webnovel

HART

Hart Felix adalah seorang siswa SMA kelas 12, awalannya kehidupannya biasa saja sampai akhirnya ia bertemu dengan penunggang nya namanya, Eliza Clemira. seorang gadis yang akan menjadi pemilik rusa jantan yang tersesat. "kau adalah penunggang ku dan aku adalah rusa mu, maka biarkan kaki ku menggantikan kaki mu"

yuka04_ · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
4 Chs

Felix dan Mira

"Peter..."

panggil Mira lembut sambil menepuk pelan pipi Peter, Peter melenguh kecil

"engh.. Mira? kenapa?"

"saya harus pulang dan kamu juga, ayo bangun"

Peter mengucek matanya yang gatal, Mira segera meraih tangan itu pelan

"jangan di kucek nanti sakit"

Peter mengangguk, Mira turun lebih dulu dari ranjang dan di susul Peter yang masih sempoyongan

mereka tidak tidur bersama, Mira tetap duduk dan terjaga di tepi ranjang. hanya Peter yang tertidur pulas sambil berbaring dan memeluk lengan Mira

"Mira bakal ikut saya kerumah kan?"

ujar Peter menatap Mira dengan tatapan penuh harap, Mira menghela nafas

"gak bisa soalnya saya harus kerja"

selain bekerja alasan utama Mira menolak ajakan Peter adalah karna rumah Peter tidak menerima kehadiran nya

Peter menatap sedih ke arah Mira

"Mira... kalau Mira dari awal mau sama saya Mira gak perlu kerja..."

ujar Peter sedih, Peter tidak tau perlakuan buruk yang Mira dapatkan karna dirinya. Mira menghela nafas lagi

"maaf ya, saya masih sekolah jadi gak ada waktu untuk mikirin hal itu"

Peter terdiam, sejujurnya dia itu sangat mencintai dan menyayangi Mira... dia bahkan rela menghabiskan uang nya hanya untuk membeli Mira.

dia bingung kenapa Mira tidak mau menerima nya padahal dia sudah mengorbankan sebagian tabungan nya hanya demi Mira.

"kalau gitu saya duluan ya, kamu hati-hati pulang nya"

ujar Mira memecah lamunan Peter, Peter mengangguk lalu melambaikan tangannya ke arah Mira yang berjalan meninggalkan nya tanpa sedikitpun menoleh ke belakang.

ia pun berjalan memasuki mobil hitam yang terparkir mewah di halaman sekolah

"ayo pulang"

supir turun dari mobil dan membukakan pintu untuk tuan muda mereka, Peter naik dan langsung memasang wajah sedih dan bosan

dia akan terus memasang wajah itu sampai ia bertemu dengan Mira, karna baginya Mira adalah obat yang tak bisa ia temukan dimanapun.

"gerak"

ujar sang sopir di mic kecil nya, mic itu terhubung dengan seseorang.

---------

Felix berjalan pulang bersama teman-temannya, mereka berjalan kaki karna jarak sekolah dan rumah nya itu dekat

"Lo kenal cewek yang namanya Mira gak?"

tanya Felix kepada Bachtiar, Bachtiar mengangkat alisnya

"Mira? yang nempel terus sama Putri?"

Felix mengangguk, Bachtiar membalas dengan menggedikan bahu

"banyak yang bilang dia gak punya temen karna nempel terus sama Putri, gak tau sih kita kan beda jurusan juga"

ujar Bachtiar acuh, toh bukan urusannya juga ngepoin anak IPA

Felix mengangguk, yah.. dia juga tidak heran mengapa Mira punya sedikit teman.

sifatnya kan dingin begitu.

"tuh Mira"

ujar Rifhan menunjuk ke arah seorang gadis, Felix hendak menghampiri Mira namun langkahnya terhenti begitu melihat dua orang lelaki berbadan tinggi mendekati nya. satu orang dari mereka seperti bersiap untuk mengikat Mira.

Felix melotot kaget dan segera berlari di susul Bachtiar dan Rifhan.

"MIRA!!"

Mira yang tadinya sedang berjalan santai tiba-tiba menoleh kebelakang begitu seseorang memanggil nya dengan lantang

ia segera menyadari jika dia akan di tangkap dan dengan cepat ia berlari menghindari para lelaki itu, mereka berdecak kesal lalu mengejar Mira.

Felix melihat itu segera mempercepat larinya

"WOI!!"

panggil nya, begitu jarak antara dirinya dan dua lelaki itu menipis Felix segera melompat dan menendang satu dari mereka.

ia menendang si pemegang tali, Felix segera menjauh begitu satu orang lagi bersiap memukul nya.

"sialan Lo bocah!!"

geram orang itu kesal, satu orang yang tadinya terjatuh pun bangkit memegangi rahangnya yang menghantam trotoar jalan

"bapak penculik, kan?! saya lapor polisi kalau bapak masih mau bertindak!!"

ancam Felix dengan tidak takut, Bachtiar di belakang sana memasang kuda-kuda bersiap untuk berkelahi

"gak ada waktu, dia kabur terlalu jauh!"

orang yang memegang tali menepuk teman nya, mereka menoleh dan benar saja Mira sudah tidak kelihatan

Felix yang sempat melihat kemana Mira pergi pun bersiap untuk mengejar Mira, ia rapikan seragam nya yang sedikit berantakan

"Bah, Han.gue cabut duluan"

ujar Felix lalu berlari meninggalkan mereka, dia merasa khawatir pada Mira.

_________________________

"hah.. hah... akhirnya..."

nafas Mira tersengal karna berlari cukup jauh demi menghindari kejaran orang suruhan itu, ia dudukan dirinya di tumpukan kardus yang ada di belakang restoran cepat saji

"ketemu!"

