"Bagaimana mungkin seorang manusia bisa memiliki pedang kematian itu?" tanya si ratu Seirene di sela tangisnya. "Itu tidak masuk akal!"
"Sudah kukatakan bukan," ujar Levy. "Hanya itu saja yang aku ketahui."
Untuk beberapa saat mereka hanya terperangkap dalam keheningan, kecuali suara tangis sang ratu Seirene dan deburan ombak yang memecah di batu karang.
Merryant terlihat sangat tenang, namun di balik ketenangannya itu ia menyimpan segudang kemarahan tentang kematian kakak kembarnya, Merryath.
Tidak bisa tidak, pikir Merryant. Sang kakak tewas pastilah tanpa jasad yang bisa dilihat. Mereka semua sudah sering mendengar legenda tentang salah satu pedang milik Malaikat Maut itu. Dan setiap iblis yang mati oleh pedang tersebut jasad mereka akan langsung lenyap dari muka Bumi dan jiwa mereka akan terpasung selamanya di nereka.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com