webnovel

Hutang Budi, Bayar Body

Pernah berhutang budi dan berhutang uang pada seseorang? Harum Lan Elok harus membayar hutang budinya dengan tubuhnya, dia menjadi istri sementara orang yang dia ga kenal sama sekali. Apakah hanya karena butuh uang dia boleh menjual tubuhnya seperti itu? Apa lagi setelah dia jatuh cinta sama suami sementara nya, akh, baru merasakan cinta sudah patah saja.

padmavatti · Urbain
Pas assez d’évaluations
19 Chs

Anak Anjing

12. Anak Anjing

Kak Mey yang melihat Henry begitu possesif dengan Cassa palsu segera menghubungi Cassa asli yang masih berlibur dengan kapal pesiar.

"Hallo Cassa."

"Kenapa kau menghubungiku!?" Cassandra Heart marah dengan Meylian manager artisnya.

"Tenang Cass, aku hanya ingin memberitahumu kalau Henry mengikuti penggantimu ke lokasi, dia sangat posesif pada dirimu yang lain."

"Well, kerja bagus. Wanita itu sudah berhasil memainkan perannya, beri dia bonus. Bye!"

"Tunggu Cassa."

"Apa lagi sih? Aku sedang menikmati pria-pria seksi itu!"

"Aku sarankan kamu segera pulang sebelum penggantimu jatuh cinta pada Henry dan merusak rencana kita."

"Apa? Apa maksudmu! Akh, baiklah, setelah mendarat aku langsung pulang!"

Cassa mematikan sambungannya begitu saja, Cassa tidak pernah menghargai siapapun, apalagi hanya managernya.

"Andre berhenti! Berhenti!"

-Ciiit- Andre menepikan mobil, dijalanan yang sepi menuju ke arah rumah.

"Ada apa? Kenapa Cass?" Tanya Henry penasaran, tapi aku segera keluar dari mobil begitu mobil berhenti. "Cassa! Gadis gila ini! Apa lagi sih?" Henry keluar dari mobil dengan marah, dengan langkah yang menghentak-hentak dia berjalan mendekati Cassa palsu atau Harum.

"Henry... aku mau bawa pulang mereka..."

"Apa? Jadi kamu memberhentikan mobil hanya untuk anak-anak anjing kampung ini?"

"Henry... kasihan mereka, mereka sengaja dibuang, lihat saja kotaknya seperti ini?"

"Tidak! Aku tidak suka binatang!"

"Henry please..."

"Tidak itu berarti tidak! Sudah ayo!" Henry menarik tanganku dan menyeret badanku, tapi aku bertahan tidak ingin pulang tanpa anak-anak anjing yang kedinginan ini.

"Henry, sebentar lagi hujan, mereka bisa mati." Aku berlutut dan memberikan tatapan puppy eyes pada Henry.

"Sehari! Hanya sebulan mereka hanya boleh tinggal sehari!"

"Sebulan Hen... please, nanti aku carikan mereka adopter. Please.."

"Akh! Merepotkan! Ayo sudah gerimis!"

"Apa ini artinya iya?" Tanyaku dengan penuh semangat.

Henry memutar bola matanya. "Dasar lemah! Sama binatang aja peduli! Cepat!"

"Yeay." Aku senang, melompat bahagia dan memeluk Henry serta mengecup pipinya, tanpa sadar. Lalu, saat tersadar wajah kami berdua sudah memerah. "Terimakasih." Aku membawa dua anak anjing kampung ini pulang ke rumah. Ya, sebulan lagi aku akan pergi meninggalkan Henry, lalu aku akan merawat mereka bersamaku. Ide yang bagus.

Harum menciumi dan membelai anak-anak anjing itu, tanpa dia sadari Henry tersenyum kearahnya, Henry sangat menyukai Cassa yang lembut hatinya. "Kalau sama anak anjing begitu sayang, bagaimana dengan anak-anak kami nanti." Begitu pikiran Henry, Henry sudah jatuh kedalam lubang cinta.

Kami tiba di rumah, huja deras melanda ibukota.

"Kenapa anjing-anjing itu dibawa masuk! Taruh mereka diluar!"

"Hujan Henry..."

"Lalu?"

"Henry..." Dengan puppy eyes yang tidak akan terbantahkan aku memandang Henry.

"Argh! Taruh mereka di ruang depan, jangan sampai masuk kedalam kamar!"

Aku tersenyum puas, "Terimakasih."

"Cih! Merepotkan!"

Henry naik ke atas, aku menaruh anjing-anjing itu di ruang depan, aku ambilkan selimut tidak terpakai, membuatkan mereka susu dan membuatkan makan untuk mereka. Mereka makan dan minum dengan lahap, lalu tertidur diatas selimut yang aku lipat.

