webnovel

Chapter 09 : Sepasang Saudara Yang Aneh

Setelah tiba di kota Mondstadt, hal pertama yang dilakukan oleh Dèndro adalah pergi menuju ke Adventure Guild, untuk mengambil hadiah dari komisi mereka hari ini.

Di sana, Dèndro pun sedikit berbincang dengan Katherine tentang beberapa wilayah lain yang ada di Teyvat ini, di mana menurut wanita itu, sepertinya pilihan terbaik untuk saat ini adalah pergi menuju ke Liyue, karena di beberapa wilayah yang lainnya, yang agak dekat dengan wilayah ini, sedang terjadi masalah.

Seperti, peperangan di antara Shogun dengan para warga Watatsumi yang sedang terjadi di wilayah Inazuma, terus ada juga permasalahan perang saudara yang sama di wilayah Fontaine.

Jadi, selain wilayah Sumeru, yang pastinya tidak akan dikunjungi oleh Dèndro dalam waktu dekat, mengingat Collei yang tampaknya masih belum ingin pergi ke sana, serta Natlan dan Snezhnaya yang terlalu jauh dari sini, satu-satunya pilihannya saat ini adalah pergi menuju ke wilayah Liyue.

Hanya saja, masih sama seperti sebelumnya, Dèndro masih bingung tentang Collei, mengenai apakah dia perlu terus bersamanya, atau tidak.

Karena, mengingat Dèndro sudah tidak memiliki urusan apapun lagi dengan gadis tersebut, tapi meninggalkannya begitu saja tidak akan bisa dilakukan oleh dirinya.

Dan, karena dia masih belum bisa memutuskan hal tersebut, pada akhirnya Dèndro memutuskan untuk tetap tinggal di sana, hingga festival Ludi Harpastum selesai.

Lagi pula, festival ini akan dimulai dalam tiga hari lagi, dan akan diadakan selama lima belas hari, dari apa yang di dapatkan oleh Dèndro dari Eula.

"Untuk sekarang, bagaimana jika kita makan terlebih dahulu?" Dèndro memutuskan untuk menawarkan hal tersebut, ketika mereka berjalan pergi dari Adventure Guild, yang gadis itu setujui dengan mudah.

Mereka berdua kemudian mulai berjalan menuju ke restoran Good Hunter, di mana ketika sampai di sana, kedua orang itu segera di sambut oleh pemandangan yang cukup unik. Karena, tidak biasanya mereka melihat sebuah ledakan yang cukup besar di dekat alun-alun dari kota ini...

...

*BOOOM!*

"Lihat! Bagaimana ledakan yang barusan, kakak!? Itu keren, bukan!? Ya, kan!?" Seorang gadis kecil terlihat mengatakan hal tersebut dengan penuh kegembiraan, kepada seorang remaja laki-laki yang usianya tampak tidak lebih dari dua puluh tahun.

Remaja tersebut hanya membalasnya dengan anggukkan ringan saja, sebelum dia berkata; "Kalau begitu, mari kita pergi menemui Cat Knight itu. Kakak ada beberapa urusan dengannya."

"Tapi janji, setelah itu, kakak akan bermain dengan Klee?" Meskipun terdengar seperti sebuah pertanyaan, tapi sebenarnya hal itu lebih terasa seperti sebuah pemaksaan, hanya dari nada suaranya saja.

Remaja laki-laki yang sepertinya adalah kakak dari gadis kecil itu, dia hanya membalasnya dengan anggukkan ringan saja, sebelum mereka berdua pergi dari sana, meninggalkan kerumunan orang yang hanya bisa menonton mereka dari kejauhan.

"Siapa itu?" Dèndro memutuskan untuk bertanya kepada orang acak yang ada di dekatnya, setelah kedua orang tadi berjalan menjauh dari tempat itu, dengan Collei pun mulai ikut mendengarkan juga, karena dia pun cukup penasaran dengan hal tersebut.

Lagi pula, sejak mereka tinggal di kota ini, kejadian semacam itu bisa di bilang, tidak pernah terjadi sama sekali.

Oleh karena itu, melihat hal yang tidak biasa seperti ini, apalagi keduanya tidak mendapatkan teguran apapun dari Knight of Favonius, membuat mereka berdua semakin penasaran dengan identitas dari keduanya.

Dimana, hal itu hanya menimbulkan senyum kecut saja dari orang acak yang ditanyai olehnya, sebelum orang acak ini mulai menjelaskannya.

"Remaja laki-laki itu adalah Arthur Moriarty, seorang Wanderer Knight yang sedang tinggal di puncak dari Dragonspine. Sementara gadis kecil yang bersama dengannya adalah Klee, putri dari Alice, Adventure paling terkemuka di Teyvat."

