Raut wajah Sang Xia sontak tersipu.
Dengan rasa panas yang tidak dapat dijelaskan, ia berdiri di depan dada Rong Zhan sembari bersikeras, "Apakah ini ide bagus? Akankah nanti terdengar oleh anak-anak?"
Tentu ia takut jika anak-anak mendengarnya.
"Tidak akan. Mereka berdua lelah bermain," tegas Rong Zhan dengan tidak memberi Sang Xia kesempatan untuk merasa ragu.
Seraya ia menatap lekat rona merah tipis di pipi istrinya.
Sungguh, wajahnya begitu sejuk dan cantik, matanya seperti sutra, juga rambutnya yang panjang semakin menambah auranya yang menawan. Rong Zhan benar-benar kecanduan. Tapi kini, ia membiarkan Sang Xia mengambil inisiatif sedikit demi sedikit.
Sementara Sang Xia sendiri bersedia memberikan segalanya untuk Rong Zhan.
Memberikan semuanya dengan sukarela.
Kemudian, ia menundukkan kepalanya untuk mencium bibir Rong Zhan dengan dada berdebar dan penuh emosional.
**
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com