webnovel

BAB 7 Kesenangan bersama Sado Masokis (18+)

*POV Issei*

Aku agak terkejut bahwa Akeno akan memulainya sedini mungkin, bahkan di bawah radar Rias. Juga ini pertama kalinya aku menyentuh pantat seorang gadis, aku menguleni pantat Akeno dengan penuh semangat.

"Kamu tahu, kan? Rias akan menyadari ketidakhadiranmu di kelas?." Tanyaku penasaran mendongak sambil menguleni dan meraba pantat Akeno yang halus.

Ketika aku menyentuhnya, aku merasa bahwa pipi pantatnya tidak dilapisi celana dalam, lalu aku meraba lebih dalam... aku menemukan seutas kain, menurutku Akeno sekarang memakai jenis G-string atau Thong.

"Mn~ tidak masalah, setidaknya aku akan menjadi pelopor bagi Rajaku. Menge- Nhh! chek apakah itu cocok atau tidak dengannya." Jawab Akeno yang menggerakan maju dan mundur pinggulnya, dimana memeknya bersentuhan dengan kontolku. Aku bisa merasakan bahwa celanaku basah disana.

Wajah Akeno memerah karena nafsu, dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Jarak kami hanya beberapa senti saja.

"Issei - khun~." Desah Akeno dengan nada yang menggoda.

"Kamu yakin? kamu mungkin akan terikat terus denganku dimasa depan." Tanyaku yang memastikan tekad Akeno.

"Ya~ aku yakin- Mpph!!." Jawab Akeno mengangguk, lalu terkejut karena aku langsung mengunci bibirnya dengan bibirku.

*chu* *chu* *smoch* *lick* *Smooch* *Slurp*

Aku mengecupnya sebagai awalan, lalu ciumanku semakin panas dimana aku mengulum bibir bawahnya kemudian memasukan lidahku ke dalam. Akeno yang menyadari tindakanku segera membalas ciumanku dengan ganas, lidahnya mencoba bergulat dengan lidahku.

Aku merasakan sensasi lidah Akeno, itu cukup halus dan terasa licin. Kami juga bertukar air liur, dan harus aku akui bahwa air liurnya memiliki rasa seperti mawar.

"IsseihnNN~ Mph~." Erang Akeno terkejut di antara cumbuan kami, disaat aku dengan isengnya memasukan satu jariku ke duburnya.

Aku tidak menggubrisnya, aku masih fokus dengan menyedot air liurnya yang memiliki rasa mawar.

"*Chu* baiklah, ayo ke tempatmu. Aku tidak ingin mengotori kamar milik Rias." Ucapku setelah asyik mencium dan mnyedot nektar milik Akeno.

"Oke~." Akeno kemudian beranjak dari pangkuanku dan mennyeret diriku ikut bersamanya. Kemudian dia membuat sigil berwarna kuning yang merupakan sigil pribadinya.

Tak lama kemudian, sebuah lingkarang sihir berukuran besar muncul dibawah kami. Lingkaran tersebut naik perlahan, dan detik berikutnya kami dipindahkan ke sebuah kamar ala Jepang yang khas dan cukup luas dengan sebuah futon besar yang dapat menampung 2 orang.

Aku mdlihat sekeliling, secara samar aku bisa mencium bau keringat wanita dan parfum yang sama seperti milik Akeno. Aku berasumsi bahwa ini adalah kamar pribadinya.

"Kamu sudah menyiapkannya?." Tanyaku menunjuk Futon besar disana.

"Tidak juga~ *sreeek*." Jawab Akeno lalu merobek pakaianku.

"....." Aku terdiam sesaat dan berpikir. 'Kenapa dia menyobeknya? apakah segatal itu memeknya hingga tidak sabar?.'

Akeno lalu memeluk leherku dan kami berciuman lagi, kali ini lebih panas dan sensual. Aku menggigit bibir bawahnya yang lembut dan memasukan lidahku untuk menari di dalam mulutnya, disana aku juga mendapat perlawanan dari lidah Akeno. Jadi, lidah kami saling beradu siapa yang paling dominan.

"Mnh~ Issei - kun." racau Akeno dalam sela - sela ciuman kami.

