webnovel

Hijrahku Bawa Aku Pulang

Hai!! Aku Dhiffa aku mengalami kecelakaan hingga koma sampai saat ini aku belum sadarkan diri. Hingga akhirnya rohku bertemu dengan seorang pemuda bernama Kahfi. Apakah Kahfi akan menuntun Langkahku? Apakah Kahfi seseorang yang dikirim Allah Padaku? Allahu a'lam :)

cottoncandy_ · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
50 Chs

48. Nikah Awal Bahagia

Dhifa memperhatikan gerak gerik gadis yang saat itu mengenakan kebaya hitam tangan pendek. Dan rok pendek batik. Serta rambut nya yang ia kepang melingkar ke kepala nya. "Loh itu bukannya, " ujar Dhifa.

"Oo, itu sepupunya Tisya, emang kamu kenal? Aku aja baru tau. " ujar Kahfi.

Suara rintihan doa restu serta perminta maaf dari Tisya, kepada sang ibu dan ayah. Di sambung dengan suara lantang Dhirga mulai terdengar. Kini seisi rumah tengah mendengerkan dengan seksama. Seketika Ijab kabul menjadi penenang acara, acara berlangsung khidmat.

"Saya terima nikahnya. Tisya Putri Aisyah binti Muhammad Maulana, dengan seperangkat alat sholat dan mahar tersebut dibayar tunai. "

"Bagaimana saksi, sah?"

"Sah!"

"Alhamdulillah.

Sang penghulu pun memulai do'a. Acara berurai air mata, Ibu dan Ayah Dhifa tak kuasa menahan haru, putra pertamanya telah dewasa, menikah dan berumah tangga, walau di usia yang masih terbilang muda 24 tahun. Mereka bersimpuh menghampiri orang tua mereka. Lalu mereka satu per satu mulai menyalami para tamu. Rey juga mengobrol dengan sang manten saat para tamu sedang makan.

"Kak, enak ya sekarang. Bisa pacaran ya sama Tisya. " ledek Rey.

"Lo kira gue nggak tau pacaran, haha. " ucap Dhirga.

"Oo jadi tinggal yang bontot.." ucap ibu-ibu yang datang ke acara akad nikah.

"Iya, baru kelas 3 SMA. " ujar Ibu Dhifa.

Kebiasaan ibu-ibu adalah menjodohkan anak mereka. Dhifa juga menjadi korban perbincangan. "Anaknya mana jeng, siapa tau bisa dijodohin, hehe. "

Dewi memanggil putri bungsu nya. "Dhi. " panggil ibu Dhifa.

"Iya bu. " Dhifa menoleh dan saat itu ia sedang bersama Kahfi.

Yang di panggil cuma Dhifa yang datang malah satu paket dengan Kahfi. "Wala, ayu tenan. Ini pacar nya ya?"

"Nggak pacaran kok tan. " ucap Dhifa.

"Oo mau jadi kayak kakakmu ya, pacaran setelah nikah?"

Kahfi yang biasa nya sangat pemalu malah dengan lantang menjawab. "Iya tante, do'ain aja. " sahut Kahfi.

"Kahf. " kaget Dhifa.

"Nggak apa-apa kan. " ucap Kahfi.

"In syaa Allah jodoh nggak kemana. " ujar Ibu Dhifa.

Di sela menyambut tamu yang terus berdatangan. Ibu Kahfi menanyakan ibu Dhifa yang sudah menyantap hidangan atau belum. "Udah makan belum mbak?" tanya mama Kahfi.

"Yaudah yuk makan. " ajak Ibu Dhifa.

Para tamu undangan mulai mencicipi hidangan, Rey dan Eca duduk di taman belakang rumah Tisya, Embun dan Dinda juga makan bersama di taman. Kahfi dan Dhifa mengambil makanan lalu menyusul teman-temannya ke taman.

"Awas Dhi, jatuh!" ucap Kahfi yang memegang piring Dhifa karena ramai nya jalan menuju meja makan.

"Makasih, sayang. " ucap Dhifa.

Kahfi masih saja tersipu malu, lalu mereka makan bersama ditaman. Acara selanjut nya diadakan di gedung dan dilaksanakan saat malam tiba.

"Eh ngomong-ngomong kok baju kalian serasi yah?" ucap Eca.

"Iya nih, kita berdua beda. " ujar Dhifa.

"Couple ciye. " ucap Embun.

Dalam acara keluarga selalu saja ada ajang untuk pamer doi. "Ini do'i lo Dhi?" Tanya Ryan Dhifa.

