Pagi yang cerah, dengan awan putih berlangit biru, burung-burung yang sedang terbang di angkasa hinggap di pohon sambil melihat Panji yang sedang mendorong sepedanya untuk bermain, namun Ganyu melihat dirinya pergi bermain bersama kawan-kawannya sambil berkata,"Panji, hati-hati ya?",ujar Ganyu kepada Panji yang selalu memperhatikan Panji hingga menjawab,"iya Kak, nanti siang aku kesana ya Kak?",Panji tersenyum dengan tulus membuat Ganyu terkejut dengan senyuman Panji yang sangat manis kepadanya hingga membalasnya dengan manis.
"baiklah Kak, aku pergi dulu ya?",ujar Panji sambil melambaikan tangan kepada Ganyu yang tersenyum hingga Panji mulai menggoeskan sepedanya untuk pergi menemui kawan-kawannya di rumahnya Ganyu berkata didalam hati,"hah, namanya juga anak-anak, selalu bermain ditempat luas selain memberikan ilmu disekolah"
Panji pergi dan menjauh dari rumahnya, Ganyu pergi kekamar Panji dimana dia akan pergi kekantor kerjanya, namun dia sangat bosan untuk pergi ketempat tersebut hingga duduk di kursi belajar milik Panji. Ganyu pun melihat berbagai buku yang dimana Panji baca buku, lalu dia menemukan sebuah buku harian milik Panji membuat Ganyu terkejut hingga membuka buku hariannya. Lalu, membaca sambil membuka halaman bahkan, Ganyu melihat isi catatan yang ditulis tangan Panji, dimana waktu itu, ketika Panji belum kenal dengan nama kota,"Liyue", kota kecil berdekatan dengan pegunungan yang tinggi dan misterius. Dia menceritakan tentang kota tersebut dari dirinya membuat Ganyu senang ingin membacanya dengan santai,"ooh, Panji baru tau tentang kota Liyue sejak kali aku bertemu dengannya ya",ucapnya sambil membuka halaman lagi hingga menemukan Biografi dirinya hingga menggambar Ganyu yang sedang memeluk Panji dari belakang membuatnya senang dan berkata didalam hati,"Panji.... kau suka sama aku ya?",ucapnya sambil tersenyum melihat gambar buatannya lalu, dia membuka halaman lagi sebuah catatan dimana Panji ingin perkenalan dengan kawan-kawan Ganyu di Liyue.
Begitu membacanya, dimana Panji sangat ingin bertemu dengan dirinya, Ganyu sebelum memperkenalkan teman-temannya yang ditempat tersebut, bahkan Panji merasa gugup saat bertemu dengan salah satu orang di hadapannya yang sedang mengerjakkan dan melihat isi sesuatu didalam kertasnya. Panji berkata kepada salah satu perempuan tersebut, Ningguan,"aaah, selamat.... pagi..... Tante...",ucap dengan sedikit gugup kepadanya hingga. Ningguan melihat Panji yang ketakutan karenanya sedang serius hingga menenangkannya sambil menatap Panji yang ketakutan namun, Panji berkata lagi,"aaah ada.... Kak Ganyu disini?",ujar Panji yang takut kearah Ningguan yang bermata tajam kepada dirinya walaupun hanya melihat dirinya ketakutan.
Begitu mundur dan berpaling kebelakang, tiba-tiba mendengar suara kaki yang sedang melangkah untuk ke atas membuat Panji takut ada seseorang yang ada di belakang yang ternyata, Ganyu dan Keqing yang ingin masuk kedalam kantor kerjanya hingga Panji melihat ke arah kiri, Ganyu yang sedang menatapnya. Kemudian, dia berkata kepada Panji,"eeeh, Panji? Mencari aku ya Hmmm?",ucapnya dengan senyumnya di perkenalkan membuat wajah Panji memerah dengan senyumannya yang seksi sampai matanya dengan tajam tapi lembut. Keqing kebingungan melihat tingkah laku Ganyu yang sedang menghadap seorang anak laki-laki yang dianggap mencurigakan hingga berkata,"hei! Jangan dekat dengan anak itu Ganyu!",ujarnya
"eeeh jangan gitu Keqing, dia baik kepadaku",ujar Ganyu yang sudah kenal dengan Panji dibandingkan dengan Keqing
Keqing kebingungan sambil melihat Panji yang merasa takut dengannya bahkan, dia berkata dengan kaku untuk bicara,"aaah, si si siapa..... Kakak..... ca ca ca cantik?",ujarnya dengan takutnya akan di serang atau melakukan hal lainnya. Keqing terkejut mendengar ucapan tersebut sambil melihat kakunya Panji yang takut kepada dirinya sambil menjawab,"Keqing, namaku Keqing. Namamu, siapa?",ujarnya kepada Panji
