Malas-malasan, Gia menyendokkan seperempat dari seluruh nasi goreng di piring lebar ke piring untuknya, dan kemudian, dia memasukkan sedikit suapan ke mulut.
"Mghh!" Gia sampai terkejut, matanya membelalak singkat.
"Kenapa, Gee?" Wajah Ren terlihat khawatir ketika pekikan tertahan dari Gia muncul usai menyuapkan makanan buatannya.
Gia bergegas menggelengkan kepala sambil menggoyang-goyangkan telapak tangannya sebagai tanda penolakan, sementara, mulutnya masih mengatup karena masih mengunyah. Setelah menelannya, dia pun menyahut, "Nggak, gak kenapa-kenapa."
"Yakin? Apa … terlalu asin? Terlalu pedas untukmu? Kurang apa, Gee? Aku sudah lama nggak masak, jadi masih agak belum terbiasa ketika memasak lagi." Wajah Ren benar-benar cemas.
Gia menormalkan wajahnya dan hanya mengedikkan bahunya sambil melanjutkan makannya. Dia tak mau bicara apa-apa.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com