webnovel

BAB 4

Di ruang keluarga.

ada tiga orang duduk berhadap - hadapan, dua orang dewasa dan seorang remaja berusia 15 tahunan. Sang Ayah menatap anaknya dengan tatapan serius dan Sang Ibu menatapnya dengan khawatir.

"Sekarang nak, bicaralah." kata Sang Ayah.

"Ada apa denganmu , nak? kamu terlihat aneh setelah keluar dari Rumah Sakit." tambah Sang Ibu masih khawatir, mungkin intuisi keibuannya, lalu Sang Ayah menggenggam tangan Sang Ibu agar tenang.

" Tenang ibu....." Bocah itu mencoba menenangkan ibunya, dia bahkan belum mengatakan unek - uneknya kepada mereka.

Dia memandang ayahnya lagi, lalu mulai menghidup nafas dan menghembuskannya, "Ayah, aku ingin bergabung ke tentara." Ungkap bocah remaja itu penuh tekad.

"... apakah kamu serius, Farouk?." Tanya ayahnya , dia belum menangkap alasan dari anaknya ingin bergabung ke tentara.

"Ya, ketika aku koma..... Aku sempat mendapatkan gambaran... Bahwa tempat kita tinggal akan di bombardir Aliansi Bumi, aku melihat bahwa salah satu koloni kita diledakan oleh Rudal Nuklir ayah! Jutaan orang tak bersalah karena kengerian ini!." jelas bocah itu yang merupakan Farouk dan kedua orang tua itu adalah Reza dan Joanna.

" Aku, sebagai masyarakat PLANT ingin berkontribusi untuk tempat tinggalku! aku ingin melindunginya dari orang munafik bumi itu." Tambahnya, dia mengepalkan telapak tangannya dengan erat.

"Tapi nak! Menjadi tentara hanya akan membuatmu terbunuh di medan perang!." Kali ini Joanna sudah panik, dia meninggikan suaranya.

"Ibu..... ada sebuah pepatah kuno yang selalu dipegang tentara lama di sebuah negara di khatulistiwa.... dan ini selalu dijadikan nyanyian oleh mereka untuk menyemangati diri mereka... 'Tidak kembali pulang sebelum menang, walau mayat terdampar di medan perang. Demi bangsanya, mereka berjuang.'." Jelasnya ke Joanna dengan nada agak lirih. itu membuat Joanna dan Reza terdiam.

" Jadi, ibu.... sebagai seorang tentara... mereka harus berani menanggung resiko dan resiko mereka adalah kematian demi melindungi orang terkasih dan mereka sayangi di belakang mereka." Tambahnya kali ini di mata Farouk penuh dengan api membara yang dapat dilihat ayahnya.

Reza menghela nafas panjang, dia lalu memandang anaknya lagi, itu mengingatkannya pada ayahnya dulu.

'Seorang tentara, rela mengorbankan diri mereka hingga mati demi melindungi orang yang mereka kasihi dan sayangi.' kata - kata ayahnya terngiang - ngiang di kepala Reza.

" Baiklah.... Kamu boleh bergabung namun dengan satu syarat nak.... Seorang tentara tidak boleh bergabung ke fraksi manapun, mereka harus netral dan junjung tinggi kemanusiaan." ucap Reza kepada Farouk.

"Sayang?!." Joanna tidak percaya membiarkan anak satu - satunya mereka bergabung ke tentara.

" Sayang, biarkan dia membentangkan sayapnya. Seekor elang tidak bisa terus di bawah sayap induknya." kata Reza memandang istrinya yang nyaris menggila.

"... tapi.... Tapi kenapa tentara?!." Joanna histeris.

"Kita juga harus mensuport cita - cita dan keinginannya, sayang." Jawab Reza masih menenangkan istrinya.

....

Setelah mendapat restu dari ayah dan ibunya walaupun dengan enggan setuju, Farouk kembali ke kamarnya dan mulai menyalakan komputernya.

Dia pertama - tama mendaftar ke website milik ZAFT, lalu mendaftar ke pelatihan pilot Mobile Suit.

Untungnya dunia ini cukup maju, jadi dia hanya perlu membuka cloud data dirinya yang sudah tersimpan di pemerintahan, dia lalu mengisi data dirinya di syarat pendaftaran.

Setelah semua selesai, dia kemudian membaca berita terkini tentang kerusuhan di Aliansi Bumi terutama yang mengincar koordinator. Bahkan video amatir tentang pembantaian satu keluarga koordinator pun ada di berita tersebut, tanpa sensor.

"Manusia.... tidak di duniaku dulu ataupun dunia ini... masih saja egois...." Gumam Farouk menonton pembantaian satu keluarga koordinator yang tidak tahu - menahu konflik ini.