"Akeno Mh~." balasku dengan tangan kanan ke payudaranya yang besar nan lembut dan tangan kiri meraih bokongnya yang kencang nan besar.

*Chu* *Slurp* *Smoch* *Lick*

suara ciuman kami bergema di kamar milik Akeno, dan ciuman kami bertahan selama setengah jam hingga akhirnya harus berpisah karena kami kehabisan nafas. Saat bibir dan lidah kami berpisah, untaian benang liur masih tersambung di antara kami yang akhirnya harus terpisah.

"Hah.... Hah.... Issei - kun, itu ciuman terpanjang yang pernah aku rasakanAhn~ Mou, jangan memainkan pantatku." Ucap Akeno pelan sambil mengatur nafas, dia lalu mengerang ketika aku menguleni pantatnya yang besar.

"Benarkah?." Tanyaku namun aku langsung mencium lehernya yang jenjang, karena entah kenapa aku ingin mengambil Akeno.

'Mungkin karena darah naga?.' Pikirku sendirian yang merasakan panas di hatiku dan mulai menyebar ke seluruh tubuh.

'Ya! Sebagai naga, libido kami sangatlah besar. Kebanyakan dari kami akan melakukan seks dengan berbagai makhluk hidup, itulah kenapa ada makhluk yang memiliki ciri drakonik. Terutama mungkin keluarga ibumu.' Jawab Ddraig di dalam benakku dengan nada bangga.

aku tidak menggubrisnya dan masih asyik menciumi leher Akeno, tidak lupa aku mencupang lehernya sebagai tanda.

"Mnh~ Ahn! Issei~ tandai akuhh mnn~." Racau Akeno memeluk kepalaku.

'Akhirnya kamu bisa menikmati Waifumu kan, Partner.' Goda Ddraig di benakku. Lalu ingatanku kembali saat aku masih SMP dan waktu itu adalah awal - awalnya DxD rilis. Aku jatuh cinta dengan Heroine Akeno Himejima dalam pandangan pertama saat itu.

'Mungkin....' Balasku dalam benak, lalu aku mulai turun sambil membuka pita kerah dan kancing baju Akeno.

Setelah aku buka, aku kemudian turun mencium tulang selangka Akeno. Aku menjilatinya, dimana keringatnya yang agak asin ikut aku rasakan.

"Mhn~." Desah Akeno.

aku lalu turun lagi dimana wajahku berhadapan dengan payudara brukuran F atau G Cup miliknya, payudaranya cukup besar bahkan BH berendra ukuran besar itu sedikit tidak muat.

Tanpa bertanya, aku langsung melepas kait yang tepat di bagian depan. Saat aku lepas, payudara Akeno langsung menyembul keluar seperti baru saja melepaskan diri dari penahan.

"Indah!." Seruku sambil memandang payudara dengan puting dan aerola berwarna merah muda di depanku.

Aku memandanginya cukup lama, hingga aku mendengar suara Akeno membangunkanku.

"Mou! Issei - kun, jangan memandanginya! Itu membuatku malu!." Ucap Akeno dengan wajah memerah dan menoleh ke arah lain.

"Memandanginya adalah suatu apresiasi, kamu tahu? juga.... aku harus jujur bahwa payudaramu sangat indah dan kekenyalannya A5." Balasku memandangnya sejenak lalu beralih kembali ke payudaranya, kemudian aku memijat salah satu payudaranya.

Jemariku langsung tenggelam, juga rasanya sangatlah kenyal dan agak empuk.

"Hnn~ Jangan Menggodaku, Issehh~!." Desah Akeno lalu meracau saat aku memijat Payudaranya.

Akeno menekan bahuku dengan tangannya, berikutnya dia mendorongku hingga terjatuh ke futonnya.

*Brak*

Suara tatami berderit terdengar, kemudian Akeno mengangkangi diriku dan mulai menggesek kemaluannya lagi ke celanaku dimana batang kontolku sedang mengeras seperti batu dan ingin keluar.

