Tok! Tok! Tok!
Pintu rumah kontrakan mereka diketuk dari luar.
Eric bangkit berdiri dan membiarkan papanya masih duduk di lantai. Pikiran Eric masih sangat kacau. Jadi, dia belum bisa mengambil keputusan apa pun saat ini.
Sebenarnya, Eric kecewa bukan karena sikap papanya saja. Tapi, Eric juga kecewa pada dirinya sendiri. Andai saja, Eric bisa lebih kuat lagi, pasti semua ini tidak akan terjadi. Dia tidak akan difitnah dan dizalimi majikannya.
Eric berjalan menuju pintu dan membukanya. Eric mengusap air matanya lebih dulu. Meski dia cengeng jika di rumah, tapi Eric memiliki harga diri yang tinggi. Jadi, dia akan sangat malu jika ada orang lain yang mengetahui jika Eric sedang menangis saat ini.
Ketika Eric membuka pintu, bunyi 'krieet' nyaring segera terdengar. Ternyata, di depan pintu ada lelaki asing yang tubuhnya berlumuran darah.
Zarius mengingat jelas tentang tatapan para iblis yang merendahkan. Ketika tatapan sinis para iblis itu seperti mengisyaratkan agar Zarius mati.
Ketika tatapan sinis dari para pasukan iblis itu berkilas tajam. Tatapan yang sangat tajam itu membuat Zarius menjadi murka dan benci!
Zarius lahir dengan ketidakmampuannya sendiri, ketidakmampuannya untuk menolak takdir bahwa dia adalah iblis yang terkutuk. Bahkan, kelahiran Zarius sendiri itu adalah dosa besar.
Zarius terlalu mematikan bagi sebagian besar iblis yang berada di bawah pemerintahan ibunya.
Tidak ada yang menerima keberadaannya di dunia mana pun.
Tidak juga dengan ibu dari Zarius, yang merupakan Ratu Iblis.
Bahkan, wanita itu yang telah meninggalkan Zarius sendirian menghadapi fitnah kejam itu. Sebenarnya, yang ingin Zarius bunuh adalah ibunya sendiri?
Tapi, kenapa rasanya sangat sulit? Jadi, Zarius melampiaskan kebenciannya pada Ratu Iblis dengan membunuh semua succubus cantik, yang memiliki sedikit kemiripan dengan Ratu Iblis.
Sebenarnya, Zarius membenci dirinya sendiri. Tetapi, dia lebih membenci ibunya, Sang Rayu Iblis. Ibunya yang dengan tidak bertanggungjawab, malah meninggalkan Zarius sendirian di penjara bawah tanah istana mereka. Dengan alasan agar Zarius terlindungi. Tapi, ketika Zarius beranjak dewasa dia tahu bahwa semua itu hanyalah omong kosong Ratu Iblis.
Hanya kakak tertuanya Zarius yang Ratu Iblis sayangi selama ini. Jadi, Zarius juga sangat membenci saudaranya.
Zarius membunuh banyak sekali perajurit iblis, karena Zarius ingin membuat saudaranya yang kelabakan. Zarius dan saudaranya memiliki wajah yang sangat persis. Hanya saja, warna rambut mereka yang berbeda.
Zarius membunuh dengan wajahnya, yang memang kembar identik dengan saudaranya, membuat Zarius berpikir mungkin saja saudaranya yang akan dicurigai. Namun, rencana itu seperti berbalik pada Zarius.
Dan di sinilah saat ini Zarius berakhir, terjebak di Dunia Manusia dengan luka mengangga yang masih mengucurkan darah.
"Papa!! Kemarilah!! Ada orang sekarat di depan rumah kita!!"
Teriakan makhluk fana itu samar-samar didengar oleh Zarius, sebelum Zarius kehilangan kesadaran dan ingatannya menghilang bersamaan itu.