webnovel

Horor Story

Auteur: Rajwa_03
Fantastique
Actuel · 6.1K Affichage
  • 1 Shc
    Contenu
  • audimat
  • N/A
    SOUTIEN
Synopsis

Banyak kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang di dunia ini, kamu hanya tidak tau saja bahwa manusia bisa lebih kejam dari iblis pun.

Étiquettes
5 étiquettes
Chapter 1Sepatu

Hujan semakin turun dengan deras di luar sana, kilatan petir pun ikut adil membuat suasana malam semakin mencengkram. Namun tidak ada satu titik pun ketakutan yang aku rasakan. Aku hanya diam, memandang televisi yang sedang menampilkan sebuah berita liburan.

Sekarang memang sedang liburan akhir tahun, dan memang seharusnya semua orang sedang berlibur ke tempat seperti pantai, taman, pulau, dan tempat lainnya. Sedangkan aku memilih untuk berdiam diri saja di rumah, bukan karena tidak ingin berlibur tapi ada suatu alasan yang membuat ku memilih untuk tetap tinggal.

Waktu sudah semakin larut, tapi Ibu belum juga pulang. Bukan karena aku merasa takut sendirian di rumah, apalagi khawatir. Hanya saja aku takut dia mati terkena petir, dan malah membiarkan ku hidup sendirian. Jangan sampai itu menjadi kenyataan, karena seharusnya aku yang lebih dulu meninggal dari pada orang sepertinya.

Sedikit mengesalkan memang harus hidup dengan bergantung pada seseorang, rasanya sungguh tidak bebas. Aku ingin keluar dari semua masalah ini, tapi nyatanya memang tidak bisa. Selama aku tinggal bersamanya, maka aku akan mendapatkan tempat tinggal yang nyaman juga makanan enak, yang belum tentu orang lain bisa memberikannya padaku secara percuma. Walaupun sebenarnya aku tidak ingin seperti ini, karena nyatanya harus tetap ada ganjaran dari semua perakuan baiknya padaku.

Namun aku sudah tidak mempersalahkan nya, karena itu sudah berlalu. Jangan salah, meski aku terlihat biasa saja, tapi dendam masih tumbuh besar di dalam diriku. Semakin hari malah semakin besar, dan aku tidak akan pernah melukapan semua kejadian itu.

Baru saja aku bicarakan, Ibu sudah pulang dengan keadaan basah kuyup. Sepertinya dia memang kehujanan, tapi siapa yang perduli aku memilih membiarkannya.

"Hallo sayang, Ibu pulang!"

"Iya Bu." Jawab ku seadanya.

Dia terlihat sangat senang, entah apa yang membuatnya tekrihat begitu bahagia. Sekali lagi aku bilang, tidak perduli. Masih dengan bajunya yang basah dia menghampiriku, dan memberikan ku keresek yang berisi kardus sepatu. Ya aku bisa melihat karena kardus basah itu karena kerek itu tidak bisa membukusnya kardus itu keseluruhan.

"Lihat Ibu membeliksn kamu spatu model terbaru, warnanya sangat cocok dengan bola mata biru mu. Ayo di coba."

Jika semua orang senang dengan pemberian seorang Ibu, dan bahkan rasa sayang mereka akan semakin besar padanya. Berbeda dengan ku, kebencian akan semakin meluap jika dia memberikan ku barang, aku sangat membencinya. Semua pemberian barang yang dia belikan untuk ku, pasti berkaitan dengan itu. Sungguh aku sangat membencinya.

"Ayo dibuka, dan di pakai. Kalau tidak cukup biar aku ganti ke tokonya nanti."

Entahlah sampai detik ini pun aku tidak pernah mengerti semua jalan pikirannya. Aku tidak tau apa dia memang benar pelupa, atau sengaja lupa untuk mengejek ku.

"Cepat pakai!"

"Mau aku pasang di mana, apa kau lupa 5 tahun yang lalu kau sendiri yang potong kedua kaki ku."

Vous aimerez aussi

Javanese Freislor

"Sadarlah, Breckson! Kau tidak akan bisa hidup bersamaku! Sekalipun aku mencintaimu, tapi aku tahu kedudukan kita berbeda!" pekik Freislor. "Aku tidak peduli itu, Freis!" Breckson menjawabnya dengan nada tinggi. Freislor, sosok perempuan yang memiliki tugas tersendiri untuk menemukan sosok Grendolfin, seorang dewi yang diutus ke bumi untuk mengadili suatu perkara. Ia bertemu dengan sosok Breckson, salah satu pemimpin Negara Zavrainz yang digadang-gadang menjadi pusat peradaban dunia. Pertemuan mereka diawali dengan kejadian tragis. Di mana Freislor merupakan salah satu kaum buangan dari beberapa negeri. Ia memperjuangkan para penduduknya untuk diberikan tempat tinggal di Negara Zavrainz sekalipun dia mendapat hinaan dan pembulian dari para warga. Beberapa tahun setelahnya, dia melanjutkan misi untuk mengalahkan Tuan Reos. Pada akhirnya, Breckson, Freislor dan Tuan Krapolis berkelana ke masa lalu, masa depan dan kematian untuk menemukan Grendolfin. Di sana, mereka mendapatkan beberapa pengetahuan baru mengenai Hasta Brata yang berasal dari kaum Jawa. Tak hanya itu, dia mendapatkan teka-teki baru yakni dengan permainan angka dan waktu yang terdiri dari satu, tiga dan juga lima. Hal itu diperjelas dengan sebuah puisi yang dibuat oleh ayahnya. Satu kali satu, aku berlari Dua kali satu, aku berputar Tiga kali dua, aku berhenti Tunggu dulu, sepertinya aku salah langkah Ku putar langkahku sebesar tiga puluh derajat ke kiri Ku dapati sebuah garis panjang yang mengarah ke suatu tempat Dihiasi cahaya bermandikan gemerlap bintang Aku dan kamu menjadi kita Selama perjalan, mereka juga mendapatkan kunci untuk mengalahkan Tuan Reos dari adanya petunjuk Serat Joyoboyo. Tak hanya itu, dia juga menemukan jati dirinya sebagai pemimpin di sebuah negeri. Breckson akhirnya sempat menyatakan cinta kepada Freislor. Namun, kisah cinta itu berubah setelah bertemu dengan Poresa. Ditambah lagi, beberapa kitab kuno menyebutkan bahwa hidup Freislor hanya sebatas hitungan angka dan waktu. Lantas, bagaimanakah dengan misi mereka? Akankah mereka berhasil membunuh Tuan Reos? Bagaimana dengan kisah cinta Freislor? Siapa yang akan dia pilih?

Rainzanov_words · Fantastique
5.0
351 Chs
Table des matières
Volume 1

audimat

  • Tarif global
  • Qualité de l’écriture
  • Mise à jour de la stabilité
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte mondial
Critiques
Pleurage! Vous seriez le premier commentateur si vous laissez vos commentaires dès maintenant !

SOUTIEN