webnovel

Chapter 2: Dark Rose

💒💒💒

"Apa?Kenapa harus aku!",tanya Rey kesal, bisakah dia mendapat sedikit saja ketenangan dalam hidupnya. keluarga yang posesif sudah cukup baginya dan sekarang dia menjadi target pembunuhan.

'Apakah ada yang mempunyai pisau? Berikan kepadaku aku sudah bosan dengan hidup ini'

💒💒💒

"Pasti Keluarga Aria mengincar sesuatu darimu",ucap tuan muda keluar victor yang bernama Regar Aditya Victor.

"Tenang saja Rey, aku pasti akan melindungimu",ucap Alexa sambil memasang wajah percaya diri, tapi itu malah membuat Rey bertambah cemas.

'Huhuhu...Alexa apakah kau punya cermin, tampang percaya dirimu itulah yang membuat aku takut'

"Tentu, tentu saja aku akan percaya padamu",ucap Rey agar tidak menyakiti hati Alexa.

Setelah itu datanglah pelayan untuk mengemasi pecahan kaca dan mengganti minuman Rey dengan yang baru.

"Rey, kamu kalau mau masuk SMA nanti harus satu sekolah dengan kakak, biar kakak bisa ngawasi kamu",ucap Leon dengan nada penuh keseriusan.

Pfftt~

Rey segera menyemburkan jus jeruk yang baru diminumnya tepat dihadapan balok es.

Alexa yang melihat kejadian itu tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya,"hahaha...kakak wajah...wajahmu menjadi lebih tampan jika seperti itu hahaha...".

"Eeh...sori ya Ed, aku gak sengaja",ucap Rey lalu berdiri mengambil handuk dari pelayan lalu berjalan kearah Edward dan mulai membersihkan wajahnya.

Edward Anderson Richard, orang yang selalu disebut balok es oleh adiknya Alexa Natasya Richard. Dia adalah orang yang amat dingin termasuk kepada keluarganya sendiri, bahkan dia tidak suka disentuh apalagi oleh wanita, tapi sepertinya ada pengecualian untuk Rey.

Edward yang disentuh oleh Rey awalnya merasa kesal, tapi entah kenapa dia merasa kalau disentuh oleh Rey sangat menyenangkan.

'A-apa apa mataku buta, kakak dia-dia disentuh oleh Rey. Apa matahari terbit dari barat? Aku dulu memang berfikir kalau Rey dan kakak cocok, tapi kelihatnnya itu memang sungguhan'pikir Alexa.

Sedangkan Leon yang menatap adiknya menyentuh edward tiba-tiba seperti memikirkan sesuatu, tapi tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan.

"Sudah, maaf ya gak sengaja",ucap Rey sambil tersenyum manis, senyuman itu bagaikan oasis di tengah padang pasir bagi Edward.

"E'hem...masih ada orang disini kalau mau menunjukkan cinta kalian silahkan pergi dari sini, jangan mencoba menyakiti hati para jomblo",ucap Regar.

Mendengar kata-kata 'menunjukkan cinta', Rey menjadi kesal dan sambil menggembungkan kedua pipinya dia berkata,"siapa yang menunjukkan cinta? Aku cuman membersihkan kekacauan yang kubuat."

"Owh...kami paham,kami paham...tenang saja."ucap Erik Embigel Wilson sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

'Apakah perasaanku saja atau memang mereka salah pengertian?'pikir Rey dalam hati.

"Rey, kakak bertanya padamu, apa kau setuju?"tanya Leon dengan nada lembut tapi ada banyak tekanan disetiap katanya.

'Kakak bagaimana bisa aku tidak setuju, aku masih mau melihat hari esok'

"Oke"ucap Rey dengan nada sedikit ketidaksenangan.

"Hemm...kalau begitu sudah diputuskan"ucap Leon sambil mengangguk.

'Kenapa aku merasakan firasat buruk mengenai hal ini?'

"Baiklah,apakah kita bisa pergi sekarang?"tanya Andre William Alpa.

"Tentu"ucap Leon berdiri yang disusul oleh yang lain.

"Hei...tunggu sebentar bagaimana dengan masalah ku?"tanya Rey dengan nada sedih.

"mudah, Mati"ucap Edward dengan nada cool-nya.

'Hei...bisakah kau tidak mengatakan hal sekejam itu! Aku masih belum ingin mati'

"Kau laki-laki atau perempuan? Bisakah kau lebih lembut kepada perempuan?"ucap Rey sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal.

"Aku? tentu saja laki-laki,apa kau buta, atau matamu minus? Oh,mungkin apakah kau menyukai? Jadi kau ingin agar aku bersikap lembut kepadamu"balas Edward sinis.

Buta

Jleb~

Minus

Jleb~

Menyukainya

Jleb~

Rasanya hati Rey tertusuk berkali-kali.

