webnovel

I DON'T BELIEVE MY DESTINY 1

San Grass terlahir memiliki kemampuan untuk membaca masa lalu dan masa depan seseorang hanya dengan menatap mata nya ataupun bersentuhan dengan seseorang, ia menjalani hidup dengan kesialan bertubi-tubi, tidak ada hari tanpa kesialan, hingga ia di juluki pembawa sial. Karena kemampuan yang ia miliki , ia harus berjauhan dengan semua orang dan menghindari semua kontak yang membuat nya ‘membaca’ , ia sangat membeci nya , itu menguras tenaga nya dan melelahkan. Kemampuan nya itu berasal dari keluarga peramal yang paling terkenal di negara tersebut, mereka di kenal dengan ramalan yang paling tepat, para pejabat, dan orang penting selalu berkonsultasi kepada mereka yang di kenal sebagai keluarga San. Namun nasib baik tersebut tidak berpihak kepada Grass, generasi ketujuh yang seharus nya paling di nantikan… generasi yang di katakan akan memiliki kemampuan luar biasa dan nasib yang luar biasa..ternyata membawa ramalan pertama paling menakutkan dan membawa kesialan. Karena rasa ketakutan yang luar biasa, dan juga malu.. para tertua memilih untuk menyatakan kematian generasi ketujuh dan mengubah identitas Grass sebagai anak angkat. Jacksel yang merupakan adik kandung Grass, secara sah di akui sebagai generasi ke tujuh menyadari kemampuan Grass yang semakin meningkat dan merasa terancam oleh kakak nya sendiri dan berusaha menyingkirkan kakak nya dari muka bumi, tidak akan ada dua matahari di dalam satu bumi, begitu pun di keluarga San, ini pertama nya terjadi… dua orang yang mewarisi kemampuan generasi ke tujuh. Di saat bersamaan Grass juga bertemu dengan seorang laki-laki bernama Devian yang memiliki kemampuan Indigo.., satu-satu nya orang yang tidak dapat ia ‘ baca’ membuat nya semakin penasaran dengan lelaki tersebut. Apakah Grass mampu bertahan ?dan membuktikan jika ramalan itu tidak selalu tepat? Bagaimana hubungan Grass dan Devian selanjut nya?

kunyit_jahe · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
227 Chs

Praktik Mayat (2)

Gress mulai menyentuh tubuh itu dengan tangan yang berbalut sarung tangan karet , perlahan ia menyentuhkan mata pisau kecil itu di kulit permukaan tubuh tersebut, ia tidak khawatir pembacaan.. karena tidak ada kontak fisik ataupun kontak mata.. karena wajah lelaki tersebut telah hancur.

Tepat pada saat pisau tersebut menebus lapisan terluar tubuh tersebut, terdapat cahaya kilat kecil yang menyilaukan mata Gress.., hingga Gress memejamkan kedua mata nya dan menghalangi cahaya tersebut dengan lengan nya, ia mengosok pelan mata nya dan lengan nya dan membuka perlahan kedua mata nya.

"Apa ini? Aku di mana? Lagi? Aku bahkan tidak menyentuh tubuh tersebut dengan kedua tangan ku..." Semetara tubuh Gress sendiri masih terdiam memejamkan mata dengan kedua lengan nya, berdiri diam membeku

Malam itu terasa sangat dingin... , tanpa rumah , tanpa saudara.. dan kedua orang tua ku yang telah menua berada di desa. Aku yang berada di jalanan bersusah payah untuk menemukan tempat tinggal yang cocok dan murah , aku datang ke kota untuk mencari pekerjaaan setelah lulus..malam itu dingin sangat menusuk sekujur tubuh ku dan lapar itu mengores semua isi perut ku.. dan aku berdiam diri di dalam pelosotan terowongan di dekat taman.

