webnovel

How to become powerful in a dungeon?

[ORIGINAL WORK BY : Reikensi] Art By : @amychii Pada tahun 2020 VR game sangat marak dikalangan para gamer tidak terkecuali VR RPG game, Nate adalah seorang lulusan SMA yang gemar bermain game. Nate pindah ke rumah kakeknya setahun setelah kakeknya wafat demi menempuh pendidikan. Suatu ketika saat Nate sedang membereskan gudang ia melihat sebuah VR game yang berjudul Dungeon Quest World, karena rasa penasaran, Nate pun mulai memainkan game tersebut, awalnya Nate hanya mengira itu game VR RPG biasa, namun ketika Nate hendak untuk keluar dari game ia tidak bisa dan malah terjebak didalam game tersebut. Apa yang akan terjadi pada Nate?

Reikensi · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
9 Chs

Chapter 7 - Kepedulian

Akupun terjatuh dan pengelihatanku pun mulai samar...

Apakah... Begini akhirnya?

Apakah aku akan mati disini?

Sebenarnya untuk apa aku berjuang?

Apakah aku sudah berguna untuk semuanya?

Semua terlihat melambat, aku seperti melihat kilas balik kehidupanku, tetapi aku masih belum siap untuk menyerah.

Tidak! Ini masih belum berakhir...

Setelah semua ini... Aku masih harus mencapai lantai 100!

Aku masih harus memecahkan semua misteri yang ada disini!

Kumohon... Sempatlah!

Di detik-detik terakhir aku seperti melihat cahaya yang membawaku kembali...

[Elking telah dikalahkan!]

[Pemberi Damage pertama : Jeager]

[Pemberi Damage terbesar : Mark]

[Pemberi Damage terakhir :]

. . .

[Jeager!]

[MVP Jeager Reinfold]

[Exp telah dibagikan ke seluruh anggota party]

[Batas kemahiran tercapai!]

[Kamu telah naik level ke 27]

[HP: 0/1483 > 1500/1500]

"Huft... Aku selamat..." Ucapku yang sedang terkapar tetapi lega karena masih bisa selamat dan berhasil mencegah sniper itu.

"Dasar bocah sialan! Aku akan membunuhmu!" Ucap Sniper itu yang kesal karena aku menghalanginya.

Tiba-tiba ada suara seseorang dari balik pohon.

"Mark hentikan itu, beberapa anggota kita sedang terluka sekarang kita harus mundur" ucap orang itu.

"Cih, lain kali aku akan membunuhmu nak! Awas saja," ucap Sniper itu dan mulai menghilang.

Akupun mulai berdiri dan mendengar seseorang sedang datang mendekatiku...

"Nate? Kau tidak apa-apa?"

"Ah, ternyata Emily, aku sudah tidak apa-apa kok, terimakasih sudah mau datang membantuku..."

"Eh... A-aku dateng kesini cuma buat ngecek Sniper itu aja ya!, dan kamu masih punya hutang budi sama aku tau jadi kamu masih belum boleh mati!" Ucap Emily yang tsundere seperti biasa.

"Iya iya, yang lebih penting sekarang sebaiknya kita kembali berkumpul dulu biar yang lain tidak khawatir"

"Y-ya kau benar... Baiklah jangan membuang-buang waktu, ayo..." ucap Emily yang setuju.

Setelah beberapa waktu menelusuri hutan dan hampir sampai ke tempat awal...

"Uum... Nate," ucap Emily yang tiba-tiba bicara padaku.

"Ya? Ada apa Emily?" Tanyaku kepada Emily.

"Terimakasih..." Ucap Emily yang langsung berlari meninggalkanku.

"Eh?" Ucapku yang kebingungan.

Akupun kembali ke kediaman party.

. . . .

"Ah kau sudah kembali, kerja bagus Nate! Memang hebat kakak adventurer yang telah mengalahkan 5 bandit!" Ucap Jeager yang menyambutku namun dengan menjengkelkan.