"namaku Panji, Panji Purnama Syahputra. sa sa sa salam kenal Kak",jawab Panji dengan kaku melihatnya namun, Ganyu akan menemaninya agar tidak takut kepadanya,"jangan usah takut Panji, dia teman Kakak. Tidak jahat, Panji",ucapnya sampai ketelinga Panji
"ooh, teman Kakak",ucap Panji yang sudah tidak takut lagi kepada Keqing
"kau baru tau tentang tempat ini, Panji?",ucap Keqing yang mencoba untuk bertanya kepada Panji
"aku.... dari Kakak Ganyu",jawab Panji dengan pelan kepada Keqing
"kalian, kenapa tidak pergi ke kantor?",ucap Ningguan yang sedang melihat mereka bertiga diluar kantor namun, dia melihat anak laki-laki tersebut ketakutan
"eh! Panji, kenapa? Takut?",ucap Ganyu melihat Panji ketakutan sambil bersembunyi dibelakang paha kiri Ganyu hingga menatap Ningguan yang tatapan serius hingga Ganyu berkata lagi,"jangan takut Panji, dia baik"
"baik?",ujar Panji yang merasa heran dengan sikap Ningguan yang sedang menatapnya membuat Panji bertambah takut hingga Ningguan berkata kepada Ganyu karena, tidak bisa mengajak untuk berkenalan,"Hah Ganyu, sebaiknya anak ini bawa jalan-jalan",ucapnya
Ganyu melihat Panji ketakutan dengan tatapan Ningguan yang tajam bahkan, semakin takut jika dia mendekatinya lagi hingga Ganyu pun menatap wajah dengan senyumnya yang murah kearah Panji sambil berkata,"baiklah Panji, mau jalan-jalan sama aku?"
Panji memangkuk kepalanya hingga Ningguan berkata,"biarkanlah dia ingin memperkenalkan tempat ini, aku tau dia bukan orang sini maupun dinegeri Teyvat",ucapnya sambil menatap Keqing sambil berkata,"Keqing, kau bisa panggil seseorang untuk menggantikkan kinerja Ganyu, dia sedang cuti karena anak itu",tambahnya hingga Keqing menjawab,"iya"
Ganyu merasa khawatir dengan pekerjaannya namun, melihat Panji yang merasa bingung dan Gugup melihat sekeliling kota Liyue dimana dia baru mengenal tempat tersebut sambil jalan-jalan bersamanya dan melihat orang-orang yang sedang sibuk bekerja untuk mendapatkan uang koin emas. Bahkan, Panji melihat kesamping kanan dan berkata kepada Ganyu,"Kakak..... disebelah sana apa ya?",ucapnya
"oh itu? Itu restoran Panji",jawab Ganyu sambil jalan-jalan melihat area yang ada disekitar tempat, hingga melihat jualan dengan mengeluarkan benda-benda yang tidak asing, mainan di Liyue. Panji merasa senang melihat mainan tersebut seperti mainan yang terbuat dari kayu hingga membelinya dengan mata uang yang sesuai dengan negerinya, bahkan Ganyu melihat Panji memperlihatkan sebuah mainan tersebut hingga Ganyu berkata,"mainan ini, baguskan?",ujarnya
"iya, aku sangat suka dengan mainan zaman dulu dibandingkan dengan mainan modern karena, bosan",ujar Panji yang sangat menyukai mainan tersebut sambil melanjutkan untuk berkeliling kota Liyue bahkan, anak tangga menuju kebawah dengan jalan pelan-pelan dan berlari sedikit hingga Panji sangat menyukai main anak tangga tersebut namun, Ganyu melarangnya sambil membawa Panji untuk jalan-jalan mengelilingi kota sampai Panji lapar. Maka dari itu, Ganyu akan mengajak Panji untuk makan di sebuah kantin dekat dengan dermaga bahkan, menikmati angin segar di dermaga Liyue dengan keindahan lautan biru di siang yang sangat cerah. Dimana, mereka berjalan hingga pergi ke barat laut untuk menikmati pemandangan indah di rumah pohon, bahkan Panji merasa senang dengan melihat pemandangan gunung bahkan, Panji melirik ke belakang hingga berkata kepada seorang laki-laki bermata kuning hingga berkata,"ah! Kak Ganyu! Dia siapa?",ujar Panji yang terkejut melihat seorang laki-laki berambut hitam bergaris hijau yang misterius sambil menatap dirinya yang sangat tajam membuat Panji ketakutan sambil bersembunyi di kedua paha Ganyu hingga membuatnya terkejut melihat tingkah laku Panji sambil berkata,"kenapa.... Panji?"
