Hasrat Siang Hari

Permainan panas itu masih berlangsung, ruangan berAC itu tidak lagi terasa sejuk melainkan menjadi panas. Kedua insan manusia itu terus bergumul satu sama lain, menciptakan alunan melodi indah yang keluar dari keduanya. Serangan yang bertubi-tubi membuat wanita it uterus melambung ke atas awan.

"Hah … hah … hah …" Terdengar napas yang tersengal dari dalam sana. Senyuman indah terukir di bibirnya seraya belaian yang lembut meyapu peluh yang jatuh.

"Kau lelah, Sayang?" tanyanya dengan suara berat.

Napasnya masih tak beraturan, hanya senyuman yang selalu dia perlihatkan selama penyatuan mereka.

"Jika ku katakana aku lelah, apakah kau akan menyudahinya?" tanyanya balik dengan senyuman menggoda.

Dengan cepat lelaki itu menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang bisa menghentikanku! Rasanya aku tidak ingin semuanya cepat berlalu," jawabnya sambil kembali mengecup leher putih itu.