webnovel

BAB 12 Medan Perang

Di ruang angkasa kejauhan, beberapa cahaya berkedip yang cukup indah. Namun jangan terkecoh, itu adalah sebuah ledakan yang diciptakan oleh sebuah MS atau MA bahkan sebuah kapal perang ruang angkasa bertenaga Nuklir.

"wow, di depan sepertinya sangat meriah." Alexei kagum dengan nyala kembang api besar di kejauhan.

"Shus, jaga bahasamu bro." Farouk menasehati Alexei yang mulutnya memang agak kurang ajar.

"Ya ya.... Bung, walaupun Mobile Suit-mu besar dan semok. Larinya sangan kencang!." Seru Alexei di belakang Farouk, tidak percaya bahwa MS bontot ini bisa secepat itu.

"Hahaha! yah, ini belum kecepatan penuhnya." Jawab Farouk tertawa.

"Apa maksudmu? dia bisa lebih cepat lagi?!." Alexei tidak percaya.

"Ya! Kamu akan melihatnya nanti, tqpi tidak disini-."Jawab Farouk lalu mendengar suara radio masuk.

....

-POV Farouk-

Ketika aku dan Alexei sedang dalam perjalanan menuju garis depan, kami mendengar suara radio yang sepertinya terganggu.

"Gangguan, kah?." Tanya Alexei melalui layar komunikasi yang muncul di layar kokpit Sazabi-ku.

"Mungkin, sepertinya Aliansi Bumi cukup pintar untuk mengganggu kami." Ucapku dengan sarkasme sedikit.

"Hahaha!." Alexei yang mendengar sarkasmeku hanya tertawa ria.

Semakin dekat kami ke medan perang, suara radio itu semakin kuat.

[ Disini.... Herman..... FT , Bis.... Den...ar Ak...?.] suara radio tersebut terputus - putus, aku kemudian mencoba berkomunikasi.

"Disini Farouk Abbas Sanjoyo, pilot MS baru ZAFT, berbicaralah. suara anda putus - putus." ucapku, namun yang aku dengar hanyalah riuh karena gangguan.

"Ck, Alexei! Ayo bergegas!." Ucapku melihat layar komunikasi.

" Oush!." Alexei tersenyum dan mengangguk.

*Zung*

*Zung*

MS kami bergegas ke garis depan, dan apa yang kami lihat hanyalah hamparan MS , MA dan juga beberapa kapal rusak. Aku lalu menjadi waspada, karena kemungkinan musuh memanfaatkan puing - puing ini.

"Tetap waspada." Perintahku kepada Alexei yang di balas anggukan.

"Hn." Angguknya.

Dan benar saja, ketika aku dan Alexei melakukan pernerbangan pelan. Kami di cegat oleh 30 MA Aliansi bumi, dan anehnya Radio mereka sepertinya terbuka untuk semua orang.

" Itu dia ZAFT dan karya menjijikan mereka! Serang!!." Perintah salah seorang dari mereka yang menurutku memiliki aksen asia timur dalam bahasa inggrisnya.

"Ya!!!." Jawab yang lainnya, lalu MA Moebius mereka bergegas mendekati kami.

Aku yang tidak membuka komunikasi publik, langsung memerintahkan Alexei untuk menghindar.

" Menghindar, aku ingin mengetes mesin ini dulu! Kamu bisa membantu dengan bantuan tembakan." Perintahku kepadanya.

"Paham!." Jawab Alexei, mengangguk lalu mundur ke sisi bangkai salah satu kapal Aliansi bumi.

"Baiklah ,Sazabi. Mari tunjukan kekuatanmu!." Seruku, lalu meningkatkan tuas Thruster dan menginjak pedal. Sazabi kemudian bergerak cepat bahkan dengan tubuh besarnya, bahkan pasukan bumi terkejut.

"Apa - Apaan mesin itu! tidak masuk akal bisa bergerak cepat dengan tubuh sebesar itu!." Seru seorang pilot, namun sebelum dia bergerak, sebuat kilatan kuning menembus kokpitnya. Itu adalah aku yang baru saja berakselerasi menuju pilot tersebut, lalu aku mebasnya dengan 'Excalibur'.

"Franz!! Koordinator sialan!." Lolong seorang pilot , lalu sebuah MA menembakan peluru kepadaku.

Ya, sebuah peluru konvensional pada umumnya! tentu saja dengan armor super tebal Sazabi itu hanya seperti menggeletiknya.

"cih! Armornya sangat tebal, bantu aku guys!." pilot itu mendecakkan lidahnya lalu memanggil bala bantuan.

Aku melihat 29 MA ada didepanku, dan mulai bermanuver untuk mencari celahku, namun sayangnya tidak semudah itu.

" Tidak semudah itu Ferguso." Ucapku dengan komunikasi publik.

Lalu sebuah suara terkejut terdengar dari salah satu MA bumi , yang membuat medan perang menjadi sepi.

