Mendengar ketukan dari pintu kamar, Brie yang berbaring di dipan membuka matanya. Suasana masih cukup gelap dan hanya ada sedikit sekali cahaya yang masuk lewat ventilasi. Ia menyingkap selimut lalu melongok ke bawah, mendapati Revan masih berbaring di karpet, sementara Mail sudah berdiri untuk membuka pintu.
“Ada apa ya, Pak?” tanya Mail kepada Arga yang barusan mengetuk pintu.
Arga melongok ke dalam kamar sambil berkata datar, “Ada yang ingin saya bicarakan. Ini mengenai keberangkatan Mas sama Mbaknya.”
Sambil menguap, Brie turun dari dipan, kemudian menepuk-nepuk pundak Revan. Tak kunjung mendapat respon, gadis itu pun menghampiri Arga.
“Dia masih belum bisa bangun, Pak. Biar kami berdua saja yang mendengarkan,” ucap Brie, menutupi mulutnya untuk menguap kembali
“Ah…” Arga sedikit tersenyum. “Maaf, tapi saya ingin kalian semua ikut.”
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com