"Jika kalian bingung tentang kenapa tidak ada Knight of Favonius yang menegur mereka, itu karena Arthur adalah seseorang yang begitu dihormati oleh Grand Master Varka, sampai-sampai banyak rumor yang mengatakan, kalau orang ini selalu saja di minta oleh Grand Master Varka untuk bergabung ke dalam jajaran Knight of Favonius, tapi dia selalu saja menolaknya."

"Kenapa?"

"Entahlah, aku tidak begitu tahu. Tapi menurut rumor yang beredar sih, itu karena dia tidak pernah ingin terikat dengan negara mana pun, hanya karena dia yang katanya sih masih ingin terus melanjutkan petualangannya."

Meskipun masih ingin bertanya lebih jauh lagi, tapi karena orang tersebut memiliki urusan yang cukup mendesak, jadi Dèndro memutuskan untuk tidak melanjutkannya dan malah lanjut memesan makanan di restoran Good Hunter.

Pada saat kedua orang itu sedang menikmati makan siang mereka, seperti biasanya, mereka segera di sambut oleh kedatangan dari seseorang, yang akan selalu muncul, setiap kali mereka sedang makan siang.

"Halo! Dèndro! Collei! Apa aku boleh duduk bersama dengan kalian?"

Melihat gadis dengan pakaiannya yang di dominasi oleh warna merah ini, menyapa mereka, Dèndro hanya menjawabnya dengan anggukkan ringan saja, yang di ikuti oleh Collei.

Tentu saja, meskipun memang agak merasa canggung dengan hal tersebut, tapi gadis itu masih tetap duduk di sana.

"Apa yang kamu inginkan, Amber? Ku kira, kamu sudah puas dengan informasi yang kemarin. Apa orang-orang dari Knight of Favonius itu masih belum puas juga?"

"E-ehh!? Y-ya..." Amber tidak tahu harus membalasnya seperti apa, karena hal tersebut memanglah sebuah kebenaran.

Lagi pula, dirinya sudah di beri tugas oleh Nona Frederica untuk mencari informasi dari dua pelancong yang tampak mencurigakan.

Hanya saja, hal itu berakhir kemarin, tepat setelah Eula menyapa keduanya, yang membuat segalanya menjadi sangat berantakan, apalagi di tambah dengan Dèndro yang nyatanya sudah menyadari hal itu dari awal, menambah segalanya ke arah yang jauh lebih buruk lagi.

Mungkin, itu juga salah satu alasan utama, dari kenapa Dèndro ingin segera pergi dari wilayah tersebut, hanya karena dirinya merasa kurang nyaman dengan hal tersebut.

"Ti-tidak, kok! Kali ini, aku hanya datang untuk meminta maaf saja tentang kejadian yang sebelumnya. Karena, aku merasa tidak enak sama sekali dengan kalian."

"Terserah kamu saja. Tapi ingat, jangan mengganggu seperti kemarin. Mengerti?"

Meskipun dia memang selalu terlihat energik dan begitu positif, tapi Dèndro sebenarnya memiliki sifat dingin dan penuh perhitungan, seperti yang kebanyakan saudaranya miliki, di mana hal itu sering kali tertutupi oleh suasana nyaman yang terus menyebar di sekitarnya.

Akan tetapi, mungkin karena gadis Amber ini kemarin memang sudah melampaui batas wajar yang bisa di terima oleh Dèndro, jadi dia mulai agak menyimpan sedikit rasa tidak suka kepadanya, yang membuatnya mengatakan hal tersebut.

Amber sendiri hanya bisa tersenyum kecut saja, karena dia memang menyadari, kalau hal tersebut memang sudah sangat keterlaluan sekali, sampai-sampai dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak protes kepada Nona Frederica, karena dia menyuruh dirinya untuk melakukan hal tersebut.

Namun, karena posisi dari orang itu jauh lebih tinggi dari dirinya, jadi Amber hanya bisa menahan rasa frustasinya saja sendiri, sebab keluhannya malah akan membuat posisi divisi yang sedang di pegangnya menjadi semakin buruk.

Apalagi, mengingat keberadaan dari kakeknya masih belum diketahui hingga saat ini, membuatnya menjadi semakin sulit untuk melakukan keluhan tersebut.

Di sisi lain, Collei yang melihat seluruh hal itu, dia hanya diam saja, tanpa mengatakan hal apapun, kecuali menatap gadis Amber itu dengan tatapan tidak senang saja, karena dia lagi-lagi kembali mengganggu waktu makannya bersama dengan Dèndero.

Namun, seperti biasanya, Collei tidak mengungkapkan ketidaksenangannya itu, di mana gadis ini hanya terus memakan makanannya saja dalam diam.

Dimana, hal itu pun berlaku untuk dua orang yang lainnya, hingga mereka bertiga selesai makan dan berpisah.