"Kakak, dia siapa?",ujar Panji yang gugup melihat laki-laki tersebut yang mencoba mendekati dirinya
"hey! hey! hey! Kau siapa, orang asing?",ucap seorang laki-laki dengan suara besar ke arah Panji yang ketakutan membuat Ganyu mencoba untuk memberi tau kepadanya dan berkata,"Xiao, dia takut ditempat ini. Jangan bernada besar kepadanya",ujarnya
Laki-laki tersebut meredam, Panji pun keluar dari tempat persembunyiannya hingga Ganyu kepada Panji,"sudahlah Panji, dia orang baik",ucapnya
"oh, aku baru kenal dengannya",ucap laki-laki tersebut dengan nada pelan,"kau dari mana, anak kecil?",tambahnya
Panji terkejut sambil mencoba untuk berani sambil menghadap laki-laki tersebut dengan pakaian yang khas daerah Liyue, lalu dia menjawab,"aku, Panji, Panji Purnama Syahputra. Pa pa Panggil aku..... Panji, Kakak dan aku..... dari Bandung"
"Bandung", ujar laki-laki terkejut mendengar jawaban darinya sambil berkata,"aku..... datang kesini... menemui Kakak...",tambahnya
"Hmmm, salam kenal, Panji. Jadi kau menemui Ganyu, iya kan?",ujar laki-laki tersebut namun, dia bengong saja menatapnya membuatnya kaget karena, tidak memperkenalkan dengan nama sendiri kepada Panji hingga menjawab,"diam saja? Oh, namaku Xiao",ujar laki-laki yang memperkenalkan dirinya hingga Panji tidak bengong ke arahnya sambil berkata,"oh, nama Kakak.... Kak Xiao?",ujarnya
"Hah, kau tidak apa-apa kan Panji?",ujar Xiao melihat Panji yang hanya bengong saja dan berfikir, Xiao kebingungan melihat tingkah laku aneh ala Panji, hanya bengong ke arah depan. Lalu, dia menyapa Ganyu melihat tingkah laku Panji namun, dirinya sedang melihat pemandangan indah mengingat Ayahanda yang sudah lama meninggal dunia, Ganyu mencoba mendekatinya sambil berkata,"Panji, kau kenapa?",ucapnya sambil menatap ke depan dimana Panji senang melihat pemandangan tersebut,"oh, Kakak tau.... kau senang kan melihat pemandangan dari sini?",ujarnya
"iya, aku sering kesini walaupun",ucap Panji sambil menatap Ganyu yang sedang menatap dirinya sambil berkata lagi,"hanya Kakak dan aku..... suka ketempat ini kan?"
"ooh, iya Panji. Kakak ingat kita juga pernah kesini bersamamu",ujar Ganyu yang mengingt kembali, saat pertama kali bertemu dan mengajaknya untuk pergi ketempat yang indah, rumah pohon besar
"ternyata..... kalian melihat pemandangan ya?",ujar Xiao yang berada dibelakang sambil melihat mereka berdua berpaling dan menatap dengan senyum sambil berkata,"iya, Xiao. Panji selalu ingin melihat pemandangan ditempat ini bersamaku",jawab Ganyu kepada Xiao sambil membuka mulut untuk berbicara dan berpaling kebelakang,"yah, aku pergi dulu, Ganyu. Sampai nanti",ucapnya
"dia mau kemana Kakak? Dia langsung pergi",ujar Panji sambil menatap Ganyu yang kebingungan hingga menjawab,"nggak usah pikirin Panji, kita berdua saja yuk, jalan-jalan kemana lagi?",ujar Ganyu kepada Panji
"Hmmm, kenapa nggak ketenggara saja?",ujar Panji yang ingin tau ditempat tersebut
"mendingan, pergi ke sana saja yuk",jawab Ganyu dengan jawaban yang ngasal kepada Panji yang membuatnya kebingungan sambil menarik lengannya, lalu turun kebawah untuk keluar dari rumah pohon besar lalu, dia mengajak Panji kesuatu tempat yang ternyata pergi keperbatasan antara daerah Mondstadt dengan Liyue. Panji pun terkejut melihatnya bahkan, dia merasa senang melihat keindahan alam yang ada di tempat tersebut, perbatasan Mondstadt dan Liyue membuat Panji mengetahuinya namun, Panji berkata kepada Ganyu,"Kakak, apa itu Mondstadt, apakah mereka sama seperti kita?",ucapnya
"iya Panji, sama seperti itu tetapi mereka beda dalam sistim pemerintahannya, Panji. Mau kesana?",ujar Ganyu yang ingin mengajak Panji ke Mondstadt membuat Panji merasa gugup dan menjawab,"aaah, apakah mereka membunuhku tidak Kak",ujarnya dengan kata terakhirnya lemas kepada Ganyu
Ganyu melihat Panji merasa ketakutan saat sampai dipintu gerbang mondstadt, sebuah daerah kincir angin beserta gedung-gedung bergaya eropa menurut pikiran Panji hingga masuk kedalam melihat orang-orang disekitarnya. Lalu, melihat seorang perempuan yang bersenang-senang kesana kemari, Ganyu berkata didalam hati,"waaah, aku belum pernah melihat kota seindah gini, mau lihat kemana Panji?",ucap Ganyu kepada Panji yang masih senang bercampur takut karena orang asing hingga menajawab,"aaah... bagaimana kalau kita... pergi kerestoran? sepertinya enak deh, Kak",ujar Panji yang merasakkan lapar