Setelah menonton berita, dia lalu mematikan komputernya, kemudian berdiri dan berjalan menuju tempat tidurnya lalu berbaring disana.

Dia masih melihat langit - langit , dan masih berpikir bagaimana alur cerita kedepannya apakah ini masih mengikuti kanon atau tidak.

'kuharap ini masih mengikuti Kanon Gundam Seed....' Pikirnya sebelum tertidur.

....

Pagi, pukul 5.30 pagi, 19 Agustus 68 C.E

Farouk terbangun dari tidurnya, karena dia dulu adalah seorang tentara, dia sudah terbiasa bangun pagi.

Dia kemudian melakukan peregangan sebentar sebelum keluar kamar.

'sepertinya aku perlu olahraga.' Pikirnya mengingat dia baru saja koma seminggu, pastinya beberapa ototnya perlu dilatih kembali.

Setelah peregangan sejenak, dia kemudian keluar kamar menuju bangunan di sayap kiri manor yang menurut ingatannya, di saba jika tidak salah ada ruangan yang digunakan untuk gym. Jadi , dia berjalan menuju untuk mencoba alat gym abad ini.

Butuh 2 menit berjalan, karena gedung utama sendiri cukup besar. Sesampainya disana, dia tidak melihat siapapun disana, jadi dia langsung saja masuk.

'ini tidak terlalu berbeda dengan duniaku dulu.... yah, kecuali rowing machine dan cable machine itu.... yang agak futuristik.' ekspetasi Farouk agak turun, karena semua alat gym kebanyakan sama seperti dunia lamanya.

Farouk kemudian melakukan pemanasan awal, agar otot dan sendinya tidak terkilir nanti. Setelah 5 menit pemanasan, dia lalu mencoba treadmill dan berjogging ria selama 15 menit, dan anehnya selama 15 jogging dengan seting kecepatan tinggi, dia tidak merasakan lelah.

'apakah ini keunggulan dari seorang koordinator? tidak mudah lelah?...' pikirnya, dia menghubungkan ini dengan kemampuan koordinatornya.

Dia selanjutnya pergi ke Bench Press dan memasang beban seberat 30 kg di masing - masing sisi. Ketika dia sedang melakukan Bench Press, pintu gym terbuka dan sesosok peria paruh baya masuk ke dalam, dia adalah Reza Pahlevi. Dia terkejut , putranya Farouk pagi - pagi sudah melakukan olahraga pagi disini.

"Aku tidak tahu kamu ada disini." kata Reza penasaran dengan anaknya yang melakukan Bench Press.

"Oh, Ayah? ya, aku sedang melatih ototku lagi. kau tahu, seminggu koma mungkin membuat beberapa ototku kendor." Farouk yang sedang melakukan Bench Press mendengar suara ayahnya, dia menjelaskan alasannya disini.

"Begitu, tapi jangan memforsir dirimu. Itu juga tidak baik." Reza mengangguk dan mengingatkan putranya agar tidak terlalu keras ketika berlatih.

"Baik ayah." Jawab Farouk setelah melakukan repetisi terakhirnya.

Dia lalu duduk dan meluruskan tangannya, sekarang dia merasakan beberapa ototnya mulai berkontraksi terutama tangan dan sekitar rusuk.

Setelah 1 jam di ruang gym , Farouk keluar. Sebelum dia keluar dia bertanya kepada ayahnya, "Ayah, bagaimana dengan ibu? masih marah?." dia mengingat ibunya sangat marah ketika dia masih keras kepala mendaftar tentara.

"Ibumu? biarkan dia tenang sehari ini. Dia mungkin masih syok." Jawab Reza, dia mengingat malam kemarin dia harus tidur di sofa kamar.

".... Baiklah." Farouk mendesah tak berdaya.

'mungkin ini derita anak tunggal?' pikirnya, dia dulunya juga anak tunggal, tapi ayahnya sangat bijak dan mendukung keputusannya untuk bergabung ke tentara Indonesia dulu. Dan pada akhirnya dia lulus dari Akademi dengan pangkat Letnan Dua dan bertugas di Lebanon dan Suriah sebagai Kontingen Perdamaian.

Setelah itu dia kembali ke kamarnya, ketika dia hendak mengambil pakaian ganti, dia mendengar ponselnya berdering

*Ring*

*Klik*

"Halo? Lunamaria? Ada apa?." Tanya Farouk mengetahui siapa yang menelepon.

[Halo, Farouk Nii - chan, maukah kamu pergi bersamaku nanti jam 9?."] Tanya Lunamaria melalui panggilan telepon.