"Ahm!." Saat Akeno sedang asyik menggoda kontolku, aku langsung mengulum puting susunya yang berwarna merah muda. Lalu aku sebelah kirinya dan menjilatinya dengan berkeliling di Aerolanya. Tangan kiriku

"Mnnn~ Aahn! Issei! Sedot lebih kuat!." Akeno mendongak dan meracau menyuruhku mengenyot lebih keras.

Selain mengenyot payudara Akeno, tangan kiriku bermain dengan payudara sebelah kanannya dengan memilin dan mencubit putingnya. Tidak lupa aku menguleninya dengan gentle.

Lalu tangan kananku memegangi bokong Akeno dan memijatnya dengan penuh perasaan, terkadang aku memasukan telunjukku ke dalam duburnya dan memeknya yang basah untuk menggoda gadis iblis itu.

"Iyaaah~! Issei! Ak- Aku! Aku KeluaAAH~." Tidak lama, Akeno menjerit kenikmatan dimana matanya berputar dan aku merasakan celanaku basah.

"*pah* Serius, sudah keluar? *Slurp* Hmm, ini manis!." Ucapku tak berdaya setelah mengenyot payudara kiri Akeno, lalu aku menjilat tangan kananku dimana ada cairan surgawi Akeno yang berceceran disana.

"Maaf... Nnh~ ini pertama kalinya bagiku." Balas Akeno agak lemas setelah keluar untuk pertama kalinya.

"Hehe, sama bagiku. Nah! sekarang kangkangkan kedua kakimu!." Aku terkekeh ketika mendengar Akeno, lalu aku memerintahkannya untuk membuka kedua kakinya.

'Jika dipikir - pikir, Akeno itu Sado Masokis...' Pikirku sendiri sambil melihat Akeno membuka perlahan selangkangannya.

Kemudian aku menyibak roknya yang sangat pendek, lalu aku menunduk dan menyingkirkan celana dalam Thong berwarna hitam berendra. Aku memperhatikan bahwa memeknya sangat bersih dari warna hitam dan rambut.

"Akeno, Memekmu sangat indah dan menawan! Sekarang, Itadakimasu~!." Seruku memuji Akeno, lalu aku mencondongkan wajahku dan mulai menjilati memeknya yang bersih.

Yah, karena aku juga kurang pengalaman. Jadi aku agak kaku melakukannya, jadi pertama - tama aku mencium dan menjilati Clitorisnya. Kedua aku memasukan jariku lagi dan mengobok - obok memeknya tanpa merusak selaput dara miliknya yang tipis dan rentan. Ketiga, jari di tangan kiriku masuk ke lubang duburnya lagi untuk membuat Akeno merintih lagi.

"Ahh! Issei- Jangan duburku lagiIIhhh!." Erang Akeno, bersamaan aku merasakan duburnya berkedut - kedut. Lalu, sebuah cairan putih agak bening merembes keluar dari memeknya. Aku tanpa pikir panjang meminumnya, dan terkejutnya aku bahwa rasanya sangat asin, walaupun ada manisnya sedikit.

'Dia keluar lagi? Dan ternyata cairan wanita itu asin?!.' Pikiru lagi dengan kejutan di wajahku saat meminum cairan milik Akeno.

Aku kemudian mendongak dan melihat bahwa Akeno bernafas dengan memburu, dadanya naik turun dengan cepat.

"Akeno, sekarang giliranku." Ucapku membangunkan gadis yang kelelahan ini. Lalu aku berbaring di sebelah kirinya.

"Mhh~ yah...." Akeno merespon walaupun agak lambat dengan menoleh, wajahnya sangat merah dan dia memiliki mata sayu.

Setelah itu, dia melepas celana panjangku. Kemudian melepas celana boxer hitamku.

*Gulp*

Akeno menelan ludahnya saat melihat tenda besar di celana Boxerku, dia kemudian menurunkan perlahan dan akhirnya mengeluarkan kontolku yang berdiri tegak serta berkedut - kedut.

"Aku masih tidak percaya akan sebesar ini!." Seru Akeno melihat kontolku yang berdiri dengan panjang 14 Inchi seperti kontol kuda.

"Kalau begitu, Itadakimasu~ Ahm!." Lanjut Akeno lalu mengulum kepala kontolku.