"Bukankah sudah saatnya kau hentikan candaan itu?" Ucapku yang mulai bosan dengan candaan itu.

"Hahaha... Tapi kami benar-benar berterimakasih Nate, kalau bukan karenamu mungkin kita tidak akan bisa mengalahkan mini boss itu," sahut Jeager kepadaku.

"Ngomong-ngomong Jeager, apa kau yang sudah mengirim Emily untuk membantuku?" Tanyaku tentang Emily kepada Jeager.

"Ah tidak, saat aku sedang fokus menyerang mini boss itu tiba-tiba dia menghilang begitu saja, kukira dia sedang mules atau semacamnya, bahkan tadi dia langsung pergi ke kamarnya, apakah terjadi sesuatu disana?" Sahut Jeager menjelaskannya kepadaku.

"Ti-tidak ada..."

"Oho... Bukankah ini sedikit mencurigakan?" Tanya Jeager sambil menggodaku.

"Sudah kubilang tidak terjadi apa-apa!" Jawabku dengan kesal.

"Baiklah baik... tidak usah sampai marah begitu, oiya aku punya sesuatu untukmu!" Ucap Jeager yang menunjukkan sebuah pedang yang berkilau.

"Apa ini? Pedang?"

"Iya, itu adalah pedang dropan dari boss itu, karena kau sudah membantu kami jadi terimalah, dan ini juga bayaran dariku..." Ucap Jeager sambil memberikan pedang tersebut dan sejumlah gold.

[Kamu mendapat Elking Sword lv.50]

[Kamu mendapat 1,000,000 gold]

Walaupun aku belum mencapai level 50 tapi sepertinya nanti akan berguna...

"Baiklah... Terimakasih Jeager, walaupun kau menjengkelkan tapi ternyata kau cukup perhatian juga,"

"Hahaha... Tidak usah kaku begitu, kita ini kan teman, bagaimana kalau sekarang kita rayakan kemenangan kita?" Ucap Jeager yang sudah mempercayaiku.

"Baiklah... Ayo kita rayakan,"

Malam pun tiba, aku, Jeager, Purito, Clara, dan Emily kami merayakan kemenangan kita dengan makan-makan dan minum.

Kamipun mulai berbincang-bincang dan saling mengenal satu sama lain, aku juga menanyakan Emily tentang kata-katanya saat di perjalanan tadi, tetapi dia tidak mau menjawabnya.

Malam pun makin larut, disaat yang lain sudah mulai mengantuk aku pergi keluar untuk mencari udara segar, duduk sambil menatap bintang...

"Bukankah ini terlihat sangat real walaupun ini bukan di dunia nyata?" Ucap Emily yang tiba-tiba muncul dibelakangku.

"Ya, walaupun ini bukan di dunia nyata tapi kita tetap harus menikmati hidup dimanapun kita berada, kalau kita tidak menikmatinya bukannya itu sama saja dengan mati?" Ucapku sambil melihat bintang.

"Menikmati hidup ya....? Nate, apakah kau rindu dunia nyata?" Tanya Emily kepadaku.

"Tentu saja, meskipun aku lebih suka disini pun aku tetap harus kembali karena masih ada keluarga yang mengkhawatirkanku..." Jawabku yang masih ingin kembali ke dunia nyata.

"Bagaimana jika keluargamu itu tidak peduli padamu? Bagaimana jika mereka hanya menganggapmu beban?" Sahut Emily menanyakan hal yang aneh.

"Itu tidak mungkin, karena seburuk apapun dirimu keluarga yang mengurusmu pasti akan tetap khawatir kalau kau hilang," jawabku berumpama.

"Hmm... Enaknya jadi dirimu, masih ada yang peduli," ucap Emily padaku.

"Eh? Emily maksudmu?" Tanyaku heran pada Emily.

"Nate, maukah kau tinggal di party ini lebih lama?" Tanya Emily padaku.

Bersambung...

Note : Tsundere = Sifat seseorang yang gamau jujur sama orang lain, misalnya bilang "nggak" tapi sebenernya "iya".

Reikensicreators' thoughts