"jam 9? bisa, ketemuan dimana?." Farouk menyanggupi, dia lalu bertanya lokasi pertemuannya.

[Umm... di Minerva Plaza, Martian Seven. aku-] ketika Lunamaria ingin berbicara, dia dipotong oleh adiknya.

[ Farouk Nii! aku juga ikut lho! aku tidak sabar bertemu denganmu lagi!.] suara Meyrin terdengar dari latar belakang.

[Meyrin! aku sedang telepon! Dan kenapa kamu pakai pakaian itu?! ini hanya kencanku dengan Farouk Nii - chan!.] Suara Lunamaria terdengar lagi namun dengan nada tidak puas dan blak - blakan.

" Ahahaha..... baiklah , baiklah. Jangan bertengkar, Meyrin juga boleh ikut.... lagi pula ayah kita juga sudah setuju, ini akan menjadi kencan kita bertiga. oke?." Farouk mencoba menenangkan kedua saudari ini dari pertengkaran mereka, dan Farouk bisa mendengar "Yeay" suara Meyrin penuh kemenangan.

[*mendesah* Farouk Nii - chan.... jika itu keinginanmu, maka baiklah.] suara Lunamaria dengan nada kalah, dia hanya mendesah.

...

Setelah mendapat panggilan dari Lunamaria, Farouk kemudian mandi. Setelah itu dia memakai baju kasual, dia melihat jam di ponselnya dan masih menunjukan jam 8 lebih seperempat, dia masih memiliki waktu untuk sarapan dan melakukan hal lain.

Jadi dia memanggil seorang pelayan untuk membuatkannya sandwich dan susu, dia lalu membuka komputernya sebentar dan melihat berita terkini, seperti Aliansi Bumi setuju untuk bernegosiasi dengan PLANT di Bulan, tepatnya Kota Copernicus dua tahun ke depan.

Banyak pengamat baik dari bumi sendiri dan PLANT bertanya - tanya, kenapa harus dua tahun ke depan, dan dari pihak Bumi mengangkat suara , karena saat ini bumi dalam keadaan kacau balau dan perlu menstabilkan rakyat.

Siegel Clyne selaku pembicara PLANT setuju akan hal ini dan menunggu dua tahun ke depan, tepatnya 5 Febuari 70 C.E

'Siegel - sama.... anda agak naif.... mereka mengulur waktu sebenarnya untuk melakukan pembersihan kepada orang - orang anti perang dan mereka sedang menyiapkan pasukan mereka.' Pikir Farouk, dia tahu pola pikir birokrasi bumi yang nyatanya tidak ada perbedaan dengan birokrasi negara super power di dunianya dulu. Dan nyatanya tidak hanya Farouk yang berpikir seperti itu, tapi ada tiga orang lainnya, mereka adalah Patrick Zala, Rau Le Creuset dan juga Gilbert Durandal.

Setelah membaca berita, Farouk membuka emailnya dan mendapat pesan masuk, dia mengkliknya dan ternyata itu adalah surat undangan penerimaan dari ZAFT, di surat tersebut menyebutkan bahwa tes akan dilaksanakan minggu depan di Koloni Maius One.

'Minggu depan? Maius One? begitu....' Pikir Farouk, setelah membaca surat dari ZAFT, makanan Farouk tiba, dia lalu memakan sarapannya dengan cepat karena sudah jam 9 kurang seperempat.

Setelah makan, dia mengenakan pewangi lalu mengenakan sepatu bot kasual, dia lalu berpamitan kepada orang tuanya. Yah, walaupun ibunya masih agak enggan. Tapi sebelum itu dia meminjam mobil ayahnya, dan mendapat izin. Serta ayahnya memberikan acungan jempol padanya.

...

Di Koloni Martian Seven , Freedom Plaza.

Dua orang gadis yang agak kembar identik sedang duduk bersama, mereka sepertinya sedang menunggu seseorang. Beberapa saat kemudian seorang remaja berusia 15 tahun dengan rambut hitam keabu - abuan dan mata ungu musterius serta wajah campuran Melayu - Kaukasus yang cukup tampan bak model , datang menghampiri mereka.

Dia mengenakan atasan Turtleneck krem slimfit yang memperlihatkan lekuk tubuh berototnya dan celana panjang jenis chino, dia memakai sepatu bot kasual. Kehadirannya membuat para wanita di Plaza tersebut menoleh dan memerah karena wajah remaja itu cukup tampan untuk seorang koordinator ditambah dengan ototnya yang tercetak di pakaiannya, mungkin akan menjadi bahan fantasi malam para wanita itu nanti. Dan para pria justru sebaliknya, jika pandangan dapat membunuh maka remaja itu sudah mati 100 kali saat ini.