"ooh, kau lapar?",Ganyu melihat Panji yang tidak kuat menahan lapar, sambil telusur hingga mencari restoran disuatu tempat, tak lama kemudian, mereka menemukan salah satu restoran di Mondstadt tepat disebelah kanan. Begitu mereka masuk kedalam restoran, melihat orang-orang sedang menikmati hidangan makanan yang dipesan, Panji dan Ganyu mencari tempat duduk hingga menemukannya di samping jendela. Begitu Panji melihat pelayan membawa daftar menu hingga menulis pesanan darinya, Ganyu hanya memesan sayuran saja tidak daging hanya Panji yang suka makan daging yang terkenal di Mondstadt. Saat pelayan meletakkan pesanannya, hingga Panji melahap makanannya, Ganyu hanya satu sendok saja sudah enak dibandingkan Panji yang sangat rakus karena, lapar bahkan Ganyu berkata kepada Panji,"Panji, jangan begitu tata cara makannya. harus pelan nanti tambah lapar tambah gemuk, mengerti?",ucapnya kepada Panji lalu, Panji berfikir lagi sambil melihat orang-orang disekitarnya dimana mereka memakannya dengan sopan membuatnya malu hingga makan dengan pelan saja. Dengan pelan, Ganyu telah usai menghabiskan makanannya dipiring sambil menunggu Panji yang masih ada sisanya, kemudian tulang-tulang daging sapi dikumpulkan di atas piring hingga minum air putih di atas mejanya, lalu kenyang sudah dirasakan olehnya sambil duduk.
"ayo Panji, mau kemana lagi?",ucap Ganyu yang sedang berdiri sambil menatap Panji yang masih duduk di kursi makan
"bentar Kak, kenyang sekali rupanya",ucap Panji kepada Ganyu lalu, beberapa menit, dia mulai berdiri setelah puas dengan makanan tersebut hingga membayarnya ketempat kasir dan keluar.
Ganyu melihat Panji sedang melihat kincir angin yang sedang berputar lambat di tempat tersebut namun, dia tidak bosan untuk melihat ke suatu tempat di sekelilingnya karena, indah dibandingkan ditempat yang lain. Mereka melihat sebuah gereja tepat didepan mata bahkan, Panji berkata,"ooh, ini gereja ya",ujar Panji yang sedang melihat gereja yang sangat besar.
"iya anak kecil, itu gereja",jawab seorang biarawati yang berada di belakang Panji sambil berpaling kebelakang melihat dia,"ka ka ka kau siapa?",tambahnya sambil gugup melihat wajahnya dengan pakaian biarawati dengan tatapan sedikit tajam
"Rosaria, jangan gugup nak. Aku tidak akan menyerangmu",jawab perempuan tersebut sambil melirik ke arah Ganyu,"oh, kau Ganyu ya, dari Liyue kan?",tambahnya
"iya",jawab dengan satu kata
Rosaria menatap Panji yang sedang gugup memandangnya namun, dia meatapnya dengan senyuman bukan amarah yang dia keluarkan membuatnya sedikit tenang bercampur sedikit takut kearah dirinya hingga dirinya berkata kepada Panji,"jangan takut, kau orang baru kan disini?"
"aaah, aku..... bukan orang sini, Tante Rosaria",jawab Panji dengan takut melihat Rosaria dengan tatapannya
Rosaria mencoba mendekatinya hingga menatap Panji sambil berkata dengan pelan dan manis,"Hmmm, jangan takut anak muda. Namamu siapa?'tambahnya
"namaku... Panji, Panji Purnama Syahputra, aku..... dari Bandung",jawab Panji dengan sedikit gugup dengan tatapan matanya Rosaria yang sangat tajam
"Bandung? Kau..... dari Bandung?!",ucap Rosaria terkejut mendengar ucapan Panji
"aaah, bukan.... maksudnya.... dia dari Liyue, Rosaria",ujar Ganyu yang mencoba menjawabnya karena, sikap Panji masih gugup
"oh, mungkin aku salah dengar rupanya",ujar Rosaria sambil berdiri hingga pergi ke gereja sendirian tanpa seseorang,"baiklah Panji! Ganyu! sampai nanti",ujarnya dan pergi meninggalkan mereka berdua
Panji kebingungan dengan tatapan tersebut sambil berpaling hingga menatap Ganyu yang senyum dan berkata,"tidak apa-apa Panji, semua tempat ini baik, Panji. Sama seperti Liyue. Yuk, kita pulang sebentar lagi sore, Panji",ucap Ganyu kepada Panji
"iya Kak, aku rasa.... aku sudah puas ditempat ini bersama Kakak",ujar Panji hingga melihat lengan Ganyu untuk merangkul dan pergi meninggalkan gereja yang ada didepan mata
