Setelah melakukan perjanjian dengan Abella, Rian sekarang mengayun langkah ke arah ruang kerja Hernandes. Perjanjian di antara mereka akan segera terjalin.
Entah kenapa ia tidak memiliki sama sekali semangat untuk memulai pernjanjian yang telah ia tunggu-tunggu sejak dulu.
Sejak pengajuan permintaan Abella yang di luar harapannya membuat Rian sedikit terkejut. Tapi, ia kembali memutar niatan awalnya.
Rian memang dari awal tidak ingin mengakui anak yang akan lahir dari rahim Abella, ia hanya menginginkan harga dari benih yang ia tanam. Bukankah seperti itu? Namun, kenapa seperti ada yang Rian sesali.
Apakah dirinya memang sudah jatuh cinta dengan Abella? Wanita yang hanya mengandalkan kursi roda itu?
Tangan kanan Rian terulur untuk berlabuh di atas permukaan pintu besar yang bersabut cat coklat mengkilat. Ketukan sebanyak tiga kali membuahkan hasil. Suara tegas Hernandes membelai di telinga Rian.
"Masuk."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com