webnovel

Bab 15.2: Untuk Menderita, Walau Tak Sekarat

"Kita... Kita akan musnah."

Saat kami tertelan sepenuhnya oleh kegelapan, pandangan kami terhalang sepenuhnya tanpa dapat melihat dengan jelas, awan hitam menutupi langit yang berada di atas kami mencegah sinar rembulan untuk bersinar. Kami bahkan tidak dapat menghitung berapa banyak kapal yang ada di armada musuh, kesulitan melihat kapal satu sama lain, khawatir apabila berakhir saling menembak kapal sendiri.

Suara meriam yang ditembakkan, pedang berbenturan, dan jeritan pria terdengar dari segala penjuru. Memberi tanda bahwa kami, masih bertarung walau melawan pertarungan yang tidak dapat dimenangkan.

"Kapten, perintah Anda !"

Kujaga kemudi kapalku tetap berada di jalur saat kapalku kubawa menjauh dari kapal terbesar musuh, seorang wanita gelap. Kapal itu adalah binatang buas, mendekat sedikit saja dari daerah tembaknya... Spitfire akan berakhir sekejap.

"Dimana Kapten lainnya ?!" teriakku.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com