulangi kata-kataku" suaranya mulai terdengar dingin. tidak seramah tadi. Ia mulai kesal karena Rea banyak membantahnya.
"ba baik" langsung berjalan menuju kasur.
Alqi tau Rea sangat takut bila sikapnya berubah dingin.
Rea lalu tidur di sofa. menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Sementara Alqi berbaring di sofa. matanya tidak bisa tidur sedikit pun.
Ia melihat Rea, Rea sudah tertidur pulas.
Ia pun ikut memejamkan matanya.
🌷________________________________________🌷
Matahari sudah mengintip lewat jendela. Menandakan bahwa hari sudah pagi. Rea bangun menggerjapkan matanya. Ia bangun. melihat sekeliling. Alqi masih tertidur di sofa. Ia berjalan menuju kamar mandi. Ia langsung mengguyur tubuhnya dengan air. Setelah selesai mandi ia memakai handuk.
Oh tidak!! aku lupa membawa pakaian ganti. seharusnya aku membawa pakaian ganti agar tidak perlu keluar kamar dengan menggunakan handuk. Ia mengintip. Melihat Alqi masih tertidur pulas. Ia pun mengendap-endap menuju kopernya, mengambil pakaian ganti. Saat ingin berjalan ke ruang ganti ia tersandung dengan kakinya sendiri dan jatuh tepat di sofa tempat Alqi tidur. Ia menindih tubuh Alqi. Alqi lalu terbangun. merasakan benda kenyal dan padat menyentuh dadanya. Payudara Rea tepat mengenai dadanya. Ia terkejut. begitu juga dengan Rea. ia langsung berdiri salah tingkah. membetulkan handuknya yang hampir melorot. dengan cepat memungut pakaiannya.
"maaf Alqi. aku tidak sengaja. maaf" ujarnya langsung berlari ke ruang ganti.
Alqi melihat punggung Rea menghilang masuk ke ruang ganti. Jika Rea lebih lama tadi mungkin ia tidak bisa menahan diri. walau Rea memang istrinya tapi ia tidak ingin memaksa Rea. karena itu akan hanya membuat Rea merasa tidak nyaman. Ia lalu masuk ke kamar mandi. mencuci mukanya. berusaha menjernihkan pikirannya.
Lalu ia mandi. Lalu ia mengajak Rea turun untuk sarapan pagi. Dimeja makan keluarga Alqi sudah menunggu. Terlihat semua orang tersenyum ceria pagi ini. menyambut kehadiran menantu baru mereka dimeja makan. Kecuali mamanya. wajah mama Alqi sangat masam. melihat Rea dengan tatapan membunuh. Seperti jijik melihat menantu barunya itu.
Setelah Rea dan Alqi duduk mata mamanya tidak lepas memandang Rea dengan tatapan mematikan. sorot matanya seperti mengatakan dasar wanita tak berguna.
"silakan dinikmati" ujar kakeknya.
Semua anggota keluarga lalu makan. semuanya tenang. sibuk dengan makanannya. tapi tidak dengan mamanya. pikirannya sibuk dengan hal yang tidak baik
bagaimana aku harus membuang wanita miskin ini. bagaimana pun aku harus mencari wanita yang sederajat dengan keluarga ini.
"kakak ipar hari ini kamu mau ke mana?" tanya Alexsa disela makannya.
"hmm..... tidak tau" bingung
"bagaimana kalau kakak ipar ikut aku ke kampus. aku akan memperkenalkan kakak ipar pada teman-teman ku"
Rea tidak menjawab. ia melihat Alqi. sorot matanya seperti meminta jawaban.
Alqi mengerti dan menjawab pertanyaan adiknya.
"tidak. Hari ini aku akan mengajak Rea jalan-jalan"
"oh. kalau begitu lain kali saja"
Rea kaget.
Memangnya mau kemana. aku saja tidak tau sudah bilang mau pergi jalan-jalan. Dasar pria ini suka sekali membuat keputusan sendiri