Aku segera naik ke atas, masuk kedalam kamar, lalu kecanggungan terjadi, Henry ada didalam kamarku, kamar Cassa, selama ini kami tidak pernah tidur bersama karena kesadaran diri sendiri, biasanya karena Henry yang meniduri Cassa palsu. Aku bingung, bagaimana bisa kami tidur bersama, aku harus menghapus make upnya, tapi aku  tidak bisa terlihat tanpa make up.

"Kenapa kamu diam saja? Bersihkan dandanmu itu, lalu segera minum obat dan tidur."

Aku masih diam saja, aku masih memikirkan sebuah cara.

"Kenapa? Aku tidak akan menyentuhmu! Jangan berpikir aku ini jahat, aku juga tahu diri, kamu masih sakit."

Heh? Mikir apa sih ini orang? Mesum! Aku masuk kedalam kamar mandi membersihkan diri dan make up, lalu terlintas ide untuk mengenakan masker. " Ya pakai masker!"

"Cassa? Kamu pakai masker?"

"Iya, supaya ruam-ruam di muka cepat hilang." Alasanku semoga membuat Henry percaya.

"Dasar aneh! Makanya tidak udah jadi model lagi! Kamu cukup jadi istriku saja!" Bentak Henry.

Jadi istri? Ahh jadi istri sementara maksudnya dia, bulan depan Cassa kembali dan kami akan saling tidak mengenal.

"Ngik ngik ngik..." Suara anak-anak anjing yang menangis.

"Cassa!" Henry berteriak dan menutup telinganya dengan bantal. Membuatku tersenyum, senang juga bisa gangguin ini orang galak.

"Iya, aku turun, aku minta maaf." Turun deh turun, sebelum si galak marah dan membuang mereka. Aku kebawah dan melihat anak-anak anjing lucu ini, yang warna hitam aku kasih nama Maxy dan yang warna putih aku kasih nama Milky. "Hey, bayi-bayi kecilnya Mama, come to Mama." Mereka berjalan mendekat dan duduk dipangkuanku. "Oh, kalian hanya ketakutan ditempat baru, kalian rindu Mama kalian? Iya? Aku juga..." Aku angkat mereka, aku duduk di sofa ruang tamu yang lebar dan empuk. Mereka nyaman di pagkuanku. "Hoamhm..." Aku menguap dan tertidur di sofa.

Pukul 02.00 dua dini hari, Henry terbangun dan menyadari kalau Cassa tidak tidur disampingnya. "Kemana dia?" Henry melihat kamar mandi kosong, ruang pakaian kosong, lalu Henry keluar, membuka kamar sebelah, kosong, Henry turu kebawah. Ruang makan kosong, dapur kosong. "Kemana dia? Apa dia pergi bekerja lagi?!" Henry berdiri di dapur dengan kesal karena merasa Cassa tidak cinta padanya.

"Errrrrrrr kuk kuk kuk..." Maxy berdiri menatap Henry dengan penuh kewaspadaan, Maxy merasa Henry adalah penggangu.

"Heh anjing jelek! Kenapa kau marah padaku?" henry berkacak pinggang dan menuding-nuding Maxy.

"Kuk kuk kuk..." Maxy tetap menggonggong karena merasa Henry tidak bersahabat.

"Hey! Kalau bukan karena istriku yang lemah lembut itu, kau da sodaramu akan mati sekarang!"

"Kuk kuk kuk..."

"Hus! Sana kembali ke tempatmu!" Henry menangkap Maxy dan membawa Maxy kembali ke ruang tamu. Lalu dia melihat hal yang mengejutkan, istrinya Cassandra Heart tidur kedinginan sambil memeluk Milky si anjing putih. Lalu Henry menatap Maxy. "Lihat, istriku lebih memilih tidur kedinginan bersama kalian, daripada menemani suaminya yang tampan ini? Lihat, dia membiarkan suaminya kedinginan. Semua ini salah kalian! Lihat saja sebulan lagi kau sudah akan aku depak dari rumahku!"

"Errrrr kuk kuk kuk..."

"Merepotkan!"

Henry mengambil selimut lebih banyak lagi, meletakan dibawah di tempat Maxy dan Milky. Henry mengangkat Maxy dan meletakan Maxy dalam selimut, Maxy menolak Maxy naik ke atas sofa.

"Hey kau! Sofa itu buatan Bentley! Enak saja kau minta tidur disana!"

"Kuk kuk kuk..."

Cassa menggeliat, membuat Henry sedikit kaget. "Sssttt diam kau anjing nakal. Terserah saja, tidurlah disana! Aku akan membawa istriku ke atas! Gantian aku yang dipeluk! Enak saja kalian!"

Henry menggendong Cassa kembali ke kamar. Maxy dan Milky tidur dengan tenang, seakan mereka mengerti Henry.

***

Maaf ya lama baru Up lagi, soalnya beresin cerita Cewek Nakal dulu. Niatnya sih mau beresin cerita ini, etapi masa, ada salah satu ceritaku yang udah buntu sama plotnya, malah mau di kontrak dreame... kkkkkk.... bingung awak ni... BTW, terimakasih buat apresiasinya.