"B- Ba- Bagaimana kamu tahu namaku!?." Tanyanya ketakutan, " Aku mendengar rumor bahwa kalian bisa membaca pikiran, ternyata benar!! Matilah ALIEN!!!." lalu pilot itu berteriak dan menggerakan MAnya ke arahku.

".....serius? yah, terserahlah." Aku mengangkat bahu di dalam kokpit, lalu aku memundurkan tuas kananku dan menekan tombol kelingking yang melupakan Shortcut untuk 'Excalibur'

.....

-POV Umum-

Farouk yang menggerakan Sazabi, menebas pilot bernama Ferguso tersebut. MAnya terbelah dan terjadi ledakan.

*Boom*

"Bung, perlu bantuan?." Tanya Alexei yang sudah siap memberikan bantuan.

" Tidak dulu, aku perlu mengecek semua persenjataanku." Farouk menolak bantuan Alexei untuk ini.

"Baiklah." Alexei lalu menutup komunikasi.

Dia lalu menekan tombol di jempol yang merupakan shortcut dari Funnel atau Teknisi ZAFT lebih suka menyebutnya Dragoon.

Kemudian 3 pasang Dragoon muncul dari Ransel Sazabi yang di berinama 'Enkidu', Farouk kemudian menargetkan ke - 28 musuh sisanya. selain mengeluarkan 'Enkidu' dia juga menyiapkan senapan serbu baloknya, dia lalu menginjak pedal dan tubuh Sazabi langsung berakselerasi lagi di antara puing - puning, di lalu mengarahkan baik 'Enkidu' dan 'Clarent' ke arah ke-28 musuhnya dan mulai menembak.

*Tsiung* *Tsiung* *Tsiung*

dan seperti pada umumnya Dragoon, mereka akan bergerak acak namun tetap mengincar musuh, dengan gerakan super cepatnya dan pengendalian Farouk alan Sazabi, ketiga pasang Dragoon tersebut berhasil menembak jatuh sepuluh musuh dan Farouk berhasik menembak 10 lainnya dengan menggunakan Senapan Serbu 'Clarent' dan pedang 'Excaliburnya'.

" Alexei, 8 lainnya milikmu!." Seru Farouk.

" Oke!!." Alexei menjawab dengan semangat, lalu GiNNnya mulai berdiri di atas bangkai kapal perang, dan mulai menembakan meriam ionnya.

*Zun* *Zun* *Zun*

Alexei menembak delapan kali dan kedelapan tembakannya mengenai kedelapan MA, setelah membersihkan musuh. Mereka melanjutkan perjalanan mereka munuju garis depan.

" Ayo, kita harus bergegas!" Seru Farouk melalui komunikasinya dengan Alexei.

"Ya!." Jawab Alexei.

Namun yang tidak mereka ketahui adalah, aksi mereka berhasil direkam oleh GiNN sipil yang digunakan Stasius TV terkenal PLANT dan kebetulan itu adalah Live dimana Rakyat PLANT menonton aksi itu.

Mulai sekarang mereka berdua akan disebut "Red Comet" dan "Der Schütze".

....

Di Garis Pertahanan ZAFT.

Dua MS asing menarik perhatian markas komando garis depan. Mereka baru saja selesai bertahan dari gempuran MA dan Kapal Perang Aliansi Bumi, jadi wajar jika mereka agak paranoid.

"Perintahkan GiNN untuk mencegat!." Perintah seorang komandan, dia memiliki wajah yang agak tua, namun sebelum perintahnya dilaksanalan. Bagian telekomunikasi tiba - tiba melapor.

"Pak! saya baru mendapat pesan dari pusat!." Seorang wanita muda berseru kepada komandannya, karena di ruangan tersebut cukup ramai dan sibuk.

"...bicara." Komandan itu terdiam sejenak lalu mengangguk.

" Pesan itu mengatakan bahwa , dua MS baru saja dikirim untuk membantu Garis Depan kita." Balas tentara wanita itu, dia sendiri agak linglung.

'hanya dua?.' pikirnya, dan banyak orang yang mendengarnya.

" Hanya dua?! Dua unit?! bukan Dua Skuadron?!." Komandan tersebut tercengang, lalu dia berseru marah. Dia menoleh ke tentara wanita itu.

"Y-Ya, pak. ini menurut Kantor Pusat." Balas Wanita itu ketakutan terkena semprot kemarahan komandannya.

"Siapa yang yang mengirim?! aku harap bukan orang bodoh!." Tanyanya dengan nada tinggi, lalu bergumam di akhir.

"Ini..... Ketua Komite Pertahanan Nasional, Patrick Zala." Jawab wanita itu, menoleh lagi ke layar.

".... biarkan dua MS itu masuk." Komandan tersebut terdiam lalu memijat pangkal hidungnya.

"Ya!." ucap wanita itu, lalu mengomunikasikannya kepada MS terdekat yang melihat MS yang baru saja dikirim pusat.

...