Menjelang sore pun tiba, dimana mereka pulang dengan jalan kaki, Panji melihat perbatasan antara Liyue dengan Mondstadt, hingga melewatinya kemudian, mereka melihat para pedagang sedang menarik gerobak untuk melakukan ekspor impor barang ke Liyue maupun Mondstadt. Begitu sampai di kota Liyue pada jam setengah lima, Panji melihat kota-kota Liyue yang sederhana tapi, menyenangkan baginya karena, para pedagangnya menyimpan misteri yang tidak bisa dilihat oleh seseorang. Kemudian, mereka pergi keruang kantor sambil melihat pekerjaan Keqing sudah di kerjakan milik Ganyu yang membuatnya khawatir dengan dia sambil berkata,"oh maaf Keqing, pekerjaan ini sama saya saja ya?",ujarnya
"sudah dikerjakan sama rekan-rekan, Ganyu",jawab Keqing yang sudah membereskan semua pekerjaan miliknya
"terimakasih Keqing",ujar Ganyu yang senang meringankan pekerjaan miliknya karena, Panji belum mengenal tempat negeri Teyvat
Panji melong melirik Keqing yang membuatnya kebingungan untuk bertanya, hingga Keqing berkata kepada Panji sambil menatap wajahnya,"hey! Aku belum kenal siapa namamu?",ucapnya
"aaah, namaku Panji, Kakak",jawab Panji kepada Keqing
"kau bukan dari sini bukan?",ujar Keqing dengan suara nada lemas karena, pekerjaannya
"aaah, iya..... aku berasal dari gua Tianheng disana",jawab Panji kepada Keqing
"gua..... Tianheng? Gunung anak muda, bukan gua",ucap Keqing yang sedikit kebingungan mendengar jawaban Panji,"Ganyu, apa benar.... dia berasal dari sana",tambahnya kearah Ganyu
"iya, aku pernah kesana. Dia mengajak aku memperkenalkan kota Bandung ditempat itu, Keqing",jawab Ganyu kepada Keqing sambil membereskan semua tumpukkan kertas di atas meja
Keqing baru mengenal Panji yang bukan tempat Liyue, hingga dia memperkenalkannya dengan cara menjelaskan tentang kota kelahiran Panji, bahkan Ganyu menyadarinya tentang isi buku catatan milik Panji sambil berkata,"Hmmm, aku belum tau kapan dia mencatat seperti ini?",ujarnya
"oh, kau disini? Sedang ngapain?",ujar Keqing yang melihat Ganyu habis membaca catatan harian Panji lalu, dia melihat buku tersebut dan berkata,"buku ini..... milik siapa?
"Panji, dia mencatat harian kemarin, dia tidak pernah lupa dengan isi catatan pengalamannya di Liyue",jawab Ganyu yang telah membacanya kemudian, Keqing langsung mengambil buku tersebut dan berkata,"aaah, aku mau baca buku harian Panji, boleh?",ujarnya
"yaaah, boleh sih walaupun Panji sedang diluar",jawab Ganyu kepada Keqing yang sedang membuka lembaran kertas buku harian Panji sambil membaca didalam hati
Keqing melihat dan membaca buku catatan milik Panji, hingga membuka halaman berikutnya yang mencirtakan, dirinya berada di tengah kota pada menjelang Pagi menuju siang, dia berjalan-jalan sendirian tanpa Ganyu bahkan melewati orang-orang yang sedang berkerumun. Namun, saat di tengah perjalanan, Panji melihat seorang laki-laki tepat didepannya membuatnya kaget dan tidak mengenalinya sama sekali. Dengan pakaian biru tua dan hitam sebagai warna dibagian tengahnya hingga menatapnya membuat Panji serius dengannya bahkan, laki-laki tersebut berkata,"hai!",ucapnya sambil melambaikan tangan ke arah Panji dengan tatapan serius.
"hai",balasnya dengan satu kata
"sepertinya aku baru kenal denganmu anak kecil",ujar laki-laki tersebut
"aku juga..... begitu, Kakak",ujar Panji dengan jawaban yang ragu-ragu melihat dia dianggap seorang perempuan
laki-laki tersebut berpikir panjang sambil menatap Panji yang tatapannya serius sambil berkata sesuatu kepadanya,"oh, kau terdiam dan..... aku tau.... kau tidak tau namaku kan anak kecil?",ucapnya
"Hmmm, dia tidak sopan kepadaku mungkin.... dia tidak tau namaku juga",ujar Panji didalam hati sambil menatap laki-laki tersebut
"baiklah.... aaah, namaku.... Xingqiu salam kenal",ucap Xingqiu dengan sedikit pemalu terhadap Panji
"namaku Panji, Panji Purnama Syahputra, salam kenal",ujar Panji untuk mengeluarkan mulut dalam perkenalan dengannya
"salam kenal..... Panji. Rumahmu dimana?",ucap Xingqiu kepada Panji
"rumahku ada di gua Tianheng",jawab Panji kepada Xingqiu
"di..... gua Tianheng? itu..... bukit Panji, bukan gua",ujar Xingqiu
"yaaah, itu menurut orang-orang biasa, tapi kau akan mengerti jika Kakak pergi kesana",ujar Panji yang memandang Xingqiu serius
"oh, aku.... pergi dulu ya anak kecil?",ucap Xingqiu namun, dia melihat alis matanya kebawah sambil berkata,"sudahku bilang jangan panggil aku anak kecil, Kakak aneh!!"
