Aku ke luar dari ruangan, tepatnya dari kamar sendiri, lalu menuju ruang tengah dan duduk di sofa. Ketika memikirkan kembali ucapan Tom, kepala menjadi pusing, karena tak bisa segera memutuskan. Di saat bingung, langsung teringat tentang asisten satu lagi, Luke. Apakah dia sudah makan? Karena tak satu Penthouse, tepatnya Luke di kamar deluxe, berbeda satu lantai dengan aku dan The Godfather.
Aku segera melihat ponsel dan mencari nama Luke. Dia terkadang menunggu diriku dan dad untuk makan, tapi aku selalu mengingatkan agar tetap makan dan jangan menunggu kami, karena bisa jadi kami sudah makan terlebih dahulu.
Setelah menemukan nama Luke, langsung saja menghubungi asisten satu itu. Terkadang, ingin memata-matai Tom dan Luke, supaya mengetahui dengan benar tentang siapa mereka. Bukan karena meragukan kemampuan yang ada, hanya saja, firasat ingin menyelidiki timbul, karena pernah melihat gelagat yang mencurigakan dari keduanya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com