Dia lalu mengambil pistol di sisi pinggang pria itu, bersembunyi di belakangnya, menembak dengan membabi buta, yang membuat semua terbunuh.
Kecuali satu.
Tanpa peluru di tangannya, pria itu sudah ketakutan. Dia tidak berani menembakkan pistol di tangannya. Pria itu memandang seorang wanita yang mengerikan seperti Asura (panah mematikan). Wajahnya berlumuran darah, matanya merah, dan bibirnya memiliki senyuman yang mengerikan. Wanita itu mendorong orang di depannya dan berjalan ke arahnya selangkah demi selangkah.
Pria itu berteriak panik dan berbalik untuk melarikan diri. Tapi begitu dia berbalik, pintu di ruang kendali utama tertutup. Dia menyandarkan tubuhnya di pintu dan memukuli pintu dengan putus asa, berharap bisa melarikan diri. Namun, ada lebih banyak teriakan melengking yang menunggunya.
Percikan darah.
Detik berikutnya, percikan darah menodai lantai, dinding putih, pintu, bahkan udara terciprat dengan noda yang mencolok——
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com