Karena mulutnya yang kecil, dia pada akhirnya tidak bisa sepenuhnya mengulumnya hingga habis. paling - paling hingga setengah batang.

Selain itu Akeno juga memijat buah zakar dan batangku dengan tangan halusnya, rasanya nikmat dan menyenangkan. terkadang ada rasa semriwing dimana bulu kudukku berdiri.

"Hrmm~ Ya! Seperti itu, gunakan lidahmu." Geramku menahan desahan, aku merasakan lidah Akeno berkeliling di sekitar kontolku dan aku juga merasakan pijatan dari kerongkongannya.

*Ogh* *Sluck* *Slurp* *Lick*

Suara kotor kontolku dan mulut Akeno, dia membuka mulutnya lebar - lebar dan memaju mundurkan kepalanya. Terkadang aku menahannya agar tidak mundur, dimana itu membuat Akeno tersedak.

"*Batuk* *Slurp* *Lick* Hg Hg!." Akeno tersedak kontolku yang besar, aku bisa merasakan pijatan samar dari tenggorokan Akeno.

"Hmm~ Sedikit lagi, sayang!." Ucapku tanpa aku sadari karena terlalu nikmat hingga bibirku keceplosan.

.....

*POV Umum*

Akeno mengangkat alisnya saat Issei tanpa sadar mengatakan "sayang", namun entah kenapa hatinya tersentuh akan ucapan ini. Dia lalu mempercepat kuluman dan pijatan di Kontol Issei yang saat ini berdenyut - denyut.

'Dia mengatakan sayang!.' Pikir Akeno bersemangat dan terus menyedot kontol Issei, agar mengeluarkan susu yang penuh protein bagi wanita.

Tak lama kemudian, Akeno merasakan bahwa kedutan dari kontol Issei semakin intens, hingga....

"Gh!! Akeno! Aku akan muncrat!." Seru Issei saat dia menahan kepala Akeno agar tidak mundur, bahkan dia mendorongnya agar lebih dalam kontolnya masuk ke kerongkongan.

*Spurt* *Spurt* *Spurt* *Spurt*

Tujuh kali Sperma Issei menembak di dalam kerongkongan Akeno, karena jumlahnya yang banyak. Itu membuat mulut gadis iblis itu membludak, bahkan merembes melalui sela - sela bibir bahkan hidung yang terlihat meler.

*Glup* *Gulp* *Gulp*

Akeno berusaha untuk menelannya sebanyak mungkin, dia tentu saja tidak ingin menyia - nyiakan protein yang dia terima, tapi dia sadar bahwa kapasitasnya untuk menelannya agak kurang.

"Yeah~ itu nikmat, minum itu hingga habis." Desah Issei yang hanya mendapat anggukan pelan dari Gadis iblis berambut hitam keunguan tersebut.

"*Puha* *Gulp* *Lick* I- Ini nikmat.... Juga... Issei - kun, aku ingin bertanya suatu hal. Barusan kamu memanggil 'sayang'?." Akeno melepas kepalanya dari kontol Issei, dia lalu menelan sisa yang ada di dalam mulutnya dan juga mengoreti apa yang meluber di sekitar bibirnya.

Kemudian dia memandang Issei dengan mata bingung dan mencoba memastikan, apakah yang dia dengar sebelumnya benar atau salah.

"Uh..... Y-Yeah..... Sebenarnya.... Aku menyukaimu dari pandangan pertama, walaupun aku menyatakan ke Rias sebelumnya... Tapi wanita yang mengambil untuk pertama kalinya adalah kamu." Issei tertegun sejenak, dia lalu menjelaskan apa adanya.

Walaupun ada kebohongan sedikit di sana, apa yang dia maksud sebenarnya pandangan pertama saat dia ada di kehidupan sebelumnya. Walaupun yang di dunia ini tidak jauh berbeda, karena Akeno tahun lalu telah mengambil hatinya.

"Begitukah? Kalau begitu senang mendengarkannya." Ucap Akeno bersemangat, dia lalu memeluk Issei seperti Koala.