"ooh, maaf..... aku buru-buru untuk pergi Panji, sampai nanti",ucap Xingqiu yang terburu-buru untuk pergi membuat Panji terkejut melihatnya. Lalu, dia pergi sambil melirik ke arah samping dimana orang-orang sedang menikmati jamuan teh maupun apapun yang bertemakan teh di Liyue membuatnya melihatnya aneh namun, saat Panji melihat ruko teh Liyue dan pertunjukkan puisi sampai cerita, seseorang memegang kedua pundak Panji yang membuatnya kaget melihat jari-jari tangannya serta kuku hitam muda kecokelatan yang mengkilap hingga tiga cincin dengan warna yang berbeda-beda.
Panji melirik kebelakang, seorang perempuan dengan tatapan manis dengan gigi senyumnya pun dikelurkan bahkan, membuat Panji kebingungan dengan senyuman yang misterius.
"halo, anak muda",ucap perempuan dengan tatapan manis seperti hantu yang lucu bahkan, matanya berkedip-kedip bahkan, Panji melihat dirinya sebuah kelopak mata berbentuk bunga yang indah walaupun tatapan Panji hanya biasa saja
"hai",jawab dalam satu kata
"kau kelihatan manis sepertiku hah?",ujar perempuan tersebut
"itu sudah takdirnya, Kakak",jawab Panji
"oooh, kau ingin merubah takdir ya, anak kecil?",ujarnya kepada Panji dengan senyuman tajam nan manis
"Hah, ya ampun..... aku tidak tau siapa dia ini, apakah dia dari Liyue atau..... semacamnya ya?",ucap Panji didalam hati hingga menatap perempuan tersebut
"hey! Kenapa kau menatap aku hah? Apakah aku cantik? Atau apa?",ujar perempuan tersebut menggoda Panji yang terdiam
Panji tidak mengeluarkan kata apa-apa kepadanya bahkan, dia berkata lagi,"kalau begitu aku akan mengajak kau pergi ke hutan sana, di barat jam tujuh malam",ujar perempuan misteri didalam pikiran Panji dan menjawab,"baik aku mengerti"
"baiklah, sampai jumpa",perempuan tersebut tersenyum dan pergi membuat Panji tampak kebingungan, lalu meninggalkan ruko teh Liyue sambil pergi ke barat dimana, Panji akan berjanji akan pergi kesana bersama perempuan memakai pakaian hitam bergaris merah dengan melambangkan api.
Menjelang malam pun tiba, pergi keluar sambil kebelakang, Panji melihat seluruh area yang luas bukan hutan melainkan rumput hijau yang bergoyang karena, adanya angin ke arah belakang bahkan, didepannya muncul sungai yang menuju dua arah membuat Panji kebingungan sambil berkata didalam hati,"kemana aku harus pergi? Apakah..... dia berbohong, atau..... apa?",namun, ketika berhenti berjalan dengan melihat sungai sedang mengalir kesuatu tempat. Lalu, Panji hanya terdiam sambil melirik ke kanan maupun ke kiri untuk mencari seorang perempuan yang misterius, kemudian dia berkata lagi didalam hatinya,"kemana dia pergi? Mungkin dia berbohong",ucapnya sambil berpaling dan tiba-tiba saja, Panji dikagetkan dengan seorang perempuan dimana dia mengajaknya untuk pergi ke barat, terdapat hutan-hutan luas namun, ternyata hanya rumput kosong saja.
"naaaah, kau disini rupanya ternyata kau tidak ingkar ya, anak kecil?",ucap perempuan tersebut kepada Panji yang kebingungan melihat dirinya senyum
"aaah, kita kesini mau ngapain?",ujar Panji yang kebingungan bahkan, dia berjalan dan melihat kedepan
"kita kesini.....",ucap perempuan misteri sambil menghadap Panji dengan cepat membuatnya kaget melihat wajahnya tersenyum manis
"hah, Kakak mengagetkan aku",ujar Panji yang hampir jantungnya copot
"tempat ini, indah bukan anak muda?",ucap perempuan misteri kepada Panji
"iya, Kakak.... tapi ada yang aneh tapi apa ya?",ujar Panji sambil mencari sesuatu dari arah kanan dan kiri walaupun tidak melihat apa-apa
"eeh, Hmmm..... atau hanya... menginggau saja?",ujar perempuan tersebut dengan mulut yang sangat berhati-hati secara halus
"tidak..... aku hanya... mendengar sesuatu yang aneh tapi..... dimana?",ujar Panji sambil berpaling kebelakang dan tidak melihat apa-apa namun, ketika perempuan tersebut melirik ke arah kanan tiba-tiba saja, muncul sosok bayangan misteri dengan badan besar dan tinggi dengan pakaian kusut serta tubuhnya berwarna hitam kecokelatan. Tampak menggunakan topeng walaupun Panji tidak melihatnya, lalu makhluk tersebut mencoba untuk datang dengan cara berlari kedepan hingga siap menghajar perempuan yang sudah memegang tombak berujung merah sambil menangkisnya.
