webnovel

Joy Yang Meniru dan Menjiplakku

Éditeur: Wave Literature

Bahkan ia terlalu gigih dengan tidak menggunakan nama "Sang Xia". Jadi ia mengubah namanya, entah itu bahasa Inggris atau nama panggung. 

Tetapi ide ini membuatnya lebih takut dan gelisah. Kali ini, Sang Zhirou cukup beruntung menemukannya tepat waktu. Bagaimana dengan waktu berikutnya lagi !!?

Apakah sepanjang hidupnya, ia akan terus berada dalam bayang-bayang ancaman tersembunyi Sang Xia?!! 

Tidak. 

Tapi apa pun yang akan terjadi nanti, kali ini, ia tidak boleh membiarkan Sang Xia bangkit, sama sekali tidak!

"Zhirou? "Zhirou?"

"Ah, apa!" 

Ketika Sang Zhirou kembali dari pikirannya yang melayang, Cheng Ze memanggil namanya berulang kalii di depannya. Ia memandang Sang Zhirou dengan aneh dan terkejut yang membuatnya merasa sedikit gusar di dasar hatinya. Ia dengan cepat melepas earphone dan menjawab.

"Ada apa denganmu? Wajahmu terlihat sangat aneh. Apa suaranya tidak enak didengar?" 

Cheng Ze menatapnya dengan serius.

Sang Zhoriu tahu bahwa ia terlalu panik dan tidak bisa mengendalikan suasana hatinya saat ini. Lalu ia memaksakan senyum manis dan segera berkata, "Tidak, tidak. Suaranya bagus, tapi itu..." 

"Itu apa?" 

"Itu, tidakkah kamu berpikir kalau gayanya hampir mirip denganku?" 

Mata Sang Zhiru berkedip beberapa kali dan menunjukkan cahaya redup, seolah ia enggan untuk mengatakannya tetapi wajahnya masih menampilkan senyum lembut dan canggung. 

"Menirumu?" 

Cheng Ze tertegun.

"Aku rasa…...memang ada sedikit kemiripan, tapi tidak apa-apa. Mungkin aku terlalu memikirkannya. Aku rasa itu sangat mirip dengan kreatifitasku." Ada sedikit penyesalan dalam kata-kata yang baru saja ia ucapkan. 

Ia nampak takut mengatakan hal yang salah.

Ia menggigit bibir bawahnya, ia terlihat ragu-ragu mengatakannya. Jelas ada perasaan tidak senang yang ia tunjukkan saat ini. Tetapi ada perasaan malu saat ia mengatakan itu di depan Cheng Ze. 

Tidak ada yang bodoh.

Terlebih lagi, dengan orang-orang di lingkaran ini.

"Oh." Mata Cheng Ze berkedip, menggaruk hidungnya, dan tersenyum. "Jangan katakan itu. Kurasa itu sedikit familier. Ini sangat mirip dengan milikmu."

Namun, itu jauh lebih baik daripada nyanyian Sang Zhirou. Jelas saja mereka sebenarnya tidak berada di level yang sama…...Ah. 

Suara Sang Zhirou terlalu manis. Cheng Ze tidak menyukainya.

Tetapi dalam hal ini, bagaimana mengatakannya? Terkadang bukan bernyanyi intinya, tetapi siapa yang bertahan itulah yang akan menjadi raja.

Sang Zhirou tersenyum lembut sambil memainkan rambutnya. "Direktur Cheng, jangan terlalu memikirkannya. Tapi aku hanya berpikir bahwa menyanyi adalah hal yang perlu memiliki gaya uniknya sendiri dan itu yang bisa diingat oleh penggemar. Kalau tidak, dia akan hidup dalam bayang-bayang orang lain selamanya dan tidak akan bertahan lama. "

Cheng Ze tidak bodoh untuk tidak memahami pernyataan ini. 

Maksud perkataan Sang Zhirou jelas bahwa penyanyi ini yang ciptaannya meniru gaya dan menjiplaknya, tidak akan bisa bertahan lama bahkan jika Cheng Ze sendiri sangat menyukainya dan ingin menahannya.

Sang Zhirou mengakhiri kalimatnya di sini. 

Jika Cheng Ze benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan Sang Zhirou, ia pasti tidak akan mencari Joy dan menemukannya lagi. Lagi pula ia hanya orang kecil yang tidak dikenal. Jika dibandingkan dengan Sang Zhirou, seorang bintang yang sedang naik daun dengan identitas putri walikota di belakangnya. Cheng Ze pasti juga tidak ingin menyinggung perasaanya. 

Sang Zhirou menatap Cheng Ze sejenak. Untuk sesaat, ia juga tersenyum. Tampaknya ia terlihat sangat tenang. 

Kemudian sebuah suara panggilan telepon memecahkan keheningan. 

Begitu Sang Zhirou melihat bahwa panggilan itu berasal dari Tang Ye, ia segera mendongak dan berkata, "Sutradara Cheng, pacarku telah datang untuk menjemput. Aku permisi dulu." 

Penyanyi baru yang sedang tenar.

Seorang putri walikota.

Tuan muda tertua dari keluarga Tang, salah satu dari tiga penguasa di Kota T, adalah pacarnya.

"Bah, permainan apa ini." 

Cheng Ze menyaksikan sosok Sang Zhirou menghilang. Lalu melepaskan kacamatanya dengan lembut sambil berdecak keras.