"Yeah-.*Boom* *Retak*." Ketika Issei hendak melanjutkan, ucapannya dipotong oleh ledakan dari atas kamar Akeno.

Kemudian debu dan serpihan kayu mengepul di kamar tersebut, tentu saja Issei segera bersiap. Dia langsung mengeluarkan Boosted Gearnya untuk melindungi dirinya dan Akeno.

*Zung*

Suara dengungan sihir terdengar dan sebuah bola berbentuk oval berwarna merah gelap menerjang Issei dan Akneo, Issei yang memiliki reflek tercepat langsung menghadapinya.

'Gunakan Vasavi Shakti!.' Issei mendengar seruan milik partner lainnya, yaitu Karna yang sebenarnya berasal dari Fate.

'Oke!.' Jawab Issei dalam benak.

Dalam hitungan milidetik, tepat saat bola merah tua itu di depan Issei.

Dia memejamkan mata dan membayangkan tombak yang di maksud Karna, kemudian sebuah tombak sepanjang 2 meter dengan dua bilah besar berwarna hitam tercipta dari ketiadaan di tangan Bossted Gear berada.

Akeno yang ada di belakang Issei terkejut saat sebuat tombak besar dengan rasa penindasan yang besar tiba - tiba muncul, tombak itu memiliki kekuatan dewata di dalamnya.

*Peng* *BAM*

suara dengingan logam memantulkan sesuatu terdengar, atau lebih tepatnya sihir berwarna merah gelap itu dipantulkan oleh tombak yang Issei keluarkan dan langsung memantul ke arah acak dan meledak. Itu langsung membuat lubang besar lain di kamar.

"BAGAIMANA BISA KAMU MEMANTULKANNYA?!." Sebuah suara seruan akrab terdengar, ada rasa marah, sedih dan terkejut secara bersamaan.

"Rias? Kaichou?!." Seru Issei dan Akeno bersamaan.

Issei lalu mengibaskan tombaknya dan debu dan asap langsung menghilang, di atas langit dia dan Akeno melihat Rias yang terkejut dengan linangan air mata di pipinya.

'Sial bung! kamu baru saja membuat gadis menangis!.' Seru Ddraig melalui tautan pikiran.

'Diamlah!.' Balas Issei, sekarang kepalanya sakit. Bagaimana mengurus Rias, harus diakui bahwa gadis ini agak manja.

'Kamu mungkin harus jujur dengannya, Issei - kun.' Issei mendengar suara Karna yang mencoba menasehatinya.

'Aku paham itu, Karna - dono. Hanya saja bagaimana menjelaskannya ke gadis ini, yang agak manja.' Erang Issei tak berdaya.

"*batuk* *batuk* Rias! aku bisa jelaskan. Jadi turunlah dan berbicara dengan kepala dingin, oke?." Seru Issei setelah terbatuk beberapa kali.

"Aku tidak ingin mendengar penjelasanmu!." Teriak Rias dengan marah.

"Kaichou! Issei benar, mari kita berbicara dengan kepala dingin. Jika kamu tidak ingin, silahkan bunuh aku!." Teriak Akeno yang sebenarnya malah memperkeruh keadaan saat ini.

Namun sepertinya ajakan Akeno berhasil mendiamkan Rias, dia terbang dalam keadaan diam dengan mata penuh kontemplasi.

".... Baiklah! tapi jelaskan dengan rinci dan detail. Terutama kamu Issei!." Ucap Rias setuju untuk berbicara dengan kepala dingin, setelah dia menimbang pro dan kontra jika dia melakukan sesuatu seperti membunuh Akeno.

Lagipula dia dan Akeno sudah seperti saudari, bahkan jika tidak memiliki hubungan darah sama sekali.

" Fiuh — baiklah." Issi menghela nafas lelah dan mengangguk, yang juga diikuti oleh Akeno.

...........................................

Maaf guys, R18 nya segitu dulu. Karena menurutku R18 terlalu awal tidak terlalu bagus, dan juga maaf tidak pernah update. Karena ada kesibukan (kuliah), serta satu setengah bulan ke depan belum bisa update terus, dikarenakan aku masih menjalankan program PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) di Sekolah Menengah Kejuruan.