Di pihak Aliansi Bumi, ruang pertemuan.

Suasana di tempat itu terasa Khidmat, tudak jauh disana sebuah video diputar, dimana memperlihatkan sebuah MS besar berwarna merah bergerak dengan cepat dan tidak masuk akal di antara puing - puing.

Semua Admiral Armada Aliansi Bumi yang hadir terdiam ketika menonton ini,hingga seorang Admiral dari Republik Asia Timur membanting meja.

"Sial! bahkan mereka sudah menciptakan mainan baru secepat ini?!." Teriak geram Admural tersebut.

" Tenanglah dirimu , Admiral Guo Chen. Sekarang bagaimana kita menghadapi MS ini, dilihat dari pergerakannya... ini berbeda dengan MS GiNN lainnya." seorang pria berwajah eropa menegur Admiral dari Republik Asia Timur tersebut.

" Ya, seperti yang dikatakan Admiral Mihkail. Sekarang bagaimana kita menghentikan ini, melihat dari video ini.... aku memperkirakan kecepatan bergerak yang di atas Moebius kita dan GiNN ZAFT." Ucap seorang Admiral paruh baya mendukung pendapat Admiral bernama Mikhail.

" Dan terburuk bahwa senjata angkatan laut kita tidak bisa mengikuti pergerakannya." Tambahnya lagi mengerutkan kening, matanya masih menerawang gerakan MS tersebut.

'bergerak dengan cepat dan fleksibel dengan tubuh sebsar itu.... agak mustahil rasanya, seperti yang diharapkan dari Koordinator.' pikir pria tersebut lalu menghela nafas tak berdaya.

"Hah.... aku heran , kenapa pusat tergesa - gesa menyatakan perang dengan PLANT.... dan aku agak menyesal menolak saran kapten Halberton saat itu." Seorang pria mendesah tak berdaya, dia menyandarkan punggungnya ke kursi rapat.

"Apa yang kamu harapkan dari birokrasi? mereka hanya memikirkan ego mereka tanpa melihat lapangan seperti apa." Jawab Seorang Admiral lain dengan wajah arab, dia mengangkat bahunya.

"Kamu benar..." pria itu mengangguk setelah mendengar jawaban.

"Bagaimana dengan Markas Bulan? ada tanggapan untuk penguatan?." Tanya Admiral berwajah arab tadi dengan prihatin, dimana itu menarik perhatian para admiral di ruangan tersebut.

" Ya, aku baru mendapat pesan tadi.... mereka akan mengirim armada ke - 11 membantu kita." Jawab Admiral tua berwajah eropa itu.

"Pemimpinnya?." Tanya seorang Admiral lain dengan wajah eropa namun dengan dialek latin.

"...Muruta Azrael." Jawab Admiral tua terasebut, dia mengerutkan keningnya.

"APA?! MEREKA MEMBIARKAN SEORANG SIPIL TANPA PENGALAMAN MILITER MENJADI KOMANDAN ARMADA!? OTAK MEREKA KEBANJIRAN?!" Admiral Guo Chen geram kali ini, membiarkan sipil menjadi komandan armada adalah pilihan bodoh dan konyol.

"....." semua orang terdiam, tapi pikiran mereka sejalan dengan apa yang dikatakan Admiral Guo Chen.

Ketika salah seorang Admiral ingin berbicara, tiba - tiba pintu ruang rapat terbuka, dan sesosok wanita masuk sambil memberi hormat.

"Maaf mengganggu! Admiral, Tim Patroli kami baru saja menemukan 100 MS ZAFT bergerak menuju kami!." Ucap wanita itu kepada admiral tua itu.

"Jadi mereka bergerak huh, Siapkan semua armada! Siaga Tinggi! kirim Moebius untuk mencegat mereka!." Perintah Admiral tua utu bangkit, lalu memandang Admiral lainnya.

"Baiklah, semuanya. Rapat di tutup sementara, kita perlu mengurus masalah baru." Ucap Admiral tua itu memberi hormat, lalu Admiral yang lain ikut berdiri dan memberi hormat.

Mereka semua lalu meninggalkan ruang rapat dan kembali ke kapal masing - masing.

"medan perang baru saja dimulai..." gumam Admiral tua tersebut dia lalu mengeluarkan jam saku dimana di baliknya terdapay dia dan putrinya yang baru lulus dari pendidikan khusus untuk kapten kapal ruang angkasa. Gadis itu memiliki rambut coklat dan mata coklat seperti dirinya, dia memiliki pandangan nostalgia ketika bersama putrinya.

Dia lalu berjalan menuju Anjungan dan mendapati wakilnya sudah menunggunya.

" Admiral Dico Ramius! Mohon perintah anda!." Wakilnya, seorang pria baruh baya berdiri dan memberi hormat.

"Hm, biarkan Gottfried mengisi Daya! Maju dengan kecepatan 50, perintahkan pilot moebius untuk bersiaga!." Perintahnya kepada semua orang.