"Iya, kenalin ini Kahfi. " ucap Dhifa.

"Kahfi, "

"Ryan, "

"Satu sekolah sama Dhifa?" tanya Ryan kepada Kahfi.

Kahfi mengangguk mereka banyak mengobrol bersama. Mereka juga sharing bersama, hingga akhirnya resepsi tiba. Dhifa Dan Kahfi mengenakan baju yang serasi pula, Dhirga dan Tisya mengenakan baju adat Solo. Banyaknya tamu undangan membuat Dhifa lelah, kakinya yang dulu pernah di gips nampaknya mulai terasa sakit.

"Lo, kenapa Dhi?" ucap Rey yang melihat Dhifa memegangi kakinya.

"Dhi, kaki lo nggak kenapa-kenapa kan?" tanya Eca.

"Nggak kok. " ucap Dhifa.

"Kita duduk aja, ya. " ujar Kahfi.

"Ajak kesana gih, disana ada ayunan Kahf. " ujar Della sepupu Kahfi.

"Iya mbak. " ujar Kahfi.

Dhifa dan Kahfi menuju ke ayunan yang berada dalam gedung, mereka sangat menikmati pesta. Ramai. Penuh kerlap kerlip lampu.

"Mau aku bantu?" tanya Kahfi yang berusaha mengulurkan tangan nya.

"Nggak boleh Kahf. " cegah Dhifa.

"Ntar kalo kamu jatoh gimana?" tanya Kahfi.

"Tapi kan-"

Kahfi sudah mengantisipasi. Tenang aja, aku bawa sapu tangan kok. " ucap Kahfi.

"Sapu tangan?" heran Dhifa.

Kahfi mengeluarkan sapu tangan disaku bajunya, ia lebarkan sapu tangan tersebut lalu ia balutkan ditangannya. Ia memegang lengan Dhifa, dengan begitu ia bisa menjaga jarak aman agar mereka tak bersentuhan, karna tangannya tertutup sapu tangan.

"Emang boleh?" tanya Dhifa.

"In syaa Allah nggakpapa kok, kan niat nya baik. Aku nggak modus loh. " ujar Kahfi.

Mereka sampai di ayunan putih tersebut,

"Duduk dulu ya, aku mau ambil ice cream. " ujar Kahfi.

Dhifa duduk diayunan, menantikan Kahfi yang mengambil ice cream, dari kejauhan ia memandangi kakak nya yang berada diatas pelaminan, senyum yang bagaikan bunga yang mekar merona dengan bahagia. Ia tau kakaknya akan selalu ada untuknya.

"Nih. " ujar Kahfi yang barusaja datang.

"Makasih. " ucap Dhifa.

Mereka makan ice cream bersama, di ayunan yang ada bantalnya, bantal nya ia letakan sebagai pembatas. Resepsi berlangsung meriah, ramai dan khidmat. Foto keluarga tiada henti dari lepas ijab kabul tadiz

"Dhi, kesana yuk, mau foto?" ucap Kahfi.

"Yaudah yuk. " ujar Dhifa.

Mereka menjadi sorotan para tamu undangan, nampak serasi dengan paras yang memikat.

"Yak, miring sedikit, 1 2 3. "

Chesee

"Dhi sama Kahfi dong, foto berdua?" Pinta Ryan.

"Iya iya kalian dong. "

Mereka berfoto berdua dan request dari sang photograferz

"Tolong merapat sedikit mbak, cuma beberapa kali kok.

Dhifa mendekat, dan chese foto mereka terabadikan.

"Aku malu. " ujar Dhifa sembari menuruni tangga pelaminan.

Salah seorang pemuda memanggil nya. Ia sedang kebingungan mencari kekasih nya. "Dhifa. " pekik Devano.

"Iya. " sahut Dhifa.

"Liat Embun nggak?" tanya Devano.

"Dia tadi di ayunan. " jawab Kahfi.

"Thanks ya bro, " ucap Devano.

Dhifa hanya diam, lalu suara alunan musik memecahkan keheningan diantara Kahfi dan Dhifa.

Oh baby I'II take you To the sky forever you and I, You And I

Dhifa menengok ke belakang, seketika ia terdiam.

"Luis, "

"Dhi dia, siapa?" ujar Kahfi.

"Dia man-"

"Mantan kamu?" tanya Kahfi.

Dhifa menoleh ke Kahfi, mereka melihat seorang pemuda yang usia nya lebih tua beberapa tahun dari mereka. Nampak mengenakan batik berwarna hitam bercorak coklat.

"Dia udah nikah. " jelas Dhifa.