Mira berjengit kaget dan langsung menoleh ke samping, Felix merukuk kelelahan karna berlari mencari dirinya

"Lo.. hah.. cepet banget sih larinya?!"

ujar Felix kesal, dia hampir saja kehilangan jejak Mira tadi, ia pun berjongkok di samping kardus yang di duduki Mira

"kamu ngapain ikutin saya?"

tanya Mira menatap Felix heran, Felix mendelik

"gak ada terimakasih nya Lo! udah gue tolongin juga"

"makasih"

wajah Felix langsung datar, rasanya urat kepalanya hampir keluar karna kesal

"ternyata selain dingin Lo juga gak sopan"

"saya tanya kenapa kamu ikutin saya"

ujar Mira mengabaikan kalimat Felix, Felix semakin kesal. ia pun menghela nafas guna mengurangi rasa kesal nya pada Mira

"gue ke sini mau jemput Lo, orang tadi masih ngejar Lo"

Felix bangkit lalu mengulurkan tangannya ke wajah Mira, Mira menatap tangan besar itu lalu menepis nya dengan kasar

"saya gak butuh, kamu pergi aja saya bisa jaga diri saya sendiri"

Mira bangkit, ia gulung lengan seragam nya yang panjang dan betapa terkejutnya Felix begitu melihat banyak sekali luka sayatan di lengan putih itu

"tangan Lo?!"

ujarnya panik menarik lengan Mira paksa agar ia bisa melihat dengan jelas luka-luka itu, Mira meringis begitu tangan nya di remat kuat oleh Felix

"lepas!"

Mira menghentakkan tangan nya kasar agar rematan pada tangan nya terlepas

"bukan urusan kamu, saya mau pergi. jangan coba-coba ikuti saya"

ujarnya sebagai kalimat ganti kata pamit, Mira berjalan ke arah tangga yang menyender di dinding restoran. tangga itu sangat tinggi hingga melebihi atap restoran, mungkin bekas tukang bangunan.

Felix menatap Mira tak percaya, gadis itu memanjat manaiki tangga tanpa rasa takut dan seperti sudah biasa

"woi nanti jatuh!!"

ia segera menghampiri Mira, Mira hanya berdecih acuh begitu melihat Felix menghampiri nya dengan wajah panik

"MIRA!! TURUN!! LO ITU PEREMPUAN!!"

Teriak Felix hingga urat lehernya menonjol keluar, Mira hanya menatap acuh dan naik ke atas atap restoran

ia tatap langit begitu sampai di atas atap, langit mulai mendung dan udara mulai terasa dingin. beruntung dia memakai jaket jadi tidak terlalu terasa dingin

ia dudukan dirinya di atas coran atap yang kotor itu, pemandangan kota yang kotor terlihat sedikit indah di pandang. setidaknya langit dan udara di atas belum tercemar.

matanya terpejam begitu angin menerpa wajahnya, rasa sejuk dapat ia rasakan.

"kedamaian ini.."

batin nya, sangat damai dan sepi. suasana seperti ini yang ia inginkan dan ia dambakan sedari dulu.

ayah dan ibunya selalu bertengkar sedari ia kecil, ibunya meninggal saat ia SMP dan ayahnya menjual dirinya kepada anak dari orang yang ia hutangi.

hari-hari yang ia jalani dengan berat sampai-sampai rasanya enggan untuk bangun ketika tertidur

kehidupannya hancur dan berantakan seiring berjalannya waktu.

"Tuhan.. kapan kau akan memanggil saya?"

gumam nya sendu, ia benar-benar lelah dengan kehidupan di dunia yang fana nan kejam ini namun bunuh diri bukanlah jalan terbaik

ia hanya akan menunggu dan berharap jika suatu saat nanti kehidupan yang ia jalani akan berubah setidaknya sedikit lebih baik.

grep—

"LO BISA GAK, GAK USAH BIKIN ORANG KHAWATIR?!!"

Mira terkejut begitu tangan nya di tarik paksa oleh seseorang, Felix menghampirinya sampai ke atas atap restoran

mereka terdiam, Felix mengatur nafas dan Mira yang masih syok karna bentakan Felix.

"ka-kamu ngapain ikutin saya?"

ujarnya dengan nada yang sedikit bergetar, Felix tersadar atas kalimat nya. ia lepaskan genggaman tangan nya pada lengan Mira dan mengambil duduk di sampingnya

"luka Lo, sini gue obatin dulu"

Felix membuka tasnya dan mengambil beberapa kapas, alkohol dan plester luka

Mira menatap obat-obatan itu, dia sedikit heran karna ada anak lelaki yang membawa benda-benda itu di dalam tas nya

"gak usah heran, gue anak basket jadi harus siap ini kalau ada yang cedera ringan"

ujar Felix seakan tau isi kepala Mira, Mira menatap datar laku bangkit dari duduknya

"gak perlu repot-repot bantu saya karna saya gak bisa balas budi"

alis Felix bertekuk kesal, Mira itu sangat ketus, dingin dan juga tidak tau diri ternyata. ia heran kenapa anak seperti Mira bisa menjadi murid paling teladan di sekolah.

"setidaknya Lo berterima kasih yang bener kek sama gue, gak tau diri banget Lo"

akhirnya Felix mengungkapkan apa yang ia rasakan setelah sebelumnya ia khawatir akan melukai perasaan Mira, Mira hanya menggedikan bahu sambil berjongkok mengikat tali sepatunya yang sedikit longgar

"saya gak pernah minta di bantu, permisi"

Felix melotot begitu melihat Mira yang sedang ancang-ancang untuk melompati atap restoran ke atap rumah warga

"MIRA!!!"

________________

to be continued