Untung.. pagi itu aku menerima kabar baik... pagi itu merupakan hari tercerah selama aku berada di kota, aku mendapatkan panggilan kerja setelah melewati beberapa test. Dengan cepat aku mengunakan toilet umum untuk membersihkan seluruh tubuh ku, setelah menelpon kedua orang tua ku akan kabar baik itu, aku bergegas berlari kea rah kantor... tentu saja aku tidak ingin terlambat di hari pertama kerja..

Kilatan itu begitu terang .. menyilaukan kedua mata ku, dan aku hanya bisa memejamkan mata sambil menutup kedua mata ku dengan lengan ku..

CIIIIIIIIIIITTTTTTTTTTTTTTTT........ DUARRRRRRRRRRRRRRRRRR

Saat aku membuka mata.. aku sudah tidak berdiri di tempat ku tadi.., aku berdiri di sebuah bangsal mayat.. yang di tutupi oleh kain.. aku melihat diri ku sendiri.., Tuhannnnnnnnn.. kenapa kau begitu tega terhadap ku.. baru saja aku mendapatkan pekerjaan, baru saja aku mendengar tawa kedua orang tua ku , dan baru saja aku berpikir untuk membawa mereka berdua ke kota.. apakah ini adil Tuhan?

Tanpa di sadari tubuh Gress yang asli mengeluarkan air mata, dan mayat di depan nya entah bagaimana menitikan air bening di kedua wajah nya yang hancur, air bening itu jatuh mengalir bersamaan dengan darah yang masih merembes keluar di antara jahitan-jahitan yang menahan ledakan darah.

Setelah kejadian tersebut, jasad lelaki tersebut di pulang kan di kampung halaman, di sertai teriakan dan tanggisan kedua orang tua nya yang rentah. Kejadian tersebut membuat Gress kembali berpikir.., untuk apa kekuatan ini ia miliki? Apa yang seharus nya ia lakukan dengan kekuatan ini. dan ia mulai menyadari jika semakin ia meranjak dewasa, semakin besar kemampuan yang ia terima, seperti hal nya kejadian kemarin.. tanpa harus melakukan kontak fisik pun ia sudah dapat membaca.

" Ku dengar kau membuat semua orang terkesima kemarin? " Tanya Dev

" Huh... ternyata diri mu indigo.., kau tau dari mana?"

" Tentu saja... hal tersebut menjadi gossip trending di kampus kita, dan kau mejadi terkenal di antara para dosen..., aku suka orang yang sering membuat kejutan" tawa Dev

" Apa maksud mu dengan kejutan? Itu bukan kejutan.. " Gress dan Dev hanya berdua saja di depan balkon ruangan praktik, semua orang dapat melihat mereka hanya berduaan dari kantin dan taman, para pengemar Dev merasa sangat kesal melihat mereka berdua terutama pada saat Dev tertawa pada Gress, namun mereka berdua sama sekali tidak menyadari hal tersebut

"Indigo... adahal yang ingin aku tanyakan kepada mu..." Gress memasang wajah serius dan memandang Dev dengan sangat dalam

" Hm... kenapa kau begitu serius"

" Apa arti pekerjaan dan kekuatan mu itu?"

"Kenapa? Kau sedang bimbang sekarang? " Dev memengangi kedua telapak tangan Gress dan menepuk nya pelan " Aku juga pernah merasakan hal yang sama dengan mu...apa arti kekuatan ini? tapi aku menemukan nya.. dengan kekuatan ku ini , aku bisa membantu menemukan keadilan bagi tubuh-tubuh yang terbujur kaku yang tak dapat mengukapkan hal yang sebenar nya terjadi pada nya.., karena itu aku mengambil dokter forensic. Setidak aku tau kenapa aku hidup di dunia ini" Dev tersenyum lembut kepada Gress

" Aku bahkan masih belum bisa mengendalikan kekuatan ku untuk membaca"

" Tenang saja.. kau pasti akan menemukan cara nya" Dev menepuk pelan pundak Gress