'Buta? Seluruh keluargamu yang buta,Minus? Matamu yang minus, menyukaimu? Katakan itu pada penggemarmu'

"Kau menyebalkan"ucap Rey lalu berjalan melewati Edward dengan muka merahnya karena emosi, tapi itu malah membuatnya bertambah imut.

Melihat tampilan Rey, entah kenapa Edward merasa senang dan tanpa dia sadari terbentuklah senyum samar dibibirnya, tapi itu tidak lepas dari penglihatan Alexa dan Leon.

'Akh...mataku,mataku pasti buta. Pasti,pasti aku sedang bermimpi. Ya,aku bermimpi tidak mungkin balok es tersenyum'teriak Alexa dalam hatinya.

'Kelihatannya rencana ini akan berhasil'pikir Leon dalam hati.

....

Setelah Rey sampai kerumahnya dia segera memasuki kamarnya, dan membanting tubuhnya dikasur.

"Akh...Ed sial*n, Ed brengs*k, nyebelin..."teriak Rey sambil memukul-mukul bantuan sebagai pelampiasan.

Tring...tring...tring...

Kegiatan Rey pun terhenti disaat dia mendengar suara hp-nya yang berbunyi.

Rey melihat layar hp-nya dan mengetahui bahwa yang menelepon-nya adalah nomor yang tidak dikenal, Rey pun mengatur napasnya lalu memencet tombol terima.

Dengan nada ceria dan manis dia menjawab panggilan,"halo, dengan Reynata Ananda Jaya disini, adakah yang bisa saya bantu?"

Sementara itu dibagian telefon lainnya, terlihat seorang pria yang lumayan tampan usianya sekitar 20-an sedang memegang telepon dan disekitarnya dikelilingi oleh sekelompok pria yang berumur sekitar 20-an juga.

"Red,kenapa?apa diangkat oleh boss"tanya salah seorang pria.

Disaat pria yang dipanggil Red akan menjawab tiba-tiba terdengar suara dari telepon genggamnya, suara itu bagai suara musik yang lembut. Tapi ditelinga mereka itu bagai suara malaikat maut, yang membuat mereka langsung merinding.

"halo, dengan Reynata Ananda Jaya disini, adakah yang bisa saya bantu?"

'Apakah ini suara boss kenapa sangat mengerikan?'pikir pria a

'Apakah telingaku rusak? Tidak mungkin ini suara boss'pikir pria b

'Hih...apa ini memang boss? Kenapa suaranya sseperti ingin mencabut nyawa seseorang'pikir pria c

"Boss, ini aku Red"

Kembali ke sisi Rey,

Mendengar itu adalah suara anak buahnya, Rey langsung mengubah suaranya 360°. Dari yang lembut menjadi sangat-sangat dingin.

"Oh...ada apa?"ucap Rey sambil berjalan kearah meja rias dan duduk dengan menyilangkan kakinya.

"Boss, geng hijau mulai bergerak. Mereka mulai merebut kekuasan kita dinegara A"

Mendengar kata-kata geng hijau, Rey mengangkat sebelah alisnya,"geng hijau? geng mana itu?."

"Boss, geng hijau adalah geng yang baru terbentuk dua bulan yang lalu dan sekarang mereka sedang memperluas kekuasaan-nya"

Sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di meja rias Rey berkata dengan nada dingin dan sedikit niat membunuh,"berani meletakkan tangan-nya diwilayah kekuasaan Dark Rose, hanya ada satu kata MATI"

"Siap boss"

Tut-tut-tut

Terdengarlah suara panggilan terputus.

Setelah menyelesaikan telepon, Rey menghadapkan dirinya ke cermin meja rias sambil tersenyum, tapi bukanlah senyum manis kali ini tapi senyum malaikat maut, senyum ini membuat wajahnya yang biasa terkesan imut menjadi menakutkan.

"Hah...berani melawan dark rose hanya ada satu kata MATI"

'Dark rose organisasi yang sudah aku bentuk secara diam-diam sejak smp dan sudah membuat pijakan yang sangat kuat di berbagai negara bagian, bahkan banyak kepala negara yang ingin mengetahui siapa penguasanya tapi tidak pernah ada yang dapat mengetahuinya. Siapa yang akan mengira kalau ternyata penguasanya adalah seorang remaja berusia 14 tahun. Heh...aku ingin tahu bagaimana wajah mereka kalau mengetahui ini nanti'memikirkan tentang hal ini Rey menjadi senang tapi tiba-tiba kesenangan-nya terganggu disaat dia mengingat Edward.

"Akh...Ed bajing*n, lihat saja nanti aku akan memukulmu"teriak Rey sambil menggembungkan kedua pipinya dengan muka merah karena marah.

Rey juga tidak mengerti dia selalu tidak bisa mengendalikan perasaan-nya saat berurusan dengan Edward.

Tbc...

hai semuanya😋 ,kalian ngerti atau enggak alur ceritanya? Awalnya emang rada sulit dimengerti tapi nanti kalian ngerti kok.

Jangan lupa vote ya 😘 😚