Lalu, Panji mengeluarkan katepel untuk membantu perempuan tersebut hingga keluarlah serangan bola salju ke arahnya dan mulai membeku, perempuan tersebut terkejut melihat serangan yang dilakukan Panji sambil berkata,"kau..... kau berani menyerang dia. baiklah, giliranku sekarang",ucap perempuan tersebut yang mencoba untuk menyerang dengan serangan api di tombaknya bahkan, mulai merasa sakit darinya bahkan, Panji tidak kenal diam sambil mengeluarkan serangan jarum es di sela-sela tangannya. Lalu, serangan yang dilakukan Panji mengenainya hingga membeku bahkan, dia bersiap mengeluarkan serangan api serta hantu yang akan membantunya disetiap saat.
Perempuan tersebut tampak mengeluarkan api yang sangat banyak bahkan, mampu membunuh makhluk misteri yang muncul seketika menghilang setelah membunuhnya, Panji mencabut katepelnya setelah mengenai sasaran empuk kepada musuh, kemudian dia berpaling hingga menghadap Panji dan berkata,"tempat ini..... membuatku tidak enak, Panji",ujanya
"lalu, kita kemana?",ucapnya dengan polos kepada perempuan misteri
"sebaiknya, kita ke kantor bersama-sama",jawab perempuan tersebut dengan memegang tangan Panji yang sangat erat, sambil pergi ke kantor kerja untuk menemui Ganyu dan Keqing,"hei! Apakah kalian kenal dengan orang ini?",ucap kepada mereka di kantor kerja tersebut
Ganyu terkejut melihat dia membawa Panji, sambil berkata,"ya ampun, Panji!",ujarnya sambil menemuinya hingga menatapnya kearah Panji
"aah? Pan... Pan?",ucap perempuan tersebut melihat Ganyu telah mengenal dia
"Kakak, dia siapa? Dia diserang oleh sekolompok topeng aneh",ucap Panji kepada Ganyu yang menatap senang kearahnya
"itu bukan topeng sayang, itu hirecurl, pengganggu di daerah sini Panji",jawab Ganyu dengan halus namun, dia terkejut melihat Ganyu telah mengenal anak laki-laki yang sedang menatapnya sambil berkata,"aaah, Ganyu..... kau kenal dengan anak ini?",tambahnya
Ganyu melirik ke arah perempuan tersebut sambil menjawab,"iya, Hu Tao, dia bukan dari sini maupun tempat lain. Dia dari sebuah gua Tianheng",ujarnya
"Tianheng? Emangnya, ada gua disana?",ujarnya kepada Ganyu sambil menatap Panji yang tengah kebingungan hingga dia berkata lagi,"hei! Apakah kau hidup didalam gua hah?!",tambahnya dengan rauk muka kesal ke arah Panji sambil melihat rauk muka Panji geleng kepala,"hah? terus, kau lahir disini?"
"tidak Kak, aku..... aku ditempat jauh dari sini",jawab Panji kepada dia,"aku lahir dari Bandung bukan Liyue",tambahnya
"Bandung?",ucap seorang perempuan tersebut yang mengajak Panji ke arah barat
"Kakak tidak akan tau Bandung itu apa?",ujar Panji yang telah mengetahui gerak-gerik dia
"iya, aku tidak tau. Tapi, aku baru kenal bertemu dengan orang asing, namamu siapa? Pantas saja, kau terdiam melihat aku seperti itu",ucap kepada Panji
"namaku Panji, Panji Purnama Syahputra",jawab Panji hingga membalas pertanyaan yang sama,"lalu, namamu siapa?"
"namaku, Hu Tao, aku ditempat sini, Panji. Salam kenal juga ya?",ucapnya sambil tersenyum
Panji melihat Hu Tao pergi sambil menghadap Ganyu lagi namun, salah satu perempuannya disamping mencoba mendekati Ganyu dari samping kiri sambil berkata,"jadi.... namamu Panji ya?",ujarnya
"iiiya..... Kak",ucapan Panji gugup karena, tidak mengenal kawan Ganyu disampingnya
"sepertinya, dia tidak mengenali kamu, Keqing sebaiknya kenali dia agar tidak takut",ucap Ganyu kepada Keqing lewat bisikkan
"ooh, jangan takut Panji, namaku Keqing",jawab Keqing melihat ketakutan Panji mulai memudar sambil membalasnya,"salam kenal juga Kakak",ucapnya sambil tersenyum kepadanya
"ngomong-ngomong, kau sama Hu Tao habis ngapain?",ujar Ganyu kepada Panji
"aku..... habis bertarung melawan musuh yang aku bicarakan tadi",jawab Panji
"Hmmm, padahal dia pergi kesini saja bersamamu. Kenapa dia menyuruhmu pergi ke sana?",ucap Ganyu kepada Panji yang sedang berfikir kembali sambil menjawab,"aku tidak tau Kak, padahal hanya Kak Hu Tao yang tau tentang itu"
"aah, ya sudah daripada berdebat panjang, mendingan pulang saja ya, Kakak..... mulai lelah hari ini, Panji dan juga..... Kakak habis menulis panjang lebar. Hah, yaaah..... lebih baik pulang saja setelah mengerjakkan tugas hari ini walaupun masih menumpuk",ujarnya kepada Panji sambil mengajaknya untuk pulang ke rumah
Keqing menyadari isi cerita buku harian Panji, bahkan Ganyu senang melihatnya dengan kata-kata tersebut walaupun masih ada yang kata yang harus disempurnakan,"buku harian ini.....",ucapnya
"iya Keqing, dia menyimpan sebuah kenangannya di dalam buku ini, bahkan dia menyimpan misteri juga Keqing",ujar Ganyu yang telah melihat isi catatan tersebut
"sama Ganyu",ucapnya sambil membuka halaman selanjutnya dimana Keqing menemukan sebuah catatan terakhir, biografi perkenalan membuatnya tidak sabar untuk membacanya. Ganyu melihatnya tentang dirinya yang isinya:
Dia sangat cantik dan membuatku terhipnotis karena bola matanya seperti mutiara yang sama seperti sikap dirinya, lemah lembut dan penyabar selain kecantikkannya saja. bahkan dia memakai wangi yang misterius wangi apa itu?. Selain itu, dia selalu pelukkan hangat walaupun berlemen dingin. Aku merasa seperti Kakakku sendiri dia lebih pintar, karena dia membantuku mengerjakkan tugas. Aku senang melihatnya ketika aku pertama kali mengajak aku pergi ke Liyue dan sebagai pengenalan pertamaku. Selain itu, misterinya terlihat bijaksana di dalam hati nuraninya yang lemah lembut. dan aku berjanji tidak akan memegang tanduk Kakak lagi karena, aku takut marah besar.
wajah Ganyu mulai memerah melihat catatan harian Panji ada didalam sana kemudian, Keqing terkejut melihat biografi pribadinya membuatnya ingin membaca dan isinya:
Kak Keqing, selalu dekat denganku secara misteri, walaupun dia ramah tetapi kadang-kadang marah yang aneh, tapi bisa direndam dengan sendirinya. Dia memang cantik dari matanya seperti Purple Persian, dan dia sama seperti memakai wangi yang dia gunakan walaupun wanginya tidak setajam wangi Kak Ganyu, tapi aku senang melihat dia. Bahkan, dia sama seperti Ganyu lakukan, yah mengerjakkan tugas walaupun Kakak tidak ada di kantornya, selain itu misterinya dia..... menawan yang tajam hingga misteri, itulah yang membuatku curiga
"ooh, Panji... Hmmm, anak ini.... dia memberanikan menulis biografi tentangku dari penampilannya",ujar Keqing yang senang melihatnya
Menjelang sore, dimana Panji pulang dari temannya karena, habis bermain di rumahnya, Panji membuka pintu dan melihat Ganyu dan Keqing sedang duduk di atas kursi makan bahkan, Ganyu mengajak Panji untuk makan bersama saat menjelang sore tiba. Dengan mengajak dia, Panji tampak kebingungan melihat rauk muka mereka berdua, sambil melihat tatapannya membuat Panji kebingungan dan berkata,"aaah, Kakak Ganyu.... tidak apa-apa kan?",ucapnya
"Hmmm, Kakak senang mendengar cerita dari bukumu Panji",ujar Ganyu yang telah membaca buku hairan Panji
"oh, jadi Kakak.... tau..... semuanya?",ujar Panji yang malu-malu ketahuan olehnya
"tidak apa-apa, Panji",ucap Keqing sambil menatap Panji yang kebingungan dan sulit untuk mengeluarkan kata apa-apa
"itu..... Kakak.....",ucapnya
Ganyu mencoba mendekatnya lagi dan berada disampingnya untuk saling mendekat sambil menatapnya membuat Panji terkejut sambil berkata,"Kakak..... ini..... mata yang indah sama seperti yang aku katakana didalam buku harianku",jawab Panji didalam hati sambil melihat rauk mukanya tersenyum sambil menatapnya lagi, Keqing hanya melihat mereka yang asyik